"Tapi bagaimana bisa anda memotong anggaran saya? Kenapa tidak anggaran Puteri Iphigenia?"
Manusia berambut merah itu benar-benar tidak tahu diri rupanya. Gisselle mengetatkan rahangnya, rasanya dia ingin menggampar mulut itu.
"Haissshhh sebenarnya saya tidak ingin menggunakan otoritas sebagai Permaisuri, karena bagaimanapun saya Permaisuri yang tidak tahu diri dan tidak pernah menjalankan pemerintahan membantu Yang Mulia Kaisar."
Gisselle seharusnya tidak mengatakan hal seperti itu, semua orang mungkin akan curiga padanya. Jadi dia akan melakukan ini,
"Karena lahan sawah itu sangat penting bagi saya yang sangat menyukai NASI. Jadi saya tidak tanggung untuk memotong anggaran benalu yang tidak jelas asal usulnya disini."
Pfftt
Duke Aston dan puteranya tidak sanggup untuk menahan tawanya tapi mengingat ada Kaisar disana. Mereka berusaha sekuat mungkin untuk tidak tertawa.
"Penasehat Theo, anda pasti setuju, disini saya masihlah Permaisuri. Jadi tidak ada masalah kan jika saya menggunakan otoritas saya?"
Theo mengangguk membenarkan, Kaisar menatap Gisselle dengan pandangan menyelidik, sedangkan Gisselle berusaha untuk bersikap tenang dan konyol. Sikap itu tentu berkebalikan dengan sikap Gisselle yang asli.
Rose melihat kearah Kaisar Zavier yang tengah saling menatap dengan Gisselle. Mengapa Kaisar nya tidak mengatakan apapun? Sedangkan Kaisar Zavier juga tidak bisa mengatakan apapun, benar otoritas Permaisuri tidak bisa di ganggu gugat sama hal nya seperti titah Kaisar, bahkan sekalipun itu Kaisar yang ingin membantahnya, yang ada mungkin Kaisar akan di cemooh rakyatnya karena melanggar otoritas Permaisuri.
"Katakan sesuatu Yang Mulia." bisik Rose mengiba sambil menekan lengan Zavier di belahan dadanya.
Menjijikan, satu kata yang terlintas di otak Gisselle.
"Tidak ada yang bisa saya katakan jika Permaisuri telah menggunakan otoritas nya." ucap Zavier yang membuat Rose melepaskan kaitan tangannya di lengan Zavier,
"Yang Mulia-"
"Bersabarlah Rose" bisik Zavier kecil.
"Kalau begitu saya izin pamit Yang Mulia. Oh Lady Rose lebih baik anda belajar untuk menjadi Permaisuri yang baik, jangan mengikuti jejak saya yang suka menghamburkan uang. Nanti jatuhnya tidak ada bedanya Permaisuri terdahulu dan yang sekarang."
Ucapan Gisselle membuat semua petinggi kekaisaran setuju dengan pendapat Gisselle barusan. Zavier menatap Gisselle penuh pertanyaan sedangkan Rose mengepalkan kedua tangannya ketika para petinggi mulai menggunjing dirinya.
*************
"Ayo lebih bertenaga lagi Iphi!"
Iphigenia mencoba mengangkat besi yang di ujungnya ada bulatan semen yang besar, mungkin jika di total ada lah 5 kg an.
Gisselle melihatnya sambil minum teh dengan anggunnya, semalam Gisselle memerintahkan ajudan nya untuk membuat barble ala dirinya, dengan tongkat besi sekitar 30cm dengan ujung masing-masing diletakkan bulatan acian semen untuk beban nya.
"Ibu, ini berat sekali, tulang saya rasanya mau patah." ucap Iphigenia keras,
Gisselle mengangkat sebelah alisnya, anak itu sudah di latih vokal darinya agar berbicara dengan keras namun elegan, Gisselle tidak suka mendengar suara Iphigenia yang bak nenek-nenek, kecil dan tak terdengar.
"Baru tujuh kali Iphi, lima kali lagi, lalu ulangi sampai jumlahnya 36 kali"
Rasanya Iphigenia mau pingsan saja, Ibunya kali ini sangat keras. Di depannya sang Ibu bertingkah seperti kstaria perang, tapi di depan Ayah dan yang lainnya, Ibunya berubah seperti hari-hari biasanya. Menyedihkan, dan bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam []
AcakSeorang prajurit senior perempuan angkatan darat, harus merelakan dirinya terdampar dalam tubuh seorang Permaisuri yang suka seenaknya dan mengabaikan dua buah hati nya. Akhir kisah sang Permaisuri akan di cerai kan, lima tahun berlalu Puteri nya y...