"Kenapa juga saya harus bersimpati, ketika ada gundik nya yang bisa memberikan yang terbaik untuk 'suami saya'"
Dua Lady itu saling bertatapan, sementara yang satunya lagi mengepalkan kedua tangannya. Sementara Gisselle tersenyum tipis dengan sedikit mengangkat ujungnya, meremehkan salah satu Lady dari tiga Lady di depannya.
"Lalu memang karena siapa jika Kaisar memiliki wanita lain?" tanya Lady berambut hijau sambil menatap sinis Gisselle, dia adalah Puteri Duke Egle, Davina Egle.
"Tentu karena Permaisuri sendiri yang tidak kompeten dalam mengurus suaminya sendiri" jawab Lady berambut Hitam, dengan setengah wajahnya yang di tutup dengan kipas tangan dan tersenyum mengejek kearah Gisselle. Lady berambut hitam itu merupakan Puteri Viscount Anliner, Brita Anliner.
"Yang benar saja Lady Anliner, yang benar adalah karena Kaisar tidak bisa melihat dengan baik mana berlian dan mana batu sungai." ujar Gisselle dengan senyum tipisnya, sedangkan Anne menahan tawanya,
"Apa anda sekalian mencium bau sesuatu?" Semuanya mengendap udara dan saling menatap kebingungan, pun dengan Anne sang pelayan Permaisuri.
"Memang nya bau apa Yang Mulia?" tanya Anne,
"Bau keburukan hati wanita tidak percaya diri yang iri dan dengki." ucap Gisselle sambil melangkah dan mengibaskan rambut cokelat hazelnya.
Di ikuti Anne yang mendelikkan mata dan menutup mulutnya mengejek para Lady komplotan Rose yang menatap jengkel kearah Gisselle dan Anne.
****************
Iphigenia menatap Ibunda nya yang sedari tadi melamun saja di meja kerjanya. Hari ini Iphigenia menggunakan pakaian yang biasanya di pakai juru tulis, banyak sekali yang menatapnya kagum, karena body nya yang cukup atletis untuk ukuran perempuan.
Iphigenia berniat pamer kepada Ibunda nya, tapi yang di dapat justru Ibunda nya melamun tiada henti. Takut saja Ibunda nya tiba-tiba lewat, seperti kucing pelayan pribadinya. Hari ini melamun, besok sudah lewat.
Kurang ajar memang otak Tuan Puteri satu ini. Didikan siapa memang? Tak perlu di tanya kalau itu,
Iphigenia menghela nafas dan mulai mendekati Ibunda nya.
"Apa yang sedang Ibunda pikirkan?"
Gisselle terlonjak sedikit dan menatap Iphigenia yang wajahnya mulai tirus dan tubuhnya cukup atletis, bahkan sekarang dia berusia 13 tahun, suaranya sudah cukup tegas.
"Kau Iphi?"
"Menurut Ibunda?" kini Iphigenia sudah tidak lagi takut seperti dulu-dulu.
"Aku sedang berfikir kapan Ayah mu itu akan menceraikan ku."
"Ibunda!"
"Astaga Iphi, Ibu tidak tuli."
Tapi di tatap tajam seperti itu, Iphigenia tentu akan menciutkan nyalinya.
"Sudah menulis jurnal?"
"Sudah Ibunda, saya sudah menulis jurnal untuk bersyukur hari ini, menulis jurnal agar tidak lupa, jurnal pengeluaran uang, jurnal catatan harian, - "
"Cukup" Gisselle menghentikan ucapan Iphigenia, kepalanya cukup pening hari ini menghadapi Jordan yang memaksanya untuk ikut mengatur perencanaan ulang tahun Zavier.
Iphigenia pun berhenti membuat laporan, dan menatap Ibunda nya yang seperti orang sakit kepala ketika melihatnya.
"Olahraga jenis apa yang sekarang menjadi favorit Anda." tanya Gisselle,
"Karena anda mengenalkan olahraga push up pertama kalinya pada saya, itu menjadi favorit untuk saya. Yang lainnya adalah squat untuk kekuatan kaki." jelas Iphigenia,
Gisselle membuat Habit Tracker untuk Iphigenia agar membuat kebiasaan yang baik. Dan itu berhasil, Iphigenia kecanduan dan kesehariannya menjadi lebih baik, setidaknya perubahan satu persen per hari itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
****************
Gisselle menguap ketika tatapan nya bertemu dengan Zavier. Sedangkan Zavier mendelik tak percaya dengan sikap Gisselle barusan.
Gisselle mana perduli, meskipun disini banyak menteri sekalipun. Dia duduk bersama Iphigenia di sampingnya. Sedangkan Cheizel bersama Ayahnya, Zavier. Di lengan kiri Zavier ada Rose yang tengah bergelayut manja. Oh Ayo lah ini sedang pertemuan penting.
Iya tapi bagi Gisselle tidak terlalu penting, toh hanya pembahasan konsep dan rencana alur tentang ulang tahun Zavier.
"Konsep seperti apa yang anda inginkan Yang Mulia Kaisar? Apakah seperti tahun lalu perpaduan emas dan hitam?" tanya Theo sang Penasehat kekaisaran,
"Maaf Yang Mulia, konsep tahun-baru sebelumnya benar-benar tidak elegan, terlalu mewah dan menyakiti mata. Bahkan para rakyat dan juga tamu undangan dari kerajaan maupun kekaisaran lain menganggap bahwa itu terlalu mewah dan membuang-buang uang." ujar Duke Aston dan disetujui petinggi lain,
Rose yang mendengar itu mengangkat dagu dan menatap Duke Aston sebal, tetapi yang ditatap justru menatap balik tanpa rasa takut, memang ya wanita itu siapa sampai sekelas Duke takut, Permaisuri bukan, selir Agung juga belum sah.
Gisselle mengangkat sudut bibirnya tipis kemudian membalikkan sesuatu pada Iphigenia, selagi semuanya tengah berdebat. Iphigenia mendengarkannya dengan sesama dan sesekali mengangguk membenarkan ucapan Ibunda tercintanya itu.
"Apakah menurut anda konsep yang saya berikan itu terlalu membuang uang Duke Aston!"
"Semua orang bisa menilainya sendiri Nona." jawab Viscount Ergi.
Sebelum Rose menjawab lagi, Zavier mengangkat suara karena dia terlalu terganggu dengan pemandangan Gisselle yang asik berbisik dengan Puteri Iphigenia.
"Bagaimana menurut Permaisuri? Apa ada ingin saran atau komentar terkait ulang tahun Kaisar tahun-tahun kemarin"
Gisselle dan Iphigenia gelaran di tatap banyak orang seperti itu,
"Bagaimana anda bisa bertanya kepada Permaisuri, dia kan sibuk dengan para selirnya Yang Mulia." ucap Rose dengan nada manja namun menatap Gisselle dengan mengejek.
Gisselle mengernyit kan dahinya mendengar kata 'Selirnya'. Apakah dirinya punya Selir?
"Ehem, menurut saya tidak perlu membandingkan dengan tahun yang lalu, yang laku biarlah berlalu, apalagi ketika tahun-tahun itu tidak memiliki kesan, lebih baik lupakan." ucap Gisselle dengan tenang membuat Duke Aston, Cheizel dan Iphigenia tersenyum tipis. Sedangkan Rose kembali panas, namun sebelum Rose berbicara lagi,
"Saya tidak memiliki ide konsep yang bagus, karena saya sibuk mengurus pertanian di wilayah selatan. Jadi mungkin Puteri saya Iphigenia memiliki konsep yang bagus untuk ulang tahun Ayahandanya." ucap Gisselle sambil menatap Iphigenia dengan lembut, Cheizel yang melihat itu sedikit iri.
"Anda yang dimintai saran Permaisuri, mengapa justru anda melemparkan kepada Iphigenia?" Rose berbicara sumbang,
"Mau saya atau Puteri saya sama saja. Apalagi Iphigenia adalah hasil keturunan Saya dan Kaisar langsung."
Entah kenapa telinga Zavier memecah mendengarnya dan memalingkan muka. Sedangkan Iphigenia dan Cheizel menatap Gisselle seakan bertanya, 'Ibunda tolong lebih baik lagi dan berucap, banyak petinggi disini'
"Anda memang tidak layak menjadi Permaisuri." efek Rose,
"Lalu apakah anda layak menggantikan saya?" tanya Gisselle dengan tenang,
"Tentu saja." jawab Rose dengan mantap,
"Kalau begitu silahkan urus masalah anggaran pertanian di daerah selatan, urus masalah kelaparan di daerah perbatasan perang, urus masalah bibit yang harus di kirim ke negara tetangga tanpa adanya pengeringan dari bandit. Jika anda bisa mengurusnya dengan baik, saya dengan sadar akan mengundurkan diri dari posisi Permaisuri ini."
Rose langsung menganga bingung dengan tuntutan dari Gisselle,
"Lakukan sebagaimana mestinya seorang Permaisuri bertindak, namun hal yang anda lakukan selama di kekaisaran ini juga tidak jauh berbeda dengan apa yang saya lakukan. Jadi apakah itu adalah kemampuan 'luar biasa' yang anda miliki?"
Maaf Ya baru up!
Soalnya aku juga harus kerja sih, cari uang hehe..
Maafkan ya🙏😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam []
RandomSeorang prajurit senior perempuan angkatan darat, harus merelakan dirinya terdampar dalam tubuh seorang Permaisuri yang suka seenaknya dan mengabaikan dua buah hati nya. Akhir kisah sang Permaisuri akan di cerai kan, lima tahun berlalu Puteri nya y...