20

284 44 0
                                    

Zee pun sudah sampai di depan pintu aula bersama dengan Aran yang selalu menjaga Zee, meskipun Zee pintar bela diri tapi tetap saja Zee tidak bisa melawan mereka yang bersenjata.

"Zee! kamu masuk dan ambil ini bilang ke komandan aku nyerbu duluan, dan disitu kamu sampai pesanku ke Abbas kita boleh nyerang" ucap Aran kepada Zee sambil memberikan suatu benda.

"jangan Aran! bahaya!" ucap Zee khawatir.

"tenang aja aku akan selamat kok" ucap Aran sambil tersenyum simpul dan mengusap kepala Zee.

"ta-" sebelum Zee berbicara Ara mengetuk pintu aula, membuat grefancio dan James yang sedang berada di dekat situ mengintip ke luar.

"komandan saya Aran, tugas saya selesai" ucap Aran agak keras Agar suaranya terdengar sampai dalam.

grefancio dan James yang mendengar suara Aran pun langsung membuka kan pintunya.

"jadi bagaimana?" tanya grefancio ke Aran dan Zee.

"baik dan jangan khawatir komandan" jawab Aran dengan tenang.

"ran it-" ucap Zee terpotong lagi karena Aran mendorong Zee untuk masuk ke dalam aula, dengan cepat juga Aran langsung menutup pintunya, kebetulan grefancio dan James lengah karena tidak memegang gagang pintu.

setelah Aran menutup pintu aula itu, Aran langsung mengunci pintunya dari luar dengan sebuah besi yang sempat ia bawa tadi.

dan dirasa sudah selesai Aran langsung pergi dari sana agar tidak banyak teroris yang datang.

Ara yang bermodalkan memakai seragam tanpa ada pelindung lalu senjata api yang ia curi dari salah satu teroris, kini ia sangat siap untuk menghancurkan kelompok ini.

"selamat datang di permainan ku" ucap Aran sambil menyeringai.

****

"kapten! komandan grefancio mengirimkan sinyal untuk menyerbu sekolah, dan para siswa sudah aman di tangan komandan!" ucap salah satu prajurit yang buru buru datang masuk.

arka dan Abbas yang mendengar hal itu pun tersenyum senang, akhirnya setelah sekian jam mereka akan turun tangan

"siapkan pasukan lainnya! kita akan menyerbu sekolah" perintah Abbas segera prajurit tersebut hormat dan langsung pergi dari sana

"siapkan peralatan mu, akhirnya kita akan menyerang" ucap Abbas kepada Arka.

"aku sudah siap dari tadi" jawab Arka singkat lalu ia pergi dari sana sambil tersenyum tipis.

disisi lain!

disinilah Aran ia sudah menewaskan setengah dari pasukan teroris, karena keahliannya yang pintar membuatnya tak susah payah untuk menewaskan mereka semua.

Aran akan menjebak beberapa pasukan teroris untuk masuk ke dalam jebakannya meskipun nanti resiko nya jika gagal Aran akan ditembak, tapi dia adalah tentara dan seorang tentara tidak takut akan kematian.

"gila! masih banyak aja" keluh Aran duduk di atas mayat mayat pasukan teroris yang sudah ia kumpukan di salah satu ruangan kelas.

tap! tap! tap!

suara langkah kaki begitu nyaring di lorong lorong sekolah, membuat Aran yang berada disitu ikut mendengarkan.

firasat Aran mengatakan jika ia harus pergi dari sana, sedangkan pikiran Aran menyuruh Aran tetap disitu dan melihat siapa disana.

"akhirnya kau muncul juga anak dari Djuhandra" ucap seseorang dibalik pintu kelas membuat Aran mengerutkan keningnya.

"anda sangat hebat mengetahui saya berada disini tuan" ucap Aran kepada orang itu.

"tentu saja!" jawab singkat orang itu.

"sebaiknya kau menyerahkan benda itu nak, daripada kau mati disini" lanjut ucap orang itu sambil tertawa di akhir.

"tentara tidak pernah takut mati, tentara hanya harus takut kepada tuhan, sebaliknya anda lah yang harus pergi tuan" ucap Ara tak kalah pedas.

"kau seperti ayahmu, sombong sekali" cibir orang itu.

sedangkan Aran diam saja, bukan karena apa apa tapi dia fokus dengan bentuk tubuh yang berada di balik pintu, ia kali ini akan langsung menyerang di bagian kepala.

set!

sebelum Aran melemparkan pisau, dia terlebih dahulu terkena peluru pistol di bagian pipinya.

Aran pun memegang pipinya dan tentu saja itu berdarah, kali ini Aran tidak akan meremehkan orang yang berada di depannya.

Aran pun berdiri dari duduknya dan langsung berlari ke arah orang itu, Aran langsung menembus pintu yang tertutup.

tapi nihil Aran malah tidak mendapatkan siapapun yang berada di sana, sepi itulah kata yang tepat.

"CK! pintar" decak kesal Aran saat mengetahui orang itu hilang.

karena Aran tak mau berlama lama lagi disitu, Aran pun melanjutkan perjalanan untuk membasmi semua pasukan dari dalam, sehingga pasukan di luar akan ditangani oleh Abbas dan Arka saja.

di saat berjalan waspada, Aran menemukan orang yang sangat dia kenal, yang sedang memimpin pasukan teroris tersebut.

Aran yang mengetahui hal itu menggertakan gigi nya dan mengepal kuat tangan nya, Aran tidak menyangka jika orang tersebut ikut campur dalam masalah ini.

karena kemarahan tersebut Aran langsung saja menembaki para pasukan teroris, sehingga orang yang di kenal Aran itu menoleh ke arah Aran dengan tatapan kesal.

"kau akan mati di tanganku!" ucap Aran lantang sambil tidak berhenti menembaki para pasukan yang sedang terkumpul disana.

Aran yang lihai dalam menghindari peluru juga menembak, membuat para pasukan teroris kewalahan, bahkan sebelum mereka menembak Aran akan menembak mati mereka duluan.

pertarungan antara Aran dan pasukan teroris pun tak terelakkan, meskipun Aran cukup lihai menghindar, tapi tak banyak juga peluru yang menggores tubuh Aran, meskipun begitu Aran tidak menyerah dan terus menembaki para pasukan yang tersisa, sampai hanya orang itu lah yang Aran sisakan.




TBC.




Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang