Bab 30 - Curse of Poisonous Giant Maggot

23 4 0
                                    

Enjoy reading, jangan lupa jejak ya •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀

***

"Hah, hah, hah, hah" suara terengah-engah keluar dari seorang pria yang sedang berlari sembari menggendong temannya.

Sepanjang perjalanan pikirannya tidak bisa fokus, dia menggeretakkan giginya. "Kalian harus kembali, dan menyusulku!"

Sebuah dinding tipis transparan melewati tubuhnya, lantas ia berlari menuju lingkaran sihir yang bercahaya di pojok ruangan. Perlahan tubuhnya menghilang menjadi bulir cahaya.

Setibanya di tujuan sihir teleportasi itu, kedua penjaga yang menjaga gerbang Gua Xie, melihat Marx menggendong seorang pria lalu mendekat. "Tuan, apa yang terjadi?" Tanyanya sembari membantu Marx menurunkan Jack dan ikut membopongnya.

"Tidak ada waktu menjelaskan!, aku harus segera kembali ke guild dan meminta bantuan!" Jelas Marx yang berjalan mendekat pintu gerbang.

"Gunakan scroll teleportasi ini tuan Marx. Ini akan membawamu langsung ke depan gerbang kota" jelas salah satu penjaga yang memberi gulungan kertas ke Marx. Tanpa menunggu, Marx langsung membuka gulungan itu, dan disampingnya ada Jack yang sedang di gendong oleh penjaga lainnya. Mereka bertiga dalam sekejap berubah menjadi bulir-bulir cahaya meninggalkan penjaga yang tersisa sendirian.

***

Sementara itu, Joni berjalan mendekat ke segel batu yang tersisa. Dia sudah berhasil mendapatkan elemen air yang dicarinya dari berkeliling mencari jiwa.

"Apa kau siap bebas?" Tanya Joni, disambut oleh kodok dengan sangat antusias.

"Ho ho, kau bertanya suatu hal yang pasti. Sudah jelas aku sangaaaat siap, hahaha" kodok tertawa lepas lalu salto belakang menceburkan diri di kolam.

Melihat kodok itu sangat antusias, Joni melangkah lebih dekat ke batu dengan warna biru. Seketika rune pada batu menyala, Joni merasakan rasa sakit sama seperti sebelumnya.

*Ding

<Skill Water Ball Terhapus>

Setelah notif sistem muncul, batu di depan Joni retak. Rantai menjuntai yang tersisa terlepas dari batu dan berubah menjadi serpihan cahaya dan merambat menuju ke arah kolam kodok berada. Di sekitar kolam nampak udara nyaris transparan terlihat retak lalu terpecah layaknya sebuah kaca yang pecah.

*Boom

Hempasan udara kuat menyebar, menghempas Joni hingga termundur ke belakang. Ia terbelalak kaget, "apa yang barusan itu?!".

"Hehe, itu adalah tekanan dari kekuatanku yang sempat terkurung lama. Jadi wajar jika meledak ketika segelnya pecah" jelas kodok yang berjalan keluar dari kolam mendekati Joni.

Joni yang melihatnya sedikit waspada dan mundur selangkah.

"Hei, kau tidak perlu takut. Kan aku sudah bilang ingin pergi bersamamu keluar dan membantumu." Terang kodok itu, dan perlahan Joni mengendurkan pertahanannya.

Lalu, "HUWAA!!" Kodok melompat ke Joni, membuatnya terkejut hingga melompat ke belakang.

"Sial, apa yang kau lakukan hah?!" Marah Joni nyaris menebas kodok di depannya menjadi 2 bagian.

"Hehe, bercanda, bercandya." Kodok itu tertawa lepas karena berhasil membuat Joni kaget.

"Hah... Ngomong-ngomong, aku harus memanggilmu apa, aku tidak mungkin terus-menerus memanggilmu kodok. Apa kau punya nama?"

"Aku tidak punya nama, kau bebas mau memanggilku apa saja" kodok itu memanjat tubuh Joni dan duduk di punggungnya.

"Hmm, kalau begitu bagaimana jika Dogil." Saran Joni.

Apa Salahnya Menjadi Semut?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang