22

311 42 1
                                    

"kita selesaikan disini tuan" ucap Aran lalu ia berbalik dan melemparkan pisau ke arah pasukan tersebut.

cting!

buruknya pisau tersebut berhasil di tepis oleh pasukan itu, karena dia juga dengan cepat mengeluarkan pisau miliknya.

"wah! ku pikir kau bodoh, ternyata pintar juga ya.." ucap pasukan itu sombong.

"tidak mungkin aku tidak mengenalimu, afran!" ucap Aran sambil menyeringai.

"oh iya? wah kau adalah saudara yang baik Azran" ucap afran sambil tersenyum tipis.

"terima kasih atas pujian nya" ucap Aran, lalu dengan cepat ia berlari ke arah afran dan langsung melayangkan satu pukulan ke arah tubuhnya.

dan ya afran menangkis serangan Aran dengan cepat, tak mau kalah afran menyerang Aran dengan kakinya, sehingga tendangan itu mengenai perut Aran dan berhasil membuat Aran mundur beberapa cm.

"lihatlah! kau lemah sekali" ucap afran meremehkan.

Aran yang melihat itu pun langsung mengeluarkan pistol dan menembak kaki afran, tapi sayang afran berhasil menghindar dan menendang kuat tangan Aran menyebabkan pistol tersebut ikut terlempar.

"sebaiknya kau dulu terima tawaran dari ayah kita bodoh!" ucap afran tepat di telinga Aran.

"ayahku sudah mati! dan dia tidak akan pernah menjadi ayahku" ucap lirih Aran lalu Aran langsung melancarkan serangan tapi lagi lagi itu berhasil di tangkis oleh afran.

Aran yang melihat serangan nya di tangkis oleh afran hanya berdecak kesal, karena jujur lawannya kali ini tidak bisa diremehkan, meskipun itu saudara nya sendiri.


****

"kapten kita sudah menemukan lokasi aula" ujar salah satu prajurit.

"kita kesana" perintah Abbas ke para prajurit.

"aku akan menjaga sini, dan lanjut ke lantai atas" ucap Arka sambil tetap berperang di lantai 2

Abbas yang mengerti pun, pergi ke aula yang tepatnya di lantai satu dengan setengah prajurit yang lain.

terlihat saat berjalan ke aula, hanya sedikit teroris saja yang berjaga dan Abbas menyimpulkan bahwa teroris belum tau tempatnya komandan grefancio.

dengan cepat para prajurit dan Abbas langsung menyerang dan menerobos pertahan teroris untuk menyelamatkan orang orang.

****

terlihat afran sudah terkapar lemas di lantai lorong lantai 3 sedangkan Aran ia masih berdiri dengan sisa tenaga yang ia miliki.

pertarungan mereka tadi cukup dahsyat dan penuh dengan hal yang bisa membahayakan nyawa mereka masing masing.

"tidak buruk bertarung dengan adik ku sendiri" ucap afran dengan darah yang berada di mulut nya dan dengan nafas tersengal sengal.

"aku juga, pada akhirnya akulah yang menang bukan?" sahut Aran dengan nafas yang tersengal-sengal karena kelelahan.

"kau masih.. belum... menang... James.. ya James... dia juga... penghianat.. kau tau" ucap afran membuat Aran membulatkan matanya, sungguh ia tidak tau akan hal itu.

"maksudmu apa hah!" teriak Aran ke afran lalu ia berjalan menuju terkaparnya afran dan menarik kerah afran.

"tamatlah riwayat mu" ucap afran sambil tersenyum dan terkekeh.

Aran yang geram pun langsung melemparkan dan melepaskan kerah afran, lalu ia langsung berlari menuju aula, sekarang pikirannya hanya tertuju kepada komandannya dan Zee.

****

"huh.. jadi kemampuan mu hanya segini gre?" tanya remeh James kepada grefancio yang sedang terkapar lemas di tembok.

"keparat! siapa yang menyuruhmu James!" ucap keras grefancio marah.

"tenang lah gre.. kau tau aku mengincar kunci itu, jadi serahkan kunci itu kepada ku, maka kau dan siswa akan selamat" ucap tenang James.

"kunci? maksudnya kunci itu?" batin Zee yang sedang melindungi para siswa dari James dan di sebelahnya ada adel.

"hahaha.... kau tidak akan menemukan kunci itu James, kau tidak akan bisa memiliki itu" ucap grefancio sambil tersenyum remeh.

James yang mendengar ucapan grefancio itu pun tentu marah, ia menggertakkan giginya dan berjalan ke arah grefancio lalu menarik keras kerah grefancio.

Zee yang melihat James pun marah, karena ayahnya di perlakukan seperti itu, ia langsung berjalan ke arah James dan grefancio, tapi Zee langsung di tahan oleh Christy dan mengisyaratkan agar tidak ikut campur sementara.

"gre! berikan kunci itu kepada ku, maka kau akan selamat" ucap penuh penekanan dari James.

"kamu tidak akan memiliki nya James, karena dia bukanlah benda yang jinak" ucap grefancio tak kalah mengintimidasi.

"jinak? maksudmu?" tanya heran James.

"pikirkanlah sendiri.. oh iya omong omong para prajurit ku sudah hampir sampai" jawab grefancio dengan nada santai.

"sialan!" umpat James lalu ia melepaskan kerah grefancio dengan keras, sehingga punggung grefancio terbentur tembok di belakang nya.



****

saat ini Aran sudah berada di depan pintu aula, tapi sayang pintu aula nya terkunci dan Aran tidak tau harus bagaimana jika masuk.

aran pun memikirkan rencana apa yang akan ia gunakan untuk menyelamatkan semua orang yang berada di aula, dengan mondar mandir.

sampai dimana ingatan terlintas di pikiran Aran bahwa beberapa atap di aula terbuat dari kaca.

dan bravo, Aran menjentikkan jarinya Aran sudah mendapatkan ide, yaitu Aran akan masuk melewati atap kaca itu, tapi masalahnya Aran akan naik ke atap itu dengan apa.

setelah pemikiran yang hampir 3 menit Aran pun memutuskan untuk membawa tangga atau apa apa yang bisa digunakan untuk ke atap.

Aran langsung saja bergegas ke gudang dekat aula untuk mendapatkan barang yang akan ia cari.


****

"kenapa banyak sekali!" keluh Abbas saat melihat pasukan teroris yang terus bertambah.

"kapten! ada dua orang lagi di belakang nya" ucap salah satu prajurit Abbas lewat HT yang terpasang.

"sialan!" umpat Abbas yang mendengar hal itu.

mereka pun tetap mempertahankan posisi mereka, dimana strategi mereka adalah bertahan dan menyerang jika ada celah.

pertarungan yang sengit diantara dua kubu pun tak terelakkan, pasalnya kedua nya sama sama tidak menyerah, meskipun beberapa anggota terluka tapi mereka tetap maju dan tetap mempertahankan posisi nya.

"entah kapan ini semua akan berakhir" gumam Abbas saat melihat pertarungan antara prajurit nya dan pasukan teroris di seberang.




TBC.





Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang