12. Kembali Skripsi

151 27 2
                                    

Liburan sudah usai. Galvin kembali ke rutinitas skripsinya.

Hari sebelumnya Galvin sudah menelepon dosen pembimbingnya dan sepakat bertemu keesokan harinya di ruang dosen.

Galvin mempersiapkan semua pekerjaannya malam itu. Ia tidur lebih awal agar bisa bangun lebih awal juga.

Keesokannya jam 6.30 Galvin sudah melaju dengan motornya di jalanan kampus. Sakit di kakinya karena udara dingin tidak Ia rasa.

Sesampainya di area Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Galvin memarkirkan motornya. Belum ada orang disana. Galvin duduk menunggu sang dosen dengan rapi di kursi tunggu di depan ruang dosen.

Galvin melirik jam tangannya, baru jam 6.45 pagi. Jadwal bertemu dosennya masih dua setengah jam lagi.

Gapapa mending gue yang nunggu

Pikirnya.

***
Lamunan Galvin terbuyarkan oleh suara perutnya yang lapar. Ia kembali melihat jam tangannya. Sudah hampir tiga jam menunggu, dosen pembimbingnya tak kunjung datang.

Galvin bangkit perlahan dari tempat duduknya lalu berjalan ke ruang admin di sebelah ruang dosen. Sudah ada beberapa staff disana. Salah satunya lelaki yang dipanggilnya dengan sebutan Bang Fery.

"Bang, bapak udah datang?" Tanya Galvin.

"Belom Galv, emang janjian?" Tanya lelaki berambut cepak itu. Galvin mengangguk.

"Kemarin udah telepon bapak. Katanya ke ruang dosen aja jam 9 pagi. Saya udah nunggu dari jam 6.30 tadi gak lewat-lewat bapaknya." Jelas Galvin. Fery mengerutkan dahinya.

Sudah ada beberapa mahasiswa/i yang menanyakan keberadaan dosen bernama Tedy Junaedi itu. Namun hasilnya nihil.

Fery merogoh saku celananya lalu menelepon. Setelah selesai Ia menatap Galvin dengan tatapan iba.

"Galv, si bapak lupa katanya. Dia pikir kamu tuh anak kampus R. Jadi dia ada ngajar kelas pengganti disana jam 9, gak kesini." Jelas Fery. Hati Galvin mencelos jelas Ia kecewa.

"Kalau saya nyusul kesana boleh gak Bang?" Tanya Galvin. Suaranya bergetar. Air matanya sudah ditengah-tengah tenggorokan dan rasanya sakit sekali. Namun Ia berharap masih bisa menyusul ke kampus dimana dosen itu mengajar.

"Ini aja udah jam 9 lewat, gak akan keburu Galv. Kecuali kalau nunggu disana. Tapi kamu kan tau si bapak gak suka dicegat. Bentar saya telpon lagi ya bentar." Fery kembali menghubungi sang dosen. Galvin menatap Fery dengan cemas.

"Galv... maaf si bapak abis ngajar mau ada perlu ke rumah sakit katanya.. paling nanti coba hubungi lagi.. maaf ya.." Fery benar-benar tak tega memberikan kabar buruk pada Galvin. Namun Ia tak punya pilihan lain.

Galvin hanya mengangguk. Lalu Ia meninggalkan ruang administrasi. Lagi-lagi dengan perasaan kecewa bukan main.

***
Galvin baru saja akan menghubungi Bayu ketika Putra menghubunginya terlebih dahulu.

***Galvin baru saja akan menghubungi Bayu ketika Putra menghubunginya terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SPACEmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang