16. Melwyne si cowok blasteran

158 27 3
                                    

"Sweet dream, Galvin.." Bisik Melwyne ketika sudah mendengar suara nafas Galvin mulai teratur di seberang sana. Ia kemudian memutus sambungan teleponnya.

Ia meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya lalu kembali pada pekerjaannya. Belum genap semenit ponselnya berdering lagi. Melwye meraihnya lalu melihat nama yang muncul. Jason, salah satu sahabatnya.

"Ya Jas?" Sapanya, Ia menaruh ponselnya diatas meja dan menekan fungsi loudspeaker.

"Makan malem dimana?" Tanya Jason. Melwyne melirik jam tangannya. Sudah jam 6 sore.

"Terserah dimana aja oke kok." Jawab Melwyne.

"Tumbenan, biasanya lo picky eater." Jason mendengus dengan nada meremehkan.

"Ya kan lo udah hafal gue makan apa. Lo reserve aja, gue siap-siap berangkat sekalian jemput di Devi." Melwyne bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan ke kamar mandi.

"Oke, tempat biasa ya, bye." Jason mengakhiri percakapan mereka.

***

Jl. L.L.R.E Martadinata jam 7.00 malam.

Melwyne memarkirkan kendaraannya di pelataran parkir sebuah restoran steakhouse legendaris kota Bandung.

Ia turun dari mobil sedan eropa mewahnya lalu berjalan memutari mobil itu dan membukakan pintu untuk Devita. Sahabatnya. Mereka berjalan bersisian dan masuk ke dalam restoran.

"Reservasi atas nama Jason." Kata lelaki itu ketika seorang pelayan menghampiri mereka.

Semua mata tertuju pada Melwyne dan Devita. Terang saja paras keduanya memang menyita perhatian khalayak.

Melwyne dengan kulitnya yang putih pucat dengan wajah yang tampan tanpa cela. Postur tubuhnya yang sempurna dan cara berpakaiannya yang sederhana namun sangat serasi dan terkesan mewah.

Devita Anastasia. Siapa yang tak mengenal selebgram yang satu ini. Dengan paras cantik dan kepiawaiannya membuat konten digital yang menarik membuatnya menjadi salah satu endorser paling populer dikalangan banyak pebisnis pemula.

Kedekatan mereka kadang sering disalah artikan sebagai hubungan romantis, padahal sejatinya mereka tak lebih dari sekedar sahabat karib.

Melwyne, Devita dan Jason adalah sahabat ketika sama-sama merantau di Negri Paman Sam untuk kuliah.

Persahabatan itu masih erat terjalin hingga saat ini.

***

"Buka botol dong Jas." Melwyne menyandarkan tubuhnya di kursi meminta Jason untuk memesan sebotol anggur.

Jason menuruti kemauan sahabatnya itu.

"Tumbenan Wyne. Dapet tender mana lo?" Tanya Devita.

"Belom, tapi gue pede proyek yang daerah kabupaten itu Dev. Yang Pabrik 150M." Kata Melwyne dengan gayanya yang sedikit congkak.

"Yaaa percaya dah sama lo, asal kecipratan aja kalo beneran goal." Kata Devita. Nada bicara gadis itu sedikit menantang.

"Eh earphone yang lo tanyain ada tuh... temen gue dapat." Kata Jason. Ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada Melwyne.

"Ih kok jadi 47, kemarin gue lihat dia nawarin masih 46 juta." Melwyne mengernyitkan dahinya.

"Apalah arti sejuta buat lo.. ambil gak nih?" Tanya Jason.

Melwyne mengangguk. "Ya udah deh. Free ongkir tapi." Tukasnya.

"Gampang, dia sendiri yang kirim nanti." Jason mengibaskan tangannya.

"Udah tuh, gue transfer." Melwyne kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya. Jason mengangguk lalu mengetik sesuatu di ponselnya.

"Buat apa sih mahal-mahal beli earphone itu.. gue masih pakai headphone 3 jutaan buat podcast adem-adem aja." Kata Devita sambil memakan makanan miliknya.

"Tauk tuh dia tiba-tiba. Lagi seneng dengerin podcast bocah di twitter masa." Ledek Jason. Melwyne terkekeh.

"Lucu tau anaknya. Gue udah dapar nomer hapenya dong. Udah sleep call." Kata Melwyne bangga.

"Serius? Dia ngomongin apa sih? Sampai lo bisa kesengesem gitu." Tanya Devita semangat.

"Random. Ya segala lah dia beli nasi padang diceritain. Tapi dia lagi down gara-gara pembimbingnya brengsek. Kasian sih. Cakep loh nih lihat." Melwyne kembali mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan wajah Galvin pada sahabat-sahabatnya.

"Bisa ae si kampret kalo urusan yang seger-seger." Ledek Jason. Melwyne hanya tersenyum bangga sambil memainkan alis tebalnya.
***

"Nama akunnya lucu bener suka kuaci, emang anaknya suka makan kuaci?" Tanya Devita dalam perjalanan pulang bersama Melwyne.

"Gak tau juga sih, tapi beberapa kali podcast dia emang suka sambil makan kuaci." Jawab Melwyne.

"Follow ah, mana tau bisa diajak collab." Kata Devita bersemangat.

"Kalau collab gue dapet persenan ya udah ngenalin dia punya akun ke lo. Hehehe" Melwyne terkekeh geli.

"Dih, dasar cowok komersil." Devita memutar bola matanya sambil mencebik ke arah Melwyne.
***

SPACEmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang