14

334 54 16
                                    

sudah sejak 2 Minggu sejak kejadian Aran memberikan suatu hal yang berharga kepada seseorang, dan 2 Minggu ini akhir akhir ini Aran agak tidak fokus dalam berjaga membuat nya memaki maki dirinya.

hari ini Minggu yang cerah, Aran akan pergi berjalan jalan pagi di taman biasa untuk sekedar menenangkan pikirannya.

Aran juga melewati rumah Harlan, dan saat Aran lewat ia melihat kepala keluarga Harlan alias ayah dari Zee, Adel dan Christy pulang, singkatnya sedang dirumah.

Aran sedikit tenang akan hal itu, karena ia tidak terlalu ketat menjaga Zee dan keluarga nya Yang sedang di incar oleh pelaku teroris.

Aran pun sampai di taman, dan ia duduk di salah satu bangku taman ia juga sambil meminum air putih yang ia bawa.

setelah minum Aran letakkan botol minum itu di samping nya lalu ia memejamkan matanya sebentar sambil mendongak ke atas.

beberapa saat kemudian Aran terbangun, karena ia merasakan sentuhan di tangan nya, segera ia membuka matanya perlahan dan menoleh ke samping.

"hai, udah bangun?" tanya seseorang yang di samping Aran.

"udah, ngapain disini?" tanya balik Aran.

"mau jalan jalan aja, lagian bosen di rumah terus" jawab seseorang di samping nya.

"sendirian?" tanya Aran.

"iya" jawab seseorang itu.

"bahaya kalo sendirian" ucap Aran.

"kenapa bahaya coba?" tanya seseorang itu.

"ya.. bahaya kalo ada preman gimana?" tanya Aran.

"tenang aja, lagian aku jago kok bela diri" jawab seseorang itu.

"masih ngantuk?" lanjut tanya seseorang itu.

"dikit" jawab Aran

"sini tidur disini" ucap seseorang itu sambil menepuk kedua pahanya.

"gak usah, lagian banyak orang" ucap Aran menolak halus

"udah sini" ucap seseorang itu lalu memaksa kepala Aran untuk tidur di pahanya, Aran yang tak sempat untuk melawan akhirnya kalah dan kepala nya berada di orang tersebut.

"Zee, banyak orang lho" ucap Aran menatap Zee ke atas.

"udah biarin, lagian ini hidup kita" ucap enteng Zee dan Aran pun hanya menghela nafas panjang.

"ran, sebenarnya kita ini apa?" tanya tiba tiba Zee membuat Aran menatap ke atas melihat Zee.

"aku bingung Zee, disisi lain aku suka sama kamu tapi aku gak bisa" jawab Aran, Zee yang mendengar hal itu pun menatap ke Aran yang berada di bawah.

"gak bisa kenapa?" tanya Zee.

"posisi kamu lebih tinggi dari aku, apa kamu gak malu nanti punya hubungan sama aku yang orang biasa ini?" tanya Aran.

"ran, aku itu cinta sama kamu bukan cinta sama posisi atau harta kamu, entah kamu miskin atau gak punya apa apa, aku siap kok Nerima kamu" jawab Zee dengan lirih.

"tapi-"

"gak tapi tapi an, aku udah nurunin gengsi aku lho ke kamu, masa kamu gak mau nurunin gengsi kamu?" tanya Zee memotong perkataan Aran.

"setelah nanti kamu tau kebenaran nya, apakah kamu masih mau bersama ku Zee?" tanya Aran menatap sendu Zee

"kebenaran apa?" tanya Zee bingung.

"Zee sebenarnya... aku adalah seorang yang di suruh oleh ayah mu untuk menjaga mu dari seorang yang berbahaya" jawab Aran.

"dan selama kita bertemu di warung soto sampai sekarang aku selalu mengawasi keluarga mu, entah malam maupun siang, aku juga selalu mengikuti kalian tanpa di ketahui" lanjut Aran lalu ia menghela nafas panjang.

"aku tau semuanya" ucap Zee sontak Aran menatap Zee bingung.

"bagaimana kau tau? padahal aku tidak pernah memberi tahu mu, apakah ayah mu Zee?" tanya Aran bingung.

"soal alasan kamu menjaga ku aku tidak tau, tapi soal kamu selalu mengikuti ku aku tau semuanya" jawab Zee.

"apakah kamu marah?" tanya Aran.

"awalnya aku penasaran, tapi setelah kamu menceritakan nya kepada ku aku sudah tidak penasaran" jawab Zee dengan senyuman hangat di wajahnya.

"terima kasih Zee" ucap Aran sambil menatap Zee dari bawah.

dan mereka pun menghabiskan waktu mereka sambil berbincang ringan, kadang tertawa kadang juga sendu.


TBC.



double up, tapi 35 vote gass




Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang