JAP 06

17.9K 1K 7
                                    

Plak!

Cassie menampar wajah Zares dengan sangat kencang. Ia terlihat marah saat Zares kembali datang kepadanya dan mengatakan jika Zassia hilang.

"Kamu gila, ya? Ini udah yang keberapa kali kamu kehilangan Zassia, ha? Belum cukup Zassia masuk rumah sakit karena gengsi kamu, ha? Jawab!" bentak Cassie.

"Ma-maaf," balas Zares dengan kepala yang menunduk ke bawah. Jujur, ia tidak berani melihat wajah Cassie yang sedang marah karena itu sangat menyeramkan.

"Maaf kamu bilang? Kali ini kalo terjadi sesuatu sama Zassia, aku nggak akan segan-segan buat hukum kamu! Liat aja nanti!" ancam Cassie dengan tegas.

Ia pun kemudian berlari pergi dari sana untuk mencari Zassia, meninggalkan Zares yang tampak termenung di depan sebuah ruang rawat dengan nomor 205.

"Hahh...salah aja terus," ujar Zares yang kemudian berlari menyusul Cassie. Masa bodoh dengan ancaman Cassie, yang penting sekarang adalah Zassia.

Cassie dan Zares pun berlari dengan tergesa-gesa menyusuri setiap sudut koridor rumah sakit, berharap bisa menemukan keberadaan Zassia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cassie dan Zares pun berlari dengan tergesa-gesa menyusuri setiap sudut koridor rumah sakit, berharap bisa menemukan keberadaan Zassia.

"Permisi, apa anda melihat anak kecil berusia 5 tahun? Rambutnya panjang berwarna hitam, tingginya kira-kira segini, apa anda melihatnya?"

"Tidak."

"Permisi, apa anda melihat ada anak kecil berusia 5 tahun lewat sini? Dia perempuan, rambutnya panjang warna hitam. Tingginya kira-kira segini."

"Maaf, Kak. Kita nggak liat."

Cassie pun terus saja menanyakan tentang Zassia kepada perawat dan pasien yang dilewatinya. Tidak ada kata lelah bagi Cassie untuk mencari Zassia.

Namun, sudah sepuluh menit Cassie mencari, Zassia belum juga ditemukan. Cassie pun merasa khawatir, ia akhirnya terduduk di kursi tunggu dan menangis.

"Zassia...kamu sebenernya ada dimana, sih, Nak? Mommy khawatir sama kamu. Mommy takut kamu kenapa-napa," ujar Cassie sembari menyeka air matanya.

"Udah, kamu tenang, ya? Aku janji bakal nemuin Zassia secepatnya, okey?" kata Zares sambil mengelus punggung Cassie dengan pelan dan penuh perhatian.

Namun, Cassie malah menepis tangan Zares dan menatap Zares tajam. "Tenang kamu bilang? Ibu mana yang bisa tenang disaat anaknya ilang, Zares! Nggak ada!"

"Kamu tau? Aku-" Belum selesai Cassie berkata, dua orang suster tiba-tiba saja lewat di depan mereka sambil bercerita sesuatu yang menarik perhatian Cassie.

"Iya, kasihan banget dia. Mana masih kecil lagi, gue aja yang udah punya anak masih sering takut kalo disuruh cek ke ruang mayat sendirian."

"Iya, ihh. Gue jadi kasihan sama dia, mana sampe pingsan lagi. Mungkin dia syok banget kali, ya? Waktu tau itu ruang mayat bukan ruang rawat."

Sayup-sayup, Cassie mendengar obrolan dari kedua suster itu. Entah kenapa saat Cassie mendengar cerita kedua suster itu, hati Cassie ikut berdebar kencang.

Karena rasa penasaran yang tinggi, Cassie pun akhirnya berlari menyusul kedua suster itu, meninggalkan Zares yang lagi-lagi hanya bisa terdiam.

"Sebenernya gue itu salah apa, sih? Padahal 'kan gue juga nggak mau kalo Zassia sampe hilang," batin Zares.

***

Di tempat lain yang penuh akan bunga beraneka jenis dan warna. Terlihat ada seorang gadis dengan dress berwarna putih yang baru saja membuka matanya.

"Ughh...silau," ujar gadis itu sambil mengangkat sebelah tangannya untuk menutupi sinar matahari yang langsung masuk ke dalam rentina mata miliknya.

Dari kejauhan, terlihat ada seorang anak kecil sedang berlari mendekati gadis itu. Anak kecil itu tampak tersenyum cerah sambil membawa beberapa buah bunga.

 Anak kecil itu tampak tersenyum cerah sambil membawa beberapa buah bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Kak!" sapa anak kecil itu dengan senyum manisnya. Ia berjongkok tepat di sebelah gadis itu yang tampak melongo melihat penampilannya yang imut.

"Em...ini, aku bawa bunga buat Kakak. Aku metik sendili, lohh..." ucap anak kecil itu dengan bangga. Gadis itu pun berniat untuk mengambil bunga milik anak itu.

Namun, anak itu tiba-tiba saja menarik kembali bunganya dan menggelengkan kepalanya pelan. "Kakak ndak boleh ambil semua bunganya, ini punya aku."

.

.

Bersambung...

Aku kok tiba-tiba kepikiran mau buat si Zassia punya 2 kepribadian, ya? Yang satu bar-bar, yang satu lagi lucu. Tapi, aku kurang bisa kalo bikin bocil lucu...

Ini baru opini ya, belum tentu terjadi dalam cerita. So...nikmatin dulu, ya.

Jadi Anak ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang