Bab 21 - Ogre Cavern 2

34 8 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca :D

Enjoy reading... :)

****

"Gahh.... Gahh.... Gahhh.... Apa para manusia itu masih mengejar kita?" ogre yang berlari paling depan bertanya kepada dua ogre lain yang di belakangnya. Di punggungnya nampak tergambar pola tertentu, begitupun dua ogre lainnya.

"Aku tidak tau, tapi sepertinya mereka tidak lagi mengejar." setelah mendengar hal itu, mereka bertiga memutuskan berhenti untuk beristirahat dan mengambil nafas.

"Haah... Sial sekali kita bertemu manusia, kini populasi sarang kita semakin berkurang. Juga kita harus segera mencari sumber makanan, karena stok kita sudah menipis." keluh ogre sebelah kanan.

Ogre yang memiliki tubuh paling kecil menganggukkan kepala tanda setuju.

"Tapi kemana kita harus mencari. Hanya ada bahaya jika kita pergi tanpa tujuan. Sebaiknya kita kembali dulu. Karena ada kemungkinan manusia itu masih mengejar kita." ogre yang tadi berlari paling depan menggaruk tangannya yang gatal.

"Mereka tidak akan mengejar kalian lagi."

Sebuah suara tiba-tiba muncul entah darimana membuat para ogre terkejut dan mencari asal suara itu. "SIAPA DISANA!?"

<SKILL 'INTIMIDATION' AKTIF>

<MAKHLUK DISEKITAR DENGAN LEVEL LEBIH RENDAH DARI INDIVIDU BERLAKU DEBUFF VIT, STR -10%>

<SKILL 'MADNESS AURA' AKTIF>

<MAKHLUK DISEKITAR DENGAN LEVEL LEBIH RENDAH DARI INDIVIDU BERLAKU DEBUFF VIT, STR -10%>

*whooshh...

Angin berhembus dari atas, "uhhh..." para ogre merasakan tubuhnya berat dan gemetar. Ogre dengan tubuh paling kecil terduduk di tanah.

'Apa-apaan tekanan ini?' batin mereka.

"Tenanglah, aku tidak berniat buruk"

"Sialann!! Kau berkata seperti itu, tapi mengapa kau memberikan tekanan seperti ini?!!" ucap salah satu ogre merasa kesal karena mendengar perkataan sosok itu. Apa yang ia lakukan dan apa yang ia bicarakan sama sekali bertolak belakang.

"Ohh, maaf-maaf aku lupa menghilangkannya."

Perlahan udara yang dirasakan para ogre kembali normal, begitu pula tekanan sebelumnya telah menghilang. Mereka menatap ke atas, sumber suara dan tekanan tadi berasal dari sana. Kini mereka semakin jelas melihat sosok macam apa yang memberikan tekanan seperti itu pada mereka. Di tengah gelapnya gua, sosok beast dengan sayap cahaya yang terlihat mencolok turun perlahan hingga kini berada di depan para ogre.

Ketika sayap itu menghilang, salah satu ogre dengan tubuh paling kecil melesat ke arah beast itu dengan mengarahkan mata pedang padanya. Saat mata pedangnya mencapai targetnya, beast itu menghilang dari pandangan ogre. "Kemana dia pergi?" ucap ogre itu. Tanpa disadari nya. Beast itu berada tepat di atas kepala ogre.

"Hentikan usaha sia-siamu. Aku bisa saja menghabisi kalian jika aku mau, bahkan sebelum kalian sadar jika kepala kalian sudah tidak pada tempatnya." gertak beast itu. Ogre yang tadi menyerangnya segera mundur cepat. Beast itu melompat kembali ke tanah.

"Jika aku berniat buruk, aku tidak akan bersusah payah menghalangi para manusia itu mengejar kalian." sambungnya sembari berjalan mendekat.

"Bagaimana kami bisa percaya jika mereka tidak akan datang?"

"Aku tidak akan memaksa kau percaya atau tidak, kita bisa menunggu disini jika kalian mau untuk membuktikan yang ku ucapkan itu benar atau tidak."

Mereka pun memutuskan untuk menunggu selama beberapa saat. Para ogre masih menggenggam erat senjata mereka masing-masing karena tidak tau apa yang mungkin terjadi. Setelah menunggu cukup lama, mereka mencoba percaya.

Apa Salahnya Menjadi Semut?!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang