"haduh, om om ini lama banget dah" celetuk Olla.
"iya lagi, udah tua tapi njelasin nya panjang lebar" ucap Chika menyetujui
"sabar aja, lagian kepala sekolah udah berbaik hati menyuruh kita mendengar sambil duduk" ucap Freya
"iya sih, tapi kita udah setengah jam ngedengerin masalahnya fre" ucap Jessi.
"lagian event nya banyak banget dah peraturan nya" ucap Zee
"agak aneh emang" ucap Jessi
sedangkan para siswa dan siswi mengeluh di dalam aula, karena tidak masuk masuk kelas, berbeda dengan keadaan yang sedang di luar aula yang kacau.
di luar aula terlihat dua orang yang sedang memegang senjata api dan memakai sebuah alat pelindung diri dari peluru.
mereka berdua menerobos penjaga yang sedang menjaga di dalam gedung sekolah, tujuan mereka sekarang adalah ke aula untuk mengamankan dan melindungi para siswa siswi, staff dan guru yang berada di aula.
"komandan! seperti nya kita harus bergegas" ucap pemuda tersebut kepada komandannya.
"kamu benar" ucap komandan tersebut.
segera mereka langsung menerobos dan menembak para penjaga, lebih tepatnya teroris.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di depan pintu aula dengan keadaan lengan mereka yang terkena goresan peluru dan pakaian yang terkena darah.
"apakah aman komandan?" tanya pemuda tersebut sambil mengawasi bagian belakang komandannya, jaga jaga jika ada teroris yang lewat.
"sepertinya di dalam aman" jawab komandan nya sambil mencari suara di pintu.
dor!
satu peluru dari teroris yang sedang menembak sang pemuda dan komandan nya, tapi karena terlalu cepat sehingga sang pemuda terkena peluru itu tapi untungnya itu hanya goresan.
sedangkan sang komandan ia sudah menghindar dan sudah menembak teroris yang menembak pemuda itu.
"kamu tidak apa apa nak Aran?" tanya komandan khawatir.
"saya baik baik saja komandan, ini hanya luka kecil" jawab Aran
"apakah kita akan masuk ke dalam komandan?" tanya lanjut Aran ke komandan nya.
"iya, kemungkinan dia akan memanggil kawan nya" jawab komandan nya.
"dia?" tanya heran Aran.
"tadi salah satu teroris berhasil menghindar dan berlari" jawab sang komandan tersebut, dan Aran pun mengangguk Mengerti.
brak!
komandan tersebut membuka pintunya agak keras, sehingga yang di dalam aula segera melihat ke arah sumber suara.
setelah komandan tersebut masuk yang diikuti dengan Aran, mereka segera menutup pintu rapat rapat agar sang teroris tidak bisa masuk.
tentu saja pergerakan mereka tadi membuat para siswa, siswi, staff dan guru juga kepala sekolah terkejut, apalagi pakaian mereka.
"anda benar disini aman komandan" ucap berbisik Aran ke komandan nya
"bolehkah kita tau siapa anda? nampaknya murid kami sangat ketakutan melihat anda" ucap sang kepala sekolah sambil berjalan ke arah Aran dan komandan nya.
"ekhem! maaf telah mengejutkan kalian, sebenarnya keadaan diluar sangat tidak memungkinkan kita untuk pergi, jadi lebih baik menetap disini" ucap komandan tersebut.
"apakah anda....."
"Grefancio Sheen Harlan" ucap komandan yang biasa nya dipanggil gre atau cio.
"salam hormat pak" ucap kepala sekolah sambil bersikap hormat, membuat para siswa tambah bingung.
"sebaiknya anda simpan dulu hormat anda, kita harus menetralkan keadaan" ucap Aran sambil memberikan senjata api yang ia simpan tadi kepada sang kepala sekolah.
"baiklah" jawab kepala sekolah
"papa kenapa ada disini?" tanya Adel yang berada di salah satu kerumunan siswa.
karena pertanyaan Adel, membuat seluruh orang yang berada di aula menatapnya.
"tadi ada laporan penyerangan di sekolah Laksani, jadi papa datang kesini" jawab grefancio.
"sendirian?" tanya Adel kembali.
"ini sama pemimpin divisi lainnya" jawab grefancio sambil menunjuk Aran.
(sedari tadi grefancio dan Aran pake helm ya, jadi mereka gak dikenali)
"apakah tim sudah sampai?" tanya James.
"dalam perjalanan, kami tadi datang dengan membawa motor kecepatan penuh, jadi kami lebih cepat sampai dari tadi" jelas grefancio dan James pun mengangguk.
"tenang anak anak kita aman disini, karena kami bertiga akan melindungi kalian semua, saya mohon untuk kerja sama nya" ucap James sambil menghadapkan tubuhnya ke arah siswa dan siswi.
"perintah diterima" ucap Aran ke HT yang ia bawa tadi.
"komandan, kita mendapatkan laporan bahwa tim akan terlambat, karena di barak juga di serang" lapor Aran sambil berbisik ke arah grefancio.
"jadi sementara kita akan bertahan disini?" tanya grefancio.
"sepertinya komandan, saya juga sudah menghubungi divisi kapten Abbas, dan katanya mereka akan datang" jawab Aran dan grefancio pun mengangguk.
"pertahankan base kita, dan hancurkan base musuh" ucap grefancio sambil menepuk kepala Aran.
"siap komandan" ucap Aran sambil sikap hormat.
"James aku percayakan anak anak padamu" ucap grefancio.
"apakah kalian akan keluar?" tanya James.
"tentu tidak, kami akan berjaga sampai para tim sudah datang, untuk berjaga jaga saja ku serahkan anak anak padamu jika terjadi sesuatu kepada kita" jawab grefancio
"baiklah, jadi sekarang kita harus apa?" tanya James.
"mengintai" jawab singkat grefancio.
"baiklah letnan, tunjukkan kemampuan mu kepada kita" lanjut ucap grefancio kepada Aran.
"saya selalu siap komandan" jawab Aran dengan tersenyum smirk di dalam masker yang ia pakai.
TBC
outfit Aran dan grefancio
KAMU SEDANG MEMBACA
Ochrance (Hiatus)
FanfictionAzran Griffin Djuhandra biasa di panggil Aran, seorang letnan tentara yang di tugaskan oleh atasan nya untuk menjaga anak dari komandan Kopasus. bagaimana kah Aran melindungi anak dari komandan Kopasus?