19. Merapat

146 26 6
                                    

Sudah tiga minggu Galvin dan keempat temannya kejar tayang mengerjakan skripsi.

Waktu mereka tak banyak lagi. Hanya tersisa dua minggu untuk sampai jatuh tempo yang diberikan Kaprodi. Namun mereka memutuskan untuk beristirahat barang satu atau dua hari sebelum nanti melanjutkan semuanya hingga rampung.

Selama hectic mengerjakan skripsi, Galvin masih sempat membalas pesan-pesan singkat di aplikasi chat. Terutama dari Melwyne. Entah kenapa Galvin mulai merasa nyaman bicara dengannya. Panggilan mereka pun sudah tak lagi menggunakan gue-lo melainkan aku-kamu saking seringnya Galvin dan Melwyne berbalas pesan.

 Panggilan mereka pun sudah tak lagi menggunakan gue-lo melainkan aku-kamu saking seringnya Galvin dan Melwyne berbalas pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lo chat sama siapa sih? Tiap ada istirahat dikit chat, makan sampe disuapin si Nino karna balas chat." Bayu mengomel pada Galvin yang bersandar di dadanya sambil memainkan ponselnya.

"Bay, semua orang yang gw chat kan lu pasti tau.. masih nanya-nanya aja. Coba satu-satu." Galvin masih memainkan ponselnya.

"Grace, Ayah, Ibu, Bang Tawan, Kak Noel, Pak Epul, kita ber empat, udah.." Bayu menjabarkan siapa saja yang sering bertukar pesan dengan Galvin.

"Yang kemarin baru approve kelewat." Galvin mencoba memberikan kode.

"Siapa? Yang mana? Cewek apa cowok?" Tanya Bayu penasaran.

"Yang gue minta izin pas abis cerita horor ituuu.."Galvin masih tak mau menyebutkan nama.

"Ohhhh si aa batununggal itu? Masih emang?" Tanya Bayu. Galvin hanya mengangguk.

"Lo suka?" Tanya Bayu lagi. Galvin mengerutkan dahinya, berpura-pura berfikir.

"Gak tau, dikit kali." Jawabnya sambil terkekeh.

"Hadeh.... kelarin dulu ah baru mikir yang lain-lain." Kata Bayu sambil menyentil dahi Galvin.

"SAKIT AI KAMU!!" Galvin memukul lengan kekar Bayu. Lelaki itu hanya tertawa dan semakin menjahili Galvin.

"Udah sana tidur." Perintah Bayu sambil mendorong tubuh Galvin.

"Pinjem ketek.." Rengek Galvin sambil menelusup ke ketiak Bayu.

"Cari pacar mangkannya biar punya ketek sendiri." Ledek Bayu.

"Biciiikkkk! Empok2 gue biar tidur!" Galvin merengek lagi. Bayu hanya bisa menghela nafas panjang lalu menuruti kemauan Galvin hingga anak itu tertidur.
***

SPACEmanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang