bab 4

452 35 4
                                    

"hallo sayang, mau kemana?"
"Saya ingin menemui pak yoongi"
"Kau mah gitu pak yoongi diapelin Mulu aku dianggurin emangnya lebih menarik pak yoongi daripada aku yang jelas lebih muda ini?"
"Tentu saja" heeseung terkesiap mendengar jawaban singkat, padat, dan nyelekit itu tapi kemudian heeseung tersenyum lembut "kau sudah mulai persiapan lomba ya?aku ditinggal lagi nih?kau masih sempet jadi guru private kan?"
"Jangan capek-capek ntar kalau pak yoongi bikin frustasi sebab banyak ngerjain soal bilang ke aku"
"Kenapa harus bilang?"
"Nanti ku adukan pak yoongi ke Komnas HAM atas eksploitasi anak dibawah umur"
"Itu tunduhan yg tak masuk akal"
Heeseung hanya nyengir kuda mana tau dia soal hukum begitu
"Ayo ke taman setelah kau selesai, aku dengar di taman sedang ada bazar bunga"
"Anda ada jadwal les sama saya tuan jadi tidak ada main untuk hari ini sebentar lagi anda akan mengadakan ulangan harian saya harap anda fokus!"
Yang diberi peringatan justru tersenyum
"iya sayang aku selalu fokus kok kalau menyangkut tentang kau, nanti kalau aku sudah punya kerjaan sendiri tapi kalau kau tetep kekeuh mau aku serius fokus dengan mu juga gak apa aku tinggal minta sama ayah" buru buru pemuda yang sedari tadi diajak bicara menggeleng "saya harus pergi mohon nanti untuk datang tepat waktu" heeseung sedikit sedih saat punggung pemuda tersebut mulai menjauh dari jangkauannya, begitu jauh, begitu rapuh, seandainya heeseung bisa sedikit saja mengambil celah, sudah 4 bulan ia mencoba mendobrak tembok tak kasat mata yang dengan sengaja dibangun oleh pemuda yang dicintainya, ia ingin merengkuhnya namun belum sempat jemari tersebut menyentuh sudah terhempas oleh jeruji yang sengaja dipasang agar tidak ada yang dapat melewatinya, rasanya masih sama masih seperti 4 bulan yang lalu

Seperti biasa heeseung pulang sekolah dengan ceria tentu saja ceria karena besok adalah hari yang sangat berharga dalam setahun ia hidup, benar besok adalah tanggal merah ia tak ingat memperingati hari apa yang terpenting warnanya merah dalam pikirannya yang sedalam gayung mandi sekolahan itu ia sudah merencanakan untuk tidur di kamar yang super duper nyaman nya itu namun apalah mau dikata angan indah patah sebab sang ayah yang datang " hei jagoan, kamu besok ikut ayah ya"
"Ayaaah bukankah besok hari libur, ada acara apa memangnya harusnya hari libur ayah manfaatkan untuk bermesraan bersama ibun heeseung tak akan mengganggu kok?" Ayahnya tentu terkekeh mendengar pemikiran anak bujangnya "benar, namun besok kan hari anak nasional jadi kantor ayah mengadakan amal di salah satu panti asuhan bukankah menyenangkan akan bertemu banyak anak-anak hebat nantinya?"
"Heeseung ingin ayah sungguh namun sepertinya heeseung akan lembur untuk mengerjakan tugas yang baru saja diberikan oleh pak jimin" tentu saja heeseung mencoba mencari alasan, mana mau dia merelakan hari libur yang sangat jarang terjadi itu "nah justru kamu bisa belajar di sana, ayah dengar ada seorang siswa yang pernah memenangkan lomba fisika, kau tau kan hee itu artinya ia sangat pintar kau bisa meminta tolong kepadanya supaya ibun  tak terus terusan memberimu kata kata yang penuh dengan cinta itu"

disinilah heeseung sekarang sedang melihat banyak nya anak-anak yang sedang asyik bermain "hee, perkenalkan ini adalah bunda beliau adalah ibu dari semua anak-anak hebat di sini"
"Heeseung bunda"
"Aduh anaknya pak Lee ini ganteng sekali, mana tinggi seperti aktor saja" heeseung dan ayahnya tentu saja tertawa mendengar perkataan dari bunda "bunda, apakah saya boleh izin untuk ke perpustakaan kota?"
"Oh jake!sini mari berkenalan dengan pak Lee dan juga anaknya" yang dipanggil jake kemudian mendekat dan memberikan salam serta memperkenalkan diri "gak sakit kah?" Jake bingung untuk memproses kata tanya yang baru saja terlontar dari bibir pemuda yang ia perkirakan seusianya "bukannya baru jatuh dari surga?" Terdengar tawa dari ayah dan bunda yang menganggap kata kata heeseung barusan adalah candaan "nah heeseung, ini dia yang ayah bilang semalam, jake mau tidak kalau om minta untuk membantu heeseung mengerjakan tugasnya, heeseung ini adalah salah satu anak favorit gurunya kalau kata pak jimin dia dan warna merah adalah satu kesatuan karena semua ulangannya dibawah nilai pusing om sudah cari guru sana sini gak ada yang berhasil siapa tau jika yang mengajarkan teman yang seusia heeseung jadi lebih mudah memahami" ah jake paham, pria yang dari tadi berbicara panjang lebar ini adalah donatur dari panti asuhannya, ia meminta jake membantu keturunannya dalam bidang akademik sebagai balas jasa dari uang yang secara cuma cuma digelontorkan selama ini maka tanpa pikir panjang jake mengangguk setuju, heeseung tentu saja senang luar biasa ia akan diajarkan oleh seorang pemuda yang sangat indah dengan rambut lembut yang heeseung penasaran bagaimana rasanya, hidungnya yang mancung, kulit putih bersihnya dan jangan lupakan bibir seksinya yang menambah kesan tak tersentuh ia tak begitu ambil tau apa saja yang dibicarakan oleh pemuda ini tentang megantropus atau paus apalah itu memusingkan ia justru lebih memilih memandang keindahan setiap jengkal dari seluruh bagian diri pemuda bernama lengkap sim jake ini "kau mau jadi pacarku?" Jake yang tengah menerangkan tentu saja terkejut bukan main saat dihadapkan dengan pertanyaan yang tidak masuk akal "kau indah, aku suka" jake rasa heeseung sudah mulai agak gila perkara materi yang sedang mereka bahas "saya rasa anda butuh istirahat tuan"
"Hey apa apan tuan?kita ini sebaya satu usia panggil aja heeseung atau kalau mau sayang, baby, honey, ayah boleh kalau buat kamu cantik" jake bergidik apa apan pemuda tiang bendera ini mengapa tiba tiba seperti orang yang biasa ia temui kalau ia tak sengaja lewat di area konstruksi, sungguh tak habis pikir padahal ia tak nampak seperti kalangan mereka namun ternyata lebih parah "hah, tuan mohon kerja sama nya saya tak ingin mengecewakan tuan Lee"
"Kalau begitu menikah lah dengan ku dan kasih ayah cucu, aku yakin ayah gak bakal kecewa" baiklah jake rasa pria bernama heeseung ini sudah benar benar gila jadi ia memilih menutup bukunya dan pergi dari sana "hey hey mau ke mana?maaf maaf aku cuma terpesona aja cakep banget, indah kalau kau belum mau jadi pacar gimana kalau jalan jalan?hitung hitung sebagai apresiasi karna aku mau belajar tentang paus dan teman temannya"
"Megantropus tuan"
"Ya apalah itu namanya, ya ya?aku janji gak bakal macem macem atau gak ayo ajak aku keliling panti asuhan bunda bilang ada taman bunga di sini"

Disinilah keduanya berjalan-jalan melihat keadaan panti asuhan tempat dimana jake tinggal, di sini sangat asri banyak sekali tumbuh-tumbuhan heeseung rasa penghuninya suka berkebun karena selain bunga ada juga sayuran yang heeseung kira akan mereka makan atau jual?entahlah heeseung tak terlalu peduli ia juga bermusuhan dengan yang hijau-hijau daripada hijau mending merah sih kalau katanya selain daging tentu saja uang berwarna merah lebih menggoda tapi yang paling menggoda bagi heeseung saat ini adalah bibir Semerah Cherry milik jake, sial apakah sudah ada yang pernah mencicipinya?bagaimana rasanya? tunggu apa orang yang tadi diajaknya berpacaran sudah punya kekasih?ia ingin bertanya namun suara ayahnya yang meminta ia untuk segera pulang menahannya "jake, aku rasa kita bakal sering ketemu kau harus inget nama ku heeseung panggil aku dengan nama itu ya dan terima kasih atas tour singkat yang menyenangkan lain kali aku yang bakal ngasih tour" dan dengan perkataannya yang memudar tertelan angin jake dibawa masuk ke dalam dunia seorang Lee heeseung, ia diminta secara permanen menjadi guru private heeseung tentu saja dengan bayaran yang sepadan dan demi memudahkan pekerjaannya ia dipindahkan satu sekolah dengan heeseung sayangnya mereka tidak bisa satu kelas sebab jake sudah berada di kelas IPA saat di sekolah lamanya pun dia pernah memenangkan lomba fisika jadi agak melenceng kalau tiba tiba masuk IPS kata gurunya dari yang belajar Fahrenheit tiba tiba belajar manusia purba kan tidak nyambung dengan itu ayah heeseung pun setuju dan beginilah jadinya heeseung yang masih setia mengganggunya dan jake yang masih setia dengan tembok berjerujinya.

To be continued

Oke semuanya udah perkenalkannya yaa see you next time eh atau double update aja ya?

Manis Manisnya SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang