twenty nine

62 11 0
                                    

Chapter twenty nine; Ngerayain ultah Chakra.

Gue, Andra, nyokap, dan kakek, sudah merencakan sesuatu untuk merayakan ultah Chakra tanpa sepengetahuan dia. Awalnya gue bingung mau ngadoin Chakra apaan, soalnya dengan uang yang dia punya, dia udah bisa beli apapun yang dia mau. Gue meminta nasihat Andra, dan jawaban Andra bikin gue geleng-geleng. Ya masa ngasih dia anak katanya ?! 

"Yang kak Chakra belum punya kan anak, kak." Kata dia dengan polosnya. Gue menepok jidat berkali-kali. Ga ada gunanya gue nanya sama Andra. 

Gue beralih bertanya dengan Hemi karena dia paling ngerti nih masalah ginian. Hemi merekomendasikan gelang couple atau cincin couple, kata dia lagi trend dikalangan orang pacaran. Maklum, ya. Kan gue lama jomblo, jadi gue ga tau kalo punya barang couple jaman sekarang masih jadi trend

Gue mulai mencari beberapa aksesoris couple di internet. Ada yang menarik hati gue, tapi harganya bikin asam lambung gue naik. Sekalinya ada yang lucu dan harga pas di kantong, udah abis. Nasip bener. Mana gue butuh cepet soalnya ultah Chakra dua hari lagi. Gue kembali mencari di situs lain dan menemukan cincin simpel berwarna silver dengan list gold di bagian pinggirnya. 

"Kalo cincin couple begini tiga juta kayanya masih worth it lah, ya." Gue mengecek tabungan gue dan tersenyum puas. Setelah mencari produk yang gue mau, gue kemudian mencari lokasi toko aksesoris tersebut dan akan pergi besok. 

Kakek dan Andra sibuk membeli peralatan ultah diam-diam untuk mereka hias di rumah. Nyokap gue sibuk membeli bahan-bahan untuk bikin kue ultah. Gue niatnya pengen bikin drama di hari ultah Chakra, tapi kayanya kekanakkan banget untuk gue yang udah tua begini. 

"Nak." Nyokap gue masuk ke kamar membawa botol kecil berwarna hitam. "Mama salah nih beli pewarna black forest. Yang mama beli malah perisa coklat."

"Ya udah, besok sekalian aku beli kado buat Chakra, aku mampir ke toko kue, deh."

"Oke, makasih sayang. Mama sekalian nitip gula halus, ya. Kayanya kurang deh mama belinya."

"Oke, ma." Nyokap gue menutup pintu kamar dan melangkah menuju kamarnya. 

"Semuanya udah kelar, jadi sekarang gue tidur dulu aja." Gue menaruh hp di samping bantal, dan mengambilnya lagi. "Lupa ngucapin met malem ke ayang. Chat dulu, ah."

Ngomongnya doang ayang-ayangan, tapi di chat sama ketemuan tetep gue-lo, sih. 



-



Gue pergi sendiri menuju lokasi toko aksesoris yang gue lihat tadi malam. Gue ngabarin Chakra kalo gue pergi ke rumah sepupu untuk main ke sana. Dan dia percaya aja, tuh. Semoga aja deh ga ketemu sama Chakra tiba-tiba di jalan. Kan ga lucu kalo gue ketauan boong, apalagi kalo ketauannya karena gue pergi beliin dia kado. 

Sampai di toko gue mengobrol dengan salah satu staf dan menunjukkan gambar yang gue simpan di hp. Staf tersebut kemudian mengeluarkan cincin couple itu dan menunjukkannya ke gue. Gue tersenyum dan mengangguk. 

"Oke, saya jadi ambil yang ini ya, kak." Ucap gue pada staf tersebut. Gue mengeluarkan kartu dari tas dan membayarnya. 

"Couple ring buat pacarnya ya, kak ?" Tanya dia basa-basi.

"Iya, nih." Ucap gue cengengesan. 

"Langgeng ya kak sama pacarnya." 

Gue cuma senyum-senyum aja. Yang gue tau, selera Chakra sama dengan gue. Kebetulan gue kadang liat Chakra pake aksesoris kaya gelang sama cincin simpel di tangan kanannya. Ya tapi punya dia meskipun simpel, harganya selangit. Semoga aja kulit dia ga alergian pake cincin murah beginian. 

Hubby Selector • PCY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang