03. Saya Masih Suka Makan Nasi

19.2K 1.6K 23
                                    

"Saya selesai."

Kaisar Zavier berdiri, mengabaikan semua tatapan yang mengarah padanya.

"Apa maksud anda Yang Mulia Permaisuri? Apa yang saya tanyakan itu omong kosong? Anda melakukan kekerasan terhadap Tuan Puteri. Bagaimana saya bisa diam?"

Wanita itu mulai menangis dan membuat Gisselle ingin melempar gelas ini ke jidat lebar wanita itu.

"Apa buktinya jika saya yang melakukannya? Setidaknya anda harus menyertai argumen dengan bukti agar memperkuat argumen anda."

"Saya sudah bilang bukan Ibunda Permaisuri yang melakukannya. Kenapa anda masih saja memojokkan Ibunda?" Iphigenia kembali bertanya, entah mengapa ia tidak suka saat Ibunya terus di sudutkan oleh mereka.

"Apa yang coba kau dapatkan dari wanita itu Puteri Iphigenia? Tak saya sangka kau akan membela wanita itu sampai seperti ini nya."

Putera Mahkota akhirnya bersuara, tentu saja membela calon Ibunya. Baginya Gisselle tetaplah Ibu dan istri tidak berguna yang hanya membuatnya kesal sejak dulu. Tidak menutup mata, saat kecil banyak luka yang Gisselle toreh untuk remaja lelaki itu.

Bibit kebencian mungkin saja sangat banyak, hingga anak itu sangat membencinya dan tidak ada celah untuk Gisselle meminta maaf.

"Jadi apa mau anda Yang Mulia? Saya tahu dengan maaf pun itu tidak cukup anda terima kan? Tapi maaf, jika perkataan saya terhadap calon ibunda baru anda tidak berkenan di hati anda, saya minta maaf. Permisi"

Setelah mengatakan itu, Gisselle pergi dengan raut wajah terluka, pun dengan Putera Mahkota Cheizel yang merasakan perasaan berbeda, ada kesal dan senang saat Permaisuri Gisselle menyebut Rose sebagai calon Ibundanya yang baru.

Namun kenapa dia merasa kesal, itu aneh. Batin Cheizel.

***************

"Mengapa pengeluaran Lady Horison sangat tinggi, Jordan?"

"Tidak ada yang membatasinya, Yang Mulia Kaisar juga membiarkan." jawab Jordan tenang,

"Membiarkan? Dia bahkan belum resmi menjadi selir. Belum jadi selir saja seperti ini. Bagaimana nanti dia menggantikan saya?" gumam Gisselle yang masih di dengar Jordan,

"Wilayah selatan, kekuasaan milik Duke Aston juga kekurangan dana. Mereka gagal panen akibat air yang tidak cukup juga pupuk sayuran yang tidak tepat. Yang Mulia mengirim Putera Mahkota, tapi sepertinya Putera Mahkota masih sibuk dengan pekerjaannya." ucap Jordan, dia berfikir bahwa Gisselle telah berubah jadi tidak masalah sepertinya jika harus mengatakan permasalahan ini.

Gisselle tahu, wilayah selatan adalah milih Tuan Puteri Iphigenia sedangkan wilayah barat adalah miliknya. Kaisar Zavier sepertinya tidak memberikan kepercayaan penuh wilayah itu kepada Iphigenia.

"Siapkan kereta kuda."

*****************

Iphigenia melirik Ibunda nya di sampingnya, hari ini ia di paksa ikut ibunda nya ini menuju ke wilayah selatan yang ia tahu wilayah kekuasaan miliknya di bawah kepemimpinan Duke Aston.

"Iphigenia, permasalahan di sana adalah gagal panen dan kita harus memberi tahu cara mengantisipasinya dan bila pun gagal kita harus memberikan opsi kedua. Amati Ibunda dan pelajari sendiri, jika ada yang di tanyakan, tanyakan saja. Mengerti?"

Iphigenia tersenyum samar, entah mengapa dan entah kapan dia pernah bermimpi untuk dekat dengan Ibunda nya, dan sekarang ini terjadi. Dia senang.

Mereka akhirnya sampai di lahan luas wilayah selatan, padi terlihat tidak berkembang dan kekeringan di sebelah lahan lain. Ini gawat,

Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam [] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang