Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca, setidaknya vote yaa :D
Enjoy reading... :)
****
Sebelum Joni menuju desa ogre.
"Tunggu sebentar, aku ingin meminta bantuanmu. Tolonglah desa kami."
Perkataan mendadak dari Vern 1, membuat dua ogre lainnya dan juga Joni termangu.
"Bantuan macam apa?" tanyanya.
"Jadi..." Vern 1 menjelaskan detailnya kepada Joni.
Vern 1 mengatakan jika desanya sekarang berada di ambang kehancuran. Stok makanan sudah sangat menipis, karena kurangnya ogre yang mampu untuk mencari makanan. Sedangkan mereka berada di lapisan bawah gua di mana makhluk yang tinggal disini memiliki tingkat kekuatan di atas mereka. Dan setiap usaha untuk mencari sumber makanan, pasti akan ada yang terbunuh dalam penjelajahan seperti sekarang karena bertemu manusia.
Ia mengatakan, dahulu ogre cavern begitu kuat hingga mampu bertahan hidup di tempat ini. Bahkan menurut perkataan penatua, mereka pernah berada di puncak rantai makanan di gua ini. Namun entah mengapa, sekarang mereka justru berada dalam kondisi sebaliknya.
"Hal terburuk lainnya ialah, invasi beast yang secara acak datang untuk memakan kami. Saat ini populasi yang tersisa bahkan kurang dari 50 ogre, itu termasuk ogre betina dan para tetua." Jelas Vern 1 dengan nada lemah, raut wajahnya memburuk setelah mengatakannya. Namun sorot matanya masih nampak tajam, membuktikan jika ia sama sekali belum menyerah atas apa yang terjadi terhadap desanya.
"Maka dari itu, yang ingin aku minta bantuan darimu ialah. Tolong selamatkan kami dari para invasi beast itu. Jika terus seperti ini, maka hanya menunggu waktu hingga kami akan hilang dari dunia ini. Kumohon bantu kami." Vern 1 melakukan sujud hormat begitu pula ogre lainya membuat Joni menjadi salah tingkah.
"Heiii.... Apa yang kalian lakukan, berhenti bersujud kepadaku dan bangunlah!"
"Tapi..."
"Tidak ada tapi, dan segera bangunlah. Jika tidak, aku tidak akan menolong kalian " sergah Joni yang membuat para ogre segera terbangun.
"Jadi kau setuju untuk membantu kami, terimakasih..." teriak Vern 1 dengan senyum sumringah terpampang di wajahnya, sangat tidak cocok sekali dengan wajah menyeramkannya..
"Hahh...." desah Joni.
****
"Selamat datang di desa Ogre Cavern, Joni...." ucap Vern 1 menyambut kedatangan Joni.
'Wow, lihat tempat ini, apa yang membuat tempat ini menjadi seperti ini.?'
Disinilah Joni sekarang, berdiri tak jauh dari pintu masuk desa ogre yang terlihat begitu buruk. Pintu masuk desa hanya dijaga oleh dua ogre, yang tidak begitu besar dari Vern 1 dan lainnya. Di sekeliling desa hanya dilindungi oleh batu-batu besar yang runcing. Tempat tinggal yang mungkin di sebut rumah oleh mereka hanyalah kayu yang di tumpuk sedemikian rupa.
Ukuran satu rumah dengan lain nya pun tidak berbeda terlalu jauh. Namun di antara semua itu, ada satu rumah yang nampak mencolok dibanding lainnya mungkin karena ukurannya yang lebih besar dan berdiri seakan menjadi pusat dari desa itu. Joni menebak jika itu adalah rumah pemimpin dari desa ini.
"Ayo kita masuk Joni" ajak Vern 1, mereka semua mulai melangkah mendekati pintu masuk desa membuat kedua penjaga menatap ke arah mereka.
Awalnya mereka memberi hormat kepada Vern 1, namun setelah melihat ada beast yang bersama mereka. Kedua penjaga itu segera mengambil posisi siaga berniat untuk menyerang Joni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salahnya Menjadi Semut?!!
Fantasynote : Cerita ini memiliki alur yang sangat lambat, jika sabar silahkan baca. "Kekuatannya tak lebih seperti semut di matanya". Kalimat ini pasti selalu diucapkan oleh para kultivator. Memang apa salahnya menjadi semut?? Mengapa semut selalu menjad...