21. Mendiam

146 27 12
                                    

"Pak, antar saya ke apartemen Sudirman." Melwyne memerintahkan sopirnya untuk mengantarnya ke Apartemen dekat kantornya.

Melwyne naik ke lantai 12 tempat unit miliknya berada. Apartemen itu sudsh jarang Ia kunjungi. Namun asisten rumah tangga ditugaskan disana untuk membersihkan unit itu setiap hari.

Melwyne menekan kode pintu. Ia kaget begitu membuka pintu karena listrik di dalam menyala.

Melwyne memeriksa semua sudut apartemen satu kamar itu. Tempat tidurnya belum tersentuh, hanya ada gelas bekas pakai di atas pantry.

"Oh lo udah balik." Tiba-tiba terdengar suara lelaki di belakangnya.

Melwyne menoleh dan melihat sosok lelaki berambut coklat berdiri disana sambil tersenyum.

"Tyrell! My bro!" Serunya. Ia berbalik dan menghambur memeluk lelaki bernama Tyrell itu.

"Kok lo gak bilang udah balik?" Melwyne merangkul Tyrell sambil berjalan ke ruang tengah.

Keduanya duduk di sofa.

"Kan surprise. Gue baru balik tiga hari lalu. Terus kepikir aja mampir sini. Barusan beli makan. Baru aja gue mau kabarin lo." Jelas Tyrell sambil meletakkan paper bag di atas meja.

"Gue lagi bete," Kata Melwyne "Temenin gue minum ya." Melwyne bangkit lalub mengambil sebotol minuman di lemari kaca.

"Kenapa lagi? Kalah tender?" Tanya Tyrell.

"Bukan, bukan masalah kerjaan." Jawab Melwyne singkat.

"Kenapa?" Tanya Tyrell lagi. Melwyne duduk di sebelahnya dan menuangkan minuman ke dalam gelas.

"Mau surprisein orang tapi gagal." Jawab Melwyne singkat. Ia kemudian menenggak minumannya.

"Gebetan baru? Anak mana?" Tyrell yang penasaran mulai memberondong Melwyne dengan pertanyaan.

"Masih kuliah dia. Gue baru kenal. Kenal dari podcast gitu." Jelas Melwyne.

Tyrell hampir saja menyemburkan minumannya ketika mendengar kata-kata Melwyne.

"Bisa-bisanya baper sama bocah podcast. Apa yang lo liat sih?" Tyrell tak habis pikir dengan keadaan Melwyne. Seorang lelaki penakluk manusia seperti Melwyne tergoda oleh bocah hanya dari sebuah podcast.

"Dia tuh deket banget sama temennya.. katanya temennya udah punya pacar sih, tapi kayak... dia tidur diketekin, trus tiduran di paha temennya gitu kan aneh kalo dibilang cuma temen." Jelas Melwyne, lagi-lagi lelaki itu menenggak minumannya.

"Ya bisa aja... lo udah nanya belum? Maksudnya nanya langsung soal itu ke dia." Tanya Tyrell. Anak itu berusaha membuat Melwyne berfikir jernih kembali.

"Belom sih. Dia sempet mention di podcast dia yang kapan hari, kalo dia sama si Bayu ini temenan dari SMP dan Bayu udah ada pacar. Anak univ R." Jelas Melwyne.

"Nah tuh tau, ya udah sih santay aja. Dia cuma tiduran di paha kan ga sambil bj in temennya." Tyrell menenggak minumannya dengan santai.

"Hus! Anak baik-baik dia masa begitu, di kampus lagi." Melwyne mengibaskan tangannya.

"Hahaha seorang Melwyne, CEO perusahaan kontraktor ternama dibaperin bocah podcast. Cocok tuh jadi judul sinetron." Ledek Tyrell sambil terkekeh. Melwyne hanya bisa meratapi kata-kata sahabatnya.

***

"Istirahat gih Galv... lo harus jaga kesehatan, bentar lagi sidang." Bujuk Tommy. Galvin masih merapikan barang-barang toko siang itu.

"Santai aja Bang. Gue malah pusing kalo diem terus. Kepikiran nanti sidang." Jawabnya.

"Jangan capek-capek lo. Kaki masih sakit gak?" Tanya Tommy lagi. Ia juga khawatir soal kaki Galvin.

"Engga, udah ga sakit. Udah bisa futsal kayanya abis sidang." Kata Galvin.

"Lo abis sidang pulang Galv?" Kali ini suara Nino yang bertanya.

"Belom tau No. Belom ngobrol sama bokap. Gue pengen pulang sih.. tapi duitnya sayang, kan lumayan bisa buat ngekost berapa bulan gitu." Jawab Galvin.

"Kamar masih kosong Galv satu di kontrakan. Lo bareng gue sama Bayu aja." Kata Tommy.

Kamar yang biasanya digunakan untuk tamu memang masih kosong. Tentu saja Tommy dan Bayu tidak keberatan kalau Galvin yang mengisinya.

"Iya Bang, makasih. Nanti gue ngobrol sama bokap dulu deh ya.." Katanya sambil lanjut membereskan barang.

***
Sudah beberapa hari Galvin tak kunjung mendapatkan pesan dari Melwyne seperti biasanya.

Sehari menjelang sidang, setelah menelepon orang tuanya untuk meminta do'a, Galvin mencoba menghubungi Melwyne.

Sehari menjelang sidang, setelah menelepon orang tuanya untuk meminta do'a, Galvin mencoba menghubungi Melwyne

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lah udah? Kok jadi mati gaya gini?? Gue ada salah gitu ya?

Galvin merasa ada yang aneh. Namun Ia tak ada waktu memikirkan itu. Ia segera menarik selimutnya lalu tidur.
***

SPACEmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang