17

276 21 1
                                    

Beberapa hari kemudian~~~

Kinana berjalan keluar dan berdiri di antara pintu masuk Elangtara, dia mendengar ada keributan pagi ini. Ternyata di depan pagar ada beberapa perempuan yang membuat keributan sehingga satpam kediaman harus ekstra menjaga.

"Ada apa pak?"tanya kinana ke pak satpam.

"Ini, fans nya pak mayor.. pagi-pagi ada yang ngasih bunga, cokelat, buah, terus hadiah lain nya"

"Sampai segitu nya? Emang ada apa sama beliau?"

"Mbak nana gak tau? Hari ini kan pak mayor ulang tahun"

"Hah? Beneran?"Kinana tidak tau itu dan setelah di beri tahu dia cukup terkejut.

"Iya bener mbak, masa saya bohong.. mana berani atuh"

"Jadi mereka semua kesini ngasih hadiah untuk beliau?"

"Iya, edan kan... seepport itu loh, kata anak muda jaman sekarang"

"Effort pak bukan epport, pakai huruf F ya"

"Oooo, Evvort.. hehe"

"F pak F, bukan V"

"Iya deh iya, saya lanjut dulu ya mbak.. itu liat masih banyak yang ngatri mau ngasih hadiah ke pak mayor.."

"Iya pak, lanjutlah"

Kinana menghela nafas dalam, dia tersenyum tipis ketika memikirkan apa yang akan dia berikan pada mayor tedrick karena hari ini ulang tahun beliau.

.

.

.

"Bang leoooo..bang!"

Leo yang sedang bekerja kaget ketika mendengar teriakan Kinana saat masuk ke dalam ruangan kerja nya.

"Hah, apa?"

"Bang, lo tau kalau hari ini ulang tahun nya mas tedrick?"

"Eumm, tau"

"Kok gak ngasih tau gue?.. masa gue tau nya dari pak satpam sih"

"Buat apa lo tau? Pacar bukan, tunangan bukan, istri juga bukan"kata Leo dengan ekspresi menyebalkan.

Kinana mencubit pelan lengan leo karena kesal.
"Dih, kan gue teman nya mas tedrick"

"Sejak kapan hah? Mana mau pak mayor temenan sama lo, mimpi kali"ledek Leo.

"Apaan sih, gak seru banget"

"Hahahaha, nangis gak nih?"

"Gue gak cengeng ya, udah deh.. sekarang kasih tau gue apa yang disukai mas tedrick"

Leo tampak berpikir keras.
"Entah"jawab nya singkat seusai berpikir seakan dia punya jawaban bagus yang di inginkan Kinana.

Kinana memukul pundak Leo cukup keras, dia kesal dengan kelakuan leo yang tidak pernah serius.

"Aduh, sakit tau"

"Maka nya jangan bercanda terus, jawab yang bener bisa gak sih"

"Udah bener itu, gue mana tau.. tanya aja sama mas rendi atau mas yuda, mungkin mereka tau"

"Buang-buang waktu aja gue nanya sama lo"kata kinana lalu pergi mencari rendi atau yuda untuk di tanyai.

"Siapa suruh nanya gue, dasar perempuan"ketus Leo.

.

.

.

Kinana menculik Rendi yang kebetulan sedang berjalan di koridor Elangtara dan membawa nya ke ruang rapat yang kosong. Rendi yang belum tau alasan nya di tarik begitu saja hanya terpaku mengikuti arahan.

"Mas rendi, ada yang mau saya tanyain"

"Ya ampun saya kira mau ngapain mbak, lagian narik tiba-tiba begitu apa gak takut di kira maling? Untung saya liat dengan jelas kalau yang narik mbak nana, coba kalau bukan udah saya gebukin"kata Mas rendi.

"Hehe, maaf mas.. saya takut orang lain dengar, jadi harus di tempat yang sepi.. ini gak terlalu penting sebenarnya tapi saya butuh"

"Oh iya, butuh apa?"

"Hari ini kan ulang tahun nya mas tedrick, kira-kira mas tedrick suka nya apa ya?"

Rendi sudah serius mendengar, dia kira hal genting yang amat serius ternyata bukan.
"Ooooh, hadiah buat pak mayor ya?"

"Eum, iya mas..hehe"

"Setau saya pak mayor akan suka apapun hadiah yang diberikan asal bukan kejutan"

"Hah? Mas tedrick gak suka kejutan ya?"

Rendi mengangguk.
"Umur beliau kan sudah lewat 20-an ya, beliau udah dewasa juga dan kejutan ulang tahun gitu biasa nya bikin beliau malu-malu.. kayak gengsi mau nerima"

"Oooh gitu ya, aduh mas.. saya bingung mau ngasih apa"

"Terserah mbak nana yang penting gak memberatkan mbak nana aja, beliau pasti senang dengan apa yang di kasih orang"

"Hmm, gitu ya.. oke deh mas, makasih saran nya ya"

"Iya mbak, kalau gitu saya permisi"

"Iya mas, maaf udah ganggu jalan nya tadi"

"Hahahaha, gapapa mbak.. saya duluan"

"Silahkan"

Kepergian rendi meninggalkan kinana yang masih memikirkan tentang hadiah apa yang harus di berikan ke mayor tedrick, dia tidak tau apa yang disukai beliau karena memang beliau tidak pernah cerita tentang apa kesukaan nya dan kinana juga tidak bertanya.

Apapun itu, dia merasa harus membelikan hadiah sebagai bentuk terima kasih karena sudah menjaga bapak dan menjaga nya. Minimal hadiah yang mengesankan bagi beliau.




To be continued~~~

Halo guys, back again si author hehe

Maaf lama update, author lumayan sibuk nih

Tapi gak akan mungkin meninggalkan lapak cerita sebelum ending

Cukup kalian Like, Follow dan komen akan memberi semangat author untuk update cerita ini hehe

🤗

Kepincut kulkas 1000 PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang