"Apa anda sudah dengar? Kaisar memanggil pendeta agung kemari?"
Gisselle yang sedang membawa tumpukan dokumen akhirnya berhenti dan menoleh menatap Rose.
"Anda berbicara dengan saya?" tanya Gisselle dengan mimik wajah mengesalkan,
"Siapa lagi jika bukan orang yang akan segera menyandang status MANTAN PERMAISURI." ucap Rose dengan menekankan kata di akhir kalimatnya,
"Ooo"
Tanggapan Gisselle semakin membuat Rose meradang, Gisselle juga berucap sambil berlalu meninggalkan Rose.
Rose mencoba meraih rambut cokelat hazel milik Gisselle, namun siapa sangka Gisselle menghindar dan menjulurkan kakinya hingga Rose jatuh, dan mukanya tepat jatuh di tanah yang berlumpur.
Mereka sedang berada di pelataran samping istana utama. Gisselle baru selesai menyelesaikan tugas negara, firasatnya Zavier akan segera menceraikannya jadi untuk meringankan tugas Jordan, Gisselle membantu menyelesaikan proyek jangka pendek dan beberapa proyek jangka panjang.
"Gisselle!!"
"Wah Pangeran berkuda putihnya datang, drama apalagi kali ini." sinis Gisselle dengan nada pelan,
"Hiks Yang Mulia!"
Zavier membantu Rose bangkit dari jatuhnya, membersihkan wajah Rose dengan sapu tangannya. Membuat Rose tersentuh, namun yang Rose tidak sadari adalah Zavier yang sesekali melirik Gisselle, ingin tahu reaksi Gisselle dengan perlakuan yang dilakukan Zavier pada Rose.
Di luar ekspetasi, nyatanya Gisselle dengan sadar memasang ekspresi jijik dan mual, membuat Zavier berdehem.
"Sekali saja, bisa tidak anda jangan membuli calon Permaisuri saya?" tanya Zavier geram,
"Oh bisa, jika anda bisa mengandangkan calon Permaisuri anda dengan baik. Jadwal saya sibuk, jadi permisi!"
"Sopan tidak seperti itu pada suami yang notabenenya juga Kaisar negeri ini, Gisselle."
Untuk pertama kalinya Zavier memanggil namanya tanpa gelar, Gisselle berbalik dan menyunggingkan senyum sinis.
"Sopan? Bagaimana saya harus bersikap sopan kepada suami saya jika suami saya tidak mengajari saya? Dan bagaimana saya harus bersikap sopan pada Kaisar, jika Kaisar nya saja tidak bisa sopan kepada Permaisuri nya sendiri?"
***********************
Gisselle berjalan dengan santai dan beberapa kali menyapa para pelayan yang berlalu lalang, awalnya mereka aneh akan sikap baru Permaisuri tetapi lama-lama mereka lebih menyukai sikap baru Permaisuri mereka ketimbang sikap yang dulu.
Gisselle menghentikan langkahnya kala mendapati Cheizel menaruh sekotak cokelat dan buket bunga mawar putih di depan ruang kerjanya.
Saat Cheizel bangun, di terkejut mendapati Ibunda nya berdiri disana, tubuhnya membeku,
"Apa yang sedang anda lakukan disini Yang Mulia?" tanya Gisselle dengan nada tenang,
"S-saya dengar Permaisuri telah berhasil melakukan tugas nya di daerah selatan. Kata guru saya, sekecil apapun keberhasilannya harus diapresiasi. Ini bentuk apresiasi saya sebagai calon Kaisar."
Cheizel berucap sebaik mungkin agar Gisselle tidak tinggi hati karena dia memberikan cokelat dan bunga, tidak sepenuhnya salah dia memang ingin memberikan hadiah untuk Ibunda nya tetapi bingung dalam merangkai kata.
Gisselle tersenyum menenangkan, mau di mengatakan iseng saja memberikannya pun Gisselle tahu anak ini sepertinya sedikit membuka hati padanya.
"Kerja bagus, anda juga, lain kali jika waktu Ibu luang, Ibu ingin memberikan kue kesukaan anda hasil tangan Ibu sendiri. Jika masih bisa." ucap Gisselle di akhir katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam []
De TodoSeorang prajurit senior perempuan angkatan darat, harus merelakan dirinya terdampar dalam tubuh seorang Permaisuri yang suka seenaknya dan mengabaikan dua buah hati nya. Akhir kisah sang Permaisuri akan di cerai kan, lima tahun berlalu Puteri nya y...