32. Obrolan Tengah Malam

170 27 7
                                    

Melwyne memarkirkan mobilnya di pelataran parkir apartemennya. Sepanjang perjalanan, senyum tak lepas dari bibir tipisnya. Melwyne tak menyangka, awalnya hanya iseng menggoda Galvin ternyata sekarang malah dirinya lah yang jatuh hati lebih dalam.

Melwyne membuka pintu apartemennya. Lampu ruang tengah menyala, Tyrell ada di dalam. Ia sedang duduk di sofa ruang tengah. Melwyne yang sudah lelah melempar tasnya di sembarang tempat, lalu merebahkan dirinya di sofa.

"Malem amat lo pulang. Abis dari mana?" Tanya Tyrell.

"Oh, ketemu Devi sama anter Kana. Dia baru keterima kerja. Shift malem tapi. Jadi gue anterin aja seharian." Jelas Melwyne. Matanya masih tertuju pada ponselnya. Tentu saja berbalas pesan dengan Galvin.

 Tentu saja berbalas pesan dengan Galvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo tuh kebiasaan deh kalo ngomong sama gue suka gak fokus. Fokusnya ke hape terus." Protes Tyrell. Ia sudah ada di apartemen Melwyne berjam-jam untuk menunggunya namun malah sikap tak acuh yang di dapat.

"Apaan sih Rell, salah sendiri mau kesini gak kasih tau dulu. Gue udah ada janji dari semingguan lalu." Jelas Melwyne. Ia beranjak dari kursinya lalu menyambar tas nya dan berjalan menuju  kamar tidur.

"Kemana lo?" Tanya Tyrell ketus.

"Mandi anjir! Lo ngapa sih pms lo? Tar dulu gw mau mandi, seharian lengket. Sebenernya gak mau mandi sih, abis peluk Kana. Wangi banget kayak bayi. Tapi disuruh mandi jadi gue mau mandi dulu." Keluh  Melwyne. Lelaki itu masih tersenyum-senyum sendiri.

"Apaan sih gak penting anjir cuma digodain bocah kemaren sore aja sampe kayak gitu. Kelamaan gak ngw lo ya? Udah dikasih apa sih sama tu anak?" Ejek Tyrell. Melwyne tak peduli. Ia melangkah masuk ke kamarnya.

Tyrell mengikutinya lalu duduk di kursi meja rias yanga da disana sambil menunggu Melwyne mandi.

"Jangan asal ngomong lo, nyesel nanti lo ketemu anaknya. Anak sebaik itu lo sangka macam-macam." Seru Melwyne dari dalam kamar mandi.

"Tapi kan lo baru ketemu, udah peluk-pelukan aja." Balas Tyrell.

Hening sebentar. Melwyne melanjutkan kegiatan mandi nya. Tak lama kemudian terdengar Melwyne mematikan keran shower. Melwyne melangkah masuk ke kamarnya hanya dengan mengenakan handuk di pinggangnya dan mengalungkan handuk di pundak untuk mengeringkan rambutnya.

"Dia hampir jatoh, gue tangkep. Macem sinetron-sinetron tuh gitu. Abis tu ya cuma pegangan tangan aja. Karena dia tuh tiap ketemu gue suka salim dulu. Cuma makan sama jalan-jalan doang. Gak lebih." Kata Melwyne sambil berjalan ke arah walk in closet.

Setelah beberapa lama Ia keluar sudah mengenakan celana training dan kaos tanpa lengan.

"Gue respect sih sama dia. Anaknya baik banget. Gak cuma dia. Keluarganya juga. Ngurusin gak cuma anak kandung tapi sampai temen-temennya diurusin juga. Emang elu, nyantol dikit ngw." Ledek Melwyne.

"Tapi dulu lo sama si Manda sampe ngw." Tyrell tak mau kalah.

"Engga anjir kata siapa?! Belom sampe jadian aja dia udah ninggalin gw kan kemaren." Seru Melwyne tak terima.

"Masa sih belom? Bukannya lo sering keluar masuk hotel sama dia?" Tanya Tyrell.

"Nongkrong di café nya lah. Lo mesum mulu sih mikirnya. Mangkannya lo jangan ngw mulu waktu kuliah. Sering ngumpul sama kita, jadi tuh tau kita ngapain aja." Melwyne masih mendebat. Faktanya, hubungan Melwyne dengan Amanda saat kuliah dulu memang kandas sebelum dimulai.

"Ngomong-ngomong, Lo ada kenalan investor gak? Gue lagi cari buat pembiayaan proyek gue nih." Tyrell mulai mengalihkan pembicaraan.

"Mau bikin apa emang? Tanya si Daddy noh lg mau buang duit ga." Celoteh Melwyne.

"Proyek real estate gue yang gagal kemaren. Malu anjir kalau sampai ketauan di reject disana. Lo sih yang bilang bokap lo. Masa gue dateng-dateng minta duit." Jelas Tyrell.

"Ya udah besok gue telepon dia deh. Lo siapin aja bahan presentasi lo buat dia."  Kata Melwyne.

Tyrell setuju, keduanya kemudian pergi tidur malam itu.
***

SPACEmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang