19

291 40 11
                                    

polisi juga tentara pun sudah sampai di high school Laksani, mereka juga sudah menyuruh pasukan untuk mengitari sekolah tersebut.

"sudah semua pak" ucap salah satu pasukan tentara.

"baiklah, untuk sekarang kita harus menanyakan keadaan di dalam dulu kepada para teroris, dan jangan sampai gegabah karena jika salah sedikit, mungkin tawanan yang akan jadi korban" jelas Abbas, dan tentara tersebut pun mengangguk.

"lalu kita harus apa?" tanya Arka kepada Abbas.

"kita negosiasi, sambil nanti kirim pasukan yang jago untuk menyelinap" jawab Abbas.

"baiklah aku akan bilang kepada kepala polisi, untuk bernegosiasi" ucap Arka lalu ia pergi dan segera berjalan ke arah kepala polisi.

***

"sepertinya kita harus keluar dari sini secepatnya" ucap Aran membuat Zee menoleh ke arahnya.

"kenapa?" tanya Zee bingung.

"untuk para teroris yang sedang berada di dalam, saya ingin bernegosiasi dengan anda sekalian, mohon lepaskan siswa dan siswi tak bersalah, jika tidak maka kami akan mengambil tindakan kekerasan!" ucap keras yang berasal dari luar, tentu saja Aran dan Zee mendengar hal itu.

"sepertinya polisi sudah mengambil tindakan" ucap Zee

"kau benar, mereka juga negosiasi untuk menyelamatkan para siswa agar aman" tambah Aran.

"jadi sekarang kita harus apa?" tanya Zee bingung.

"menjadi tawanan mereka" jawab Aran sambil menjentikkan jarinya.

"tidak! bagaimana kalau kita yang ditembak mati?" ucap Zee yang tidak setuju dengan usulan Aran, karena sejujurnya itu sangat berbahaya.

"tidak akan, para teroris itu mengincar sesuatu yang dimiliki oleh komandan, jadi kemungkinan mereka akan menukarkan kita dengan sesuatu itu" jawab Aran meyakinkan Zee.

"apa sesuatu yang dimiliki oleh ayahku?" tanya Zee penasaran.

"kunci, dimana kunci tersebut bisa menghancurkan satu negara" jawab Aran sambil menatap Zee.

"terus sekarang benda itu ada dimana?" tanya Zee sambil menatap aran

"di suatu tempat yang tidak diketahui, kecuali komandan sendiri yang tau" jawab Aran

"apakah itu seperti sebuah bom atau misil?" tanya Zee

"aku juga tidak tahu, komandan tidak pernah menyebutkan apa itu secata detail" jawab Aran sambil menghela nafas panjang nya.

"aku jadi penasaran dengan benda apa itu" gumam Zee sambil mengehela nafas panjang juga.

"Azizi Shafa Harlan!" panggil Aran tiba tiba membuat Zee sedikit was was.

"ada apa ini tiba tiba?" tanya Zee menyelidik.

"boleh aku memeluk mu sebentar?" tanya Aran sambil merentangkan kedua tangannya.

"tentu, sini!" jawab Zee sambil membawa Aran ke pelukannya.

"ada apa tiba tiba?" tanya Zee sambil mengelus kepala Aran yang saat ini aran berada di pelukan nya.

Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang