Bab 12

196 3 0
                                    

    Acara pernikahan pun selesai , sejenak Zia duduk di bangku pelaminan itu sambil memijit betis nya yg sudah besar itu . karna seharian ini berdiri untuk menerima para tamu undangan . faqih yg melihat istri nya itu pun berjongkok di hadapan zia .

" mana biar saya liat dlu " ucap faqih tiba² membuat Zia membeku jarak wajah nya dan faqih begitu dekat . dapat di rasakan hembusan nafas laki² itu yg menerpa wajah nya .

" eh,,, pak ² , gak papah kok zia cuman sedikit lelah aja " jawab zia gugup . faqih yg tidak mendengarkan perkataan Zia pun melihat bahwa pergelangan kaki Zia sedikit lecet .

" apa nya yg tidak papah , kaki mu lecet seperti ini kok " ujar faqih yg Marasa khawatir dengan istri nya itu.
buru² faqih mengendong Zia dengan gaya bridal style , dan jalan di antara para tamu yh menatap faqih dan Zia romantis .

" ehhh,,,, pak , main gendong² aja dh , di kira Zia karung beras apa " cibir Zia dalam gendongan faqih . "pak turunin Zia doang , malu nih Zia nya " lanjut Zia yg memberontak ingin turun dari gendongan suami nya itu .

" diam Zia , saya tidak mau kamu kenapa² , paham " ujar faqih sambil menatap lekat manit mata hitam indah milik istri nya itu.

" ada apa nak , Zia kenapa sayang " tanya umi yg merasa khawatir.

" tidak apa,,,," ucapan Zia terhenti saat faqih yg malah menjawab nya .

" pergelangan kaki Zia lecet mi , faqih ingin bawa Zia dlu ke kamar untuk istirahat sejenak " jelas faqih .

" ohhh umi kira ada apa , ya sudah antar kan dlu istri mu itu untuk istirahat"

" baik umi , faqih permisi assalamualaikum"

" waalaikumusalam" jawab umi sambil tersenyum

   faqih pun sampai di depan pintu kamar Zia . sejenak ia berdiri di depan pintu kamar itu . membuat Zia yg di dalam gendongan faqih pun menoleh dan menatap suami nya itu binggung.

" ada apa pak ? , kenapa gak langsung masuk ?"

" saya belum dapat izin dr mu "

" kenapa harus izin lagi pak , ini kan kamar Zia dan bakal jadi kamar bapa juga " ucap Zia  , membuat faqih menatap istri nya itu sambil tersenyum miring .

" ohh iya benar kamar kita berdua yh" ulang faqih membuat Zia mengerut kan kening nya dan kemudian dia sadar bahwa ia se frontal itu pada faqih yg baru resmi menjadi suami nya pagi tadi .

" eh maksud Zia bukan gitu ,,, " ucap menahan malu di hadapan suami nya itu .

" Humairah ku memang mengemas kan saat menahan rasa malu nya " ujar faqih sambil tersenyum tampan pada istri nya itu . baru pertama kali nya Zia melita laki² dingin dan datar di hadapan ini tersenyum tampan dan hangat ini pada nya .

  faqih pun sudah memasuki kamar Zia yg bernuansa biru muda warna kesukaan Zia istri nya itu . dan menduduki. Zia di sopa kamar nya .

" pak , tadi pak dosen panggil Zia apa ?"  tanya Zia penasaran , sebenar nya Zia dengar cuman ia takut bila iya salah mendengar nya tadi

" Humairah ku " jawab faqih membuat Zia terdiam membeku dan jantung nya yg berdetak semakin kencang .

" oo,,,ohh,,,,"  ucap Zia gugup membuat faqih yg melihat wajah bersemu merah muda itu pun menahan gemas .

" kenapa kamu tidak suka , apa mau saya panggil zaujati , atau Habibati atau,,," ucap faqih terhenti saat Zia istri nya itu menutup mulut nya dengan kedua tangan mungil nya itu .

" pak dosen ihhh,,, kok tambah nyebelin sih ,,,, udah doang Zia malu nih " ujar Zia masih menutup mulut suami nya itu dengan ke dua tangan nya membuat faqih memegang tangan kedua tangan istrinya nya itu dan menggenggam nya .

F dan Z Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang