JAP 03

21.7K 1.4K 25
                                    

Pria dan wanita blonde itu tampak syok saat mendengar pertanyaan dari Joana. Mereka berdua saling melemparkan tatapan, sebelum menatap Joana dalam.

"Sayang, kamu lagi becanda 'kan? Kalo becanda jangan kaya gini, nggak lucu," kata wanita blonde itu dengan lembut, namun terlihat ketakutan.

"Apa yang Mommy kamu bilang bener, sayang. Jangan bercanda," timpal pria berambut hitam itu dengan kekehan pelan yang membuatnya mempesona.

Joana pun menatap mereka berdua secara bergantian, "Tapi gu-aku lagi nggak belcanda, aku ndak kenal sama kalian. Aku juga nggak tau nama aku."

Deg!

Mata wanita blonde itu pun mulai berkaca-kaca setelah mendengar ucapan Joana. Ia menatap kearah pria yang berjongkok tepat di sampingnya.

"Zares."

Deg!

Tubuh Joana membeku saat mendengar wanita blonde itu memanggil pria yang ada di sampingnya dengan nama yang sangat Joana ingat dan benci, Zares.

"Nggak mungkin," gumam Joana pelan. Ia pun menatap wajah pria dan wanita blonde yang ada di hadapannya dengan dalam, dan benar, itu adalah mereka.

Zares Prince Avellino, tokoh protagonis pria di dalam novel 'The Love' yang di kenal sangat bego karena meninggalkan pacarnya dan memilih gadis lain.

Lalu ada Cassandra Queen Abellona, tokoh protagonis wanita di dalam novel 'The Love' yang di kenal menye-menye karena sering menangis saat ada Zares.

Dua tokoh novel yang sangat Joana benci, sekarang berjongkok tepat di hadapannya dengan wajah khawatir dan cemas saat melihat kondisinya.

"Shit...kenapa meleka ada disini?" lirih Joana dengan sedikit kesal. Ia kemudian melangkah mundur untuk menjauh dari jangkauan Zares dan Cassandra.

Cassandra yang melihat sikap Joana berubah pun semakin merawa khawatir, dan Zares pun paham akan tatapan Cassandra kepada Joana dan dirinya.

"Kita bawa ke rumah sakit," kata Zares dengan tegas. Ia lalu mendekap tubuh mungil Joana dan menggendongnya ala koala tanpa seizin dari Joana.

Joana yang digendong oleh Zares secara tiba-tiba pun terkejut bukan main. Ia berusaha untuk lepas dari dekapan Zares, namun tenaganya jauh berbeda.

"Yak! Lepasin aku, Om! Om mau bawa aku kemana, Om? Om, lepasin!" teriak Joana dengan sangat keras, ia terus memberontak dalam dekapan Zares.

Namun, Zares mengabaikan teriakan Joana. Ia terus berlari menuruni anak tangga dengan Cassandra yang tampak mengikutinya di belakang dengan cemas.

***

Sesampainya di halaman mansion, Zares segera menyuruh salah satu bodyguard untuk menyiapkan mobil. Setelah mobil siap, Zares pun masuk ke dalam mobil.

"Kamu duduk di belakang sama Zassia! Biar aku duduk di depan sama sopir," pinta Zares yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Cassandra.

Cassandra pun duduk di bangku tengah bersama Joana. Sedangkan Zares duduk di bangku depan bersama sopir pribadi mereka. "Ke rumah sakit Abellona!"

"Baik, Tuan." Sopir pribadi Zares pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit Abellona yang jaraknya tidak jauh.

Di sepanjang perjalanan, Cassandra terus menenangkan Joana agar anak itu tidak memberontak. Namun, Joana yang keras kepala pun tidak menghiraukannya.

"Pak! Belhenti, Pak! Aku mau tulun, Pak! Belhenti!" teriak Joana kepada sopir pribadi Zares. Ia benar-benar tidak bisa jika harus berada diantara mereka.

"Sayang, stop! Nanti kalo kita nabrak gimana!" seru Cassandra sambil menahan tangan Joana yang ingin menggapai tubuh sopir pribadi Zares.

"Ya nggak gimana-gimana, namanya juga takdil," jawab Joana dengan ketus. Cassandra pun tampak melongo saat mendengar jawaban Joana yang aneh.

"Ekhm...kalo semisal kita nabrak terus kita semua nggak ada yang selamat, kamu mau tanggung jawab?" timpal Zares dengan nada datar.

"Ya kalo bisa, semisal kita semua nggak ada yang selamat, otomatis aku juga nggak selamat, dong? Masa gitu aja pake nanya, logika dipake!"

Jleb!

"Pak, tancap gas, Pak! Kalo kelamaan saraf otak anak saya bisa fatal, Pak!" seru Cassandra dengan panik setelah melihat perubahan drastis putrinya.

Berbeda dengan Cassandra yang panik, Zares justru terdiam di kursinya dengan isi kepala yang kosong. Ia benar-benar merasa tertampar dengan ucapan Joana.

.

.

Bersambung...

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang