25

316 44 5
                                    

Beberapa hari kemudian, Aran sudah sembuh dari perawatan nya dan dokter juga membolehkan Aran beraktivitas kembali.

"akhirnya... keluar" ucap Aran lega.

Aran pun pergi dari rumah sakit dan menuju apartemen nya, rencana nya Aran akan bertempat tinggal di situ saja.

sesampainya di apartemen, Aran langsung saja rebahan di kasurnya sungguh, Aran sangat kangen kepada kasur nya ini.

ting! tong!

bel pintu apartemen Aran pun berbunyi, membuat Aran mengernyitkan keningnya, tapi selanjutnya Aran berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu nya.

"siapa sih siang siang begini!" umpat Aran, pasal nya tadi ia sedang membalas rindu kepada sang kasur malah di ganggu.

cklek!

aran membuka pintu, terlihat seorang pria dengan wajah tegas sedang berdiri di hadapannya, membuat Aran langsung hormat kepada nya.

"silahkan masuk tuan" ucap Aran sambil mempersilahkan masuk pria tersebut.

pria tersebut pun tersenyum sekilas dan mengangguk kecil, lalu ia masuk ke dalam apartemen Aran dan duduk di sofa yang ada di sana.

"anda mau minum apa?" tanya Aran ke orang tersebut.

"kopi saja" jawab pria itu dengan suara berat nya yang khas.

Aran pun mengangguk, lalu ia ke dapur dan membuatkan kopi untuk orang tersebut, setelah selesai ia langsung menyajikan nya di meja tamu, dan Aran duduk di salah satu sofa.

"jadi.. anda kenapa kesini? tumben?" tanya bingung Aran, karena orang tersebut akan datang ke Aran kalau ada hal penting.

"saya hanya ingin membicarakan sesuatu, saya ingin menawarkan kamu pekerjaan yang sesuai" jawab nya, lalu ia meminum kopi di depannya.

"pekerjaan apa itu?" tanya Aran penasaran, mungkin ia sedikit tertarik dengan pekerjaan itu.

"ada hampir 5 buron yang kabur dari penjara besar Amerika, dan mereka sudah masuk ke jakarta, saya mau anda menangkap mereka entah dalam keadaan hidup maupun mati" jawab orang itu yang sudah menyelesaikan minuman nya.

"cukup sulit... bagaimana saya bisa menangkap mereka? Jika lokasi nya saja saya tidak tau" ucap Aran bingung, lalu ia menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Untuk itu biar urusan tim kami, kamu hanya perlu menangkap nya saja" jelas orang itu ke Aran.

Aran pun sedikit berpikir, apakah ia menerima tawaran itu atau tidak, sungguh Aran bingung.

"baiklah.." putus Aran sambil menghela nafasnya.

"oke, nanti saya hubungi lagi" ucap nya lalu ia berdiri.

melihat orang tersebut berdiri, ada juga ikut berdiri dan mengantarkan orang tersebut sampai pintu keluar, setelah orang tersebut benar benar pergi dari sana, Aran pun menutup pintunya.




****

keesokan harinya, Aran bangun cukup pagi karena itu Aran bersiap untuk pergi olahraga, lagian dia juga tidak bersekolah lagi.

seperti biasa nya, Aran akan joging di taman dan tentu saja Aran akan melewati rumah Harlan.

saat di depan rumah Harlan, rumah tersebut hanya ada pembantu nya saja, pikir Aran mungkin tuang rumahnya sedang di dalam, lagian tugas Aran juga sudah selesai.

di taman.


setelah Aran melakukan joging yang cukup melelahkan, ia pun istirahat di kursi taman.

Aran cukup melihat banyak sekali orang yang sedang melakukan aktivitas nya masing masing, pemandangan tersebut mengingatkan Aran kepada ingatan di mana selama hidup nya ia hanya melihat perang dan darah.

Aran menghela nafas cukup berat, entahlah entah dia merasa bersalah atau memang ia sudah tidak sanggup lagi menjadi tentara.

"sendirian aja" ucap tiba tiba dari seseorang, membuat Aran yang tengah melamun menjadi tersentak dan melihat ke arah sumber suara.

"lagi ngapain disini?" tanya Aran sambil menepuk ruang kosong di samping kursi taman yang ia duduki.

orang tersebut pun tersenyum, lalu ia duduk di samping Aran dan memeluk lengan Aran tak lupa ia senderkan kepala nya di bahu Aran.

"olahraga... tapi pengen ketemu kamu juga" ucap nya membuat Aran tersenyum manis.

"kangen" ucap lirih Aran, lalu ia menatap orang tersebut.

"kangen juga" ucap orang itu lagi, lalu ia melepaskan pelukannya di lengan Aran dan menatap Aran.

mereka pun bertatapan dengan tatapan teduh dan dalam, seperti orang di mabuk asmara.

tiba tiba tatapan Aran beralih ke bibir orang itu, pikiran Aran sekarang hanya ingin memakan bibir pink yang manis itu.

perlahan Aran mendekat kan wajahnya ke arah Zee, ya Zee lah orang yang berada di samping Aran.

"stop!" ucap Zee sambil menahan wajah Aran yang semakin mendekat kepada nya.

Aran yang di perlakukan seperti itu, menyingkirkan tangan Zee dari kedua bahunya dan menatap Zee dalam.

"kenapa?" tanya Aran ke Zee dengan nada sedih.

"masih di taman..." ucap Zee sambil memperhatikan sekitar.

"berarti kalo gak di taman boleh dong?" tanya Aran polos.

"gak gitu juga... Aran.." ucap Zee sambil memundurkan tubuh Aran.

sedangkan Aran hanya pasrah, jika Zee seperti itu maka apa boleh buat, Aran sangat mencintai Zee. Dan Aran berjanji kepada dirinya sendiri, bahwa ia tidak akan merusak Zee. Kecuali ciuman itu saja.

"udah ayo pergi" ajak Zee sambil berdiri dan memegang tangan Aran.

"kemana?" tanya Aran bingung sambil berdiri mengikuti Zee.

"anter aku pulang, aku mau sekolah hari ini" jawab Zee lalu ia menggandeng tangan Aran sambil berjalan ke luar taman.

Aran hanya pasrah saja, dan ia pun menggenggam erat balik tangan Zee, tak lupa Aran berjalan di samping Zee sambil sesekali ia dan Zee bercanda dan berbincang.





TBC.







Lunas yak!
















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ochrance  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang