18

311 39 1
                                    

Aziz dan Aran pun keluar dari aula dan menuju ke ruang musik, karena mereka kesana adalah bagian dari rencana yang dibuat oleh grefancio.

mereka berjalan kesana dengan mengendap endap dan sangat berhati hati.

beberapa saat kemudian akhirnya Aran dan Zee sudah sampai di ruang musik, segera mereka masuk dan tak lupa mengunci pintu nya.

"aman?" tanya Azizi ke Aran yang sedang berada di dekat pintu.

"aman" jawab Aran sambil mengacungkan jempol nya.

"jadi kita harus apa?" tanya lanjut Aran ke Azizi sambil berjalan mendekat ke arah Zee.

"gak tau" jawab Zee apa adanya.

"kamu gak bilang kalo kamu tentara" lanjut Zee.

"gak sempet bilang, kemarin aku buru buru di telepon" jawab Aran

"kamu bener bener hebat ran, di usia yang masih 18 tahun, kamu udah pangkat letnan lho" ucap Zee sambil menatap teduh Aran.

"aku gak hebat, aku bahkan udah menewaskan hampir 100 orang temanku" lirih Aran sambil mencengkram kuat ujung bajunya.

Azizi yang masih mendengar lirihan Aran pun, menatap iba ke Aran, lalu ia mendekatkan diri kepada Aran dan menggenggam kedua tangan Aran.

"semua itu takdir ran, dan itu semua udah di tentukan oleh tuhan" ucap Zee sambil menggenggam erat tangan Aran.

dan tiba tiba saja entah kenapa Aran mengeluarkan air mata nya, Zee yang melihat itu pun khawatir dan dengan cepat menghapus air mata Aran.

"ta...tapi aku udah ngebunuh me... mereka" ucap Aran dengan terisak, Zee yang mendengar itu pun langsung memeluk Aran guna menenangkan nya.

"di dalam kemiliteran pasti ada yang namanya hidup dan mati, jika mereka mati maka tuhan sudah menentukan nya, jika masih hidup maka tuhan belum mengizinkan mereka pergi"

"dan kamu gak ngebunuh mereka oke, aku tau kamu udah berusaha keras agar mereka selamat, tapi takdir berkehendak lain, dan itu adalah takdir mereka, bukan kamu yang ngebunuh" ucap Zee panjang lebar dengan kata kata penenang nya.

Aran yang mendengar perkataan Zee, makin menangis dan langsung membalas pelukan Zee dan memeluk Zee sangat erat, seakan Zee adalah miliknya.

"cup cup cup" ucap Zee menenangkan Aran sambil mengusap kepala Aran yang berada di pundaknya.

****

"hei bodoh! kenapa kau menyerahkan anakmu!" ucap kesal James ke grefancio.

saat ini mereka sedang berada di pojok, jadi percakapan mereka tidak akan terdengar.

"dasar, orang tua! tentu saja aku melakukan ini agar menantuku dan anak ku bisa dekat" jawab grefancio santai

"tunggu! tunggu! kau tidak menyerah?" tanya heran James ke grefancio.

"tentu tidak, bagaimana bisa aku melepaskan anak yang berbakat dan terhormat begitu saja, jika dia menolak bekerja dengan ku, maka aku akan jadikan dia menantu" jawab grefancio.

"bagaimana jika kau gagal?" tanya James dengan sedikit nada menantang.

"James, Aran dan Zee itu sudah seperti cinta yang terpisah, jadi aku disini untuk menyatukan cinta itu" jawab grefancio.

"lagian istri dan anak anak ku yang lain juga setuju" lanjut grefancio.

"ah... aku sekarang kasian dengan letnan kecil itu, Karena ia harus berurusan dengan orang bodoh sepertimu" ucap James yang tak habis pikir dengan pemikiran grefancio.

"mereka itu cocok James, dan aku yakin akan ada benih cinta yang tumbuh diantara anak ku dan calon menantuku" ucap grefancio.

"ya ya ya, aku harap seperti itu" ucap James sambil memutar bola mata malasnya.

***

"bos sepertinya sekolah sudah di kepung" ucap salah satu tentara ke atasannya.

"panggil bala bantuan, dan jangan lupa intai sekitar sekolah, setidaknya para murid selamat!" perintah bos kepada anak buahnya.

"siap" ucap nya sambil bersikap hormat, lalu ia segera pergi dari sana.

"bos komandan Abbas sudah tiba" ucap tentara yang baru saja datang.

"suruh dia masuk" perintah bos nya ini dan tentara tersebut pun mengangguk dan segera pergi dari sana.

"selamat siang" ucap Abbas baru saja tiba.

"silahkan duduk" ucap bos nya itu, dan Abbas pun duduk di sana.

"bagaiman keadaan nya?" tanya Abbas

"benar benar terlambat, komandan dan letnan sudah masuk, tapi sampai sekarang belum ada tanda tanda dari mereka maupun para siswa" jawab bos nya itu.

"jadi kita harus bagaimana?" tanya Abbas.

"untuk sementara kita intai dahulu, aku juga sudah memanggil bala bantuan" jawab bos itu.

"baiklah, aku serahkan kepadamu Arka" ucap Abbas dan Arka pun mengangguk.

***


"bagaimana diluar?" tanya Zee kepada Aran.

"mungkin sebagian pasukan mereka sedang berjaga di luar" jawab Aran santai.

"dan... kemungkinan mereka tidak akan memeriksa ruangan ini" lanjut Aran.

"ya aku harap begitu" gumam Zee Yang sedang duduk di pojok ruangan.

"tenang saja, kita akan baik baik saja ada aku" ucap Aran menenangkan Zee dan ia berjalan untuk duduk di samping Zee.

"jadi.. bagaimana perasaan mu sudah tenang?" tanya Zee sambil menatap Aran yang berada di sampingnya.

"sudah sangat tenang, terima kasih atas pelukan nya yang tadi" jawab Aran menatap balik Zee.

"sama sama, jika ada apa apa ceritalah padaku, aku tidak keberatan kok" ucap Zee sambil tersenyum tipis.

"tentu" jawab Aran



TBC.





mwehehehehehe

gila di notice, seneng banget sumpah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gila di notice, seneng banget sumpah.
tapi pas liat twit nya kok lama lama kasian ya sama Ara.

gak papa Ra sekali kali jadi badut kita Ra, meskipun udah di korbanin beberapa kali, semangat yok!

kasian Ara udah di DP sama Kimnatio Kimnatio itu, meskipun saya seneng karena comeback ya.

buat kalian jangan mudah ketipu sama Kimnation soalnya di meet and great mereka gagal 3 kali.

saya cuman peringati ya, kita tunggu aja tanggal mainnya meskipun lama.

semangat ya Ra fyp 1 tahun (kalo jadi)
#saveara

Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang