***
Putra memarkirkan motornya di pelataran parkir asrama pagi itu. Ia bergegas ke lantai tiga tempat kamar Galvin berada.Wangi nasi goreng yang menggugah selera menguar dari kamarnya.
"Edan.. menggoda banget wanginya!" Seru Putra ketika memasuki kamar Galvin.
Kamar asrama di kampus memang memiliki fasilitas yang lengkap. Selain luas dan sudah dilengkapi dengan tempat tidur, lemari dan meja belajar sederhana, masih tersisa sedikit ruang untuk dijadikan dapur mini diantara area tidur dan kamar mandi. Keuntungan lainnya tentu saja harganya yang sangat terjangkau. Hanya saja tampilan gedungnya yang monoton juga cenderung menyeramkan dan sepi.
"Sarapan sekalian ya Put, cukup berdua ini." Kata Galvin sambil mematikan kompor satu tungku kesayangannya itu.
"Sini, sepiring barengan aja, gue suapin. Biar gak banyak cucian. Lo sambil siap-siap gih." Putra menghampiri Galvin
Ia lalu membantunya memindahkan nasi goreng dari wajan ke piring sementara Galvin mengganti bajunya dan mengeringkan rambutnya.
"Lo kok jago banget masak sih Galv?? Kemaren di kosan juga yang masak ayam bakar Lo juga. Waktu hotpotan juga lo yang bikin kuahnya. Nih a.." Putra berceloteh sambil menyuapi Galvin yang sedang merapikan rambutnya.
"Kalau beli terus boros. Jadi gue belajar masak sama bokap. Mangkannya waktu awal kerja sama bang Tommy kan gue nabung beli minibar. Biar bisa simpen bahan makanan. Lumayan hehe.." Galvin terkekeh.
"Kata Nino, skripsian kalian dikit lagi kelar Put?" Tanya Galvin. Putra mengangguk.
Dua sahabatnya cukup beruntung. Dosen pembimbing mereka sangat mudah ditemui dan sangat mengerti keadaan mahasiswanya.
Berbeda dengan dosen pembimbing Galvin yang kebalikannya. Ia sangat sulit ditemui walaupun mahasiswanya sudah membuat janji. Ia bahkan menegur pegawai kemahasiswaan ketika mereka memberitahu mahasiswanya bahwa Ia berada di ruang dosen dan tidak sedang sibuk.
Hal itu cukup membuat Galvin stress. Beruntung, Galvin mempunyai sahabat-sahabat yang selalu siap membantunya kapanpun Galvin membutuhkan.
Setelah selesai makan. Keduanya bergegas menuju toko milik Tommy. Tempat dimana Galvin bekerja paruh waktu.
Galvin sedang melayani pembeli ketika Tommy menghampirinya.
"Galv, lo jaga kasir aja biar sambil kerjain skripsian." Kata Tommy.
"Gapapa Bang, ini sebentar juga kelar." Kata Galvin sambil melayani pembeli yang datang.
Setelah selesai, Galvin menghampiri Tommy di meja kasir.
"Itu, gue tadi sempet baca-baca sedikit skripsi lo, yang harus dibetulin udah gue kasih tanda. Lo disini aja kerjain ya. Pembeli biar sama Bayu aja. Nanti jam tiga ada barang dateng. Lo masih libur kan? Kalo kerja full time gapapa?" Tanya Tommy.
Galvin mengangguk semangat. Ia senang sekali Tommy membantu mengoreksi skripsinya sebelum bimbingan dengan dosennya. Ia juga senang karena Tommy memintanya bekerja penuh waktu hari itu karena itu berarti gajinya akan lebih banyak dari sebelumnya.
***
Pukul tiga sore sebuah mobil box datang mengantarkan barang. Galvin dengan cekatan membereskan dan mencatay semua stok barang yang baru saja diantar sore itu.Setelah selesai, ia memasukan datanya ke dalam sistem di komputer toko.
"Udah makan Galv?" Tanya Bayu yang baru selesai dengan pekerjaannya.
"Bentar lagi, tanggung." Jawab Galvin singkat.
"Hadeh.... laporin Bang Tommy nih! Bang! Si Galvin nih susah makan!" Bayu berteriak membuat Tommy yang sedang berdiri di depan toko memalingkan wajahnya.
Galvin langsung membekap mulut Bayu dan berusaha mendiamkan sahabatnya itu.
"Ih nanti gue diomelin Bang Tommy! Diem lu diem! Nanti gue makan kok, ini kerjaan bentaran lagi nanggung." Galvin menggerutu.
Benar saja tak lama Tommy datang lalu mengomeli Galvin karena Ia melewatkan waktu makan siang.
"Bay, lu pesen makan gih sekalian. Awas lo ya pada gak makan!" Ancam Tommy, Ia lalu keluar toko mengurus urusannya sendiri.
Bayu memesan makanan untuk mereka bertiga. Setelah makanan datang pun Galvin masih saja berkonsentrasi pada pekerjaannya.
"Hadeh... bener-bener deh..lo cari pacar sana, biar kalo makan ada yang suapin." Bayu membuka kotak makanan milik Galvin lalu mulai menyuapinya.
"Ini udah di koreksiin sama Bang Tommy, sayang kalo ga di kerjain. Lo tau sendiri dosbing gue gimana.." keluh Galvin. Ia masih berkutat dengan skripsinya setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Lo udah pernah lapor Pak Epul belom sih Galv? Sayang tau duit lo dipake bayar semesteran terus."
"Udah, trus dia di tegor.. lo tau gak dia jawab apa sama Pak Epul?" Tanya Galvin, Bayu menggelengkan kepalanya.
"Saya gak pernah mempersulot mahasiswa kok pak. BACOT OF THE YEAR BANGET LAH." Galvin memaki.
"Minta genti gih, kek gue tuh sama pak Soni, cepet kelarnya. Terus dia tuh modelannya diskusi gak main corat coret doang." Kata Bayu yang masih dengan telaten menyuapinya.
"Tapi nanti harus ganti judul lagi gak?" Tanya Galvin, terlihat jelas raut putus asa di wajahnya.
"Belom tentu. Tapi kalau pahitnya pun harus ya kan bisa cepet. Gak akan satu semester lu digantungin di bab 2 doang kayak gini. Nih a satu lagi. Abis ni, kelarin skripsi lo, beresin kerjaan. Pulang, terus bobok. Liburan masih panjang gak usah dipikirin." Bayu menaruh sendok plastik ke dalam kotak makan yang sudah kosong, lalu membereskannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACEman
FanficMewGulf fanfiction; Galvin (G ulf) iseng membuka space di aplikasi twitter untuk menghilangkan penat saat mengerjakan skripsi. Diluar ekspektasi space Galvin didengarkan banyak orang. Hingga akhirnya Galvin bertemu seseorang yang kelak merubah hidu...