SPECIAL CHAPTER III

11.9K 704 26
                                    

************************************

"Saya tidak menyangka bahwa sifat anda belum juga berubah Mantan Permaisuri."

Mendengar suara bass dan menyebut gelarnya, membuat Gisselle menoleh ke belakang, begitupun Samuel, Henry dan Niki. Keempatnya tidak menyangka jika Putera Mahkota akan berbicara seperti itu dan selantang itu, beruntung mereka tidak berada di tengah masyarakat.

"Apa maksud anda Yang Mulia?" Sejujurnya ada perasaan sakit ketika Cheizel mengatakan hal itu, hal dimana sifatnya masih sama saja seperti dulu, hanya karena Cheizel melihatnya di kelilingi banyak lelaki.

Hey disini ada Samuel, adik Gisselle.

"Saya rasa anda cukup tahu, saya jadi malu dan tak nyaman karena anda bergelar Ibunda untuk saya."

Gisselle baru saja akan menyahut perkataan Cheizel, sebelum suara berat perempuan yang baru memasuki usia remaja terdengar...

"Ibunda saya juga pasti malu dan tak nyaman karena telah melahirkan seorang putera yang tidak tahu bagaimana cara menghormati orang yang jelas dia tahu bahwa orang itu bergelar 'IBUNDA' untuk dia."

Tajam dan menusuk, membuat Cheizel mengepalkan kedua tangannya dan menatap orang itu tajam.

"Saya tidak menyangka jika Grand Duchess Ereshkigal akan membela ibunya dengan berbicara tajam seperti itu." Balas Cheizel.

"Saya tidak menyangka jika Putera Mahkota dapat berbicara seperti itu, terhadap wanita yang dia jelas tahu adalah Ibundanya sendiri."

Iphigenia datang dan langsung berdiri di depan Gisselle, berhadapan langsung dengan kakaknya sendiri. Gisselle menarik lengan Iphigenia. Sungguh Gisselle tidak mau ada perpecahan antara kedua anaknya. Meski mereka bukan anak kandung aslinya.

"Kau pikir kau sedang berbicara dengan siapa Grand Duchess?" Tekan Cheizel dengan aura dominannya sebagai lelaki. Berusaha menekan Iphigenia, namun nyatanya dirinyalah yang tertekan dengan aura gelap adiknya.

"Anda juga jangan lupa saya masih puteri Kaisar dan gelar Grand Duchess adalah gelar yang sebanding dengan kedudukan Kaisar dan Anak turunnya."

Rose tersenyum melihat ketegangan antara dua adik kakak ini. Tapi Rose tidak menampik jika aura Iphigenia jauh lebih unggul dari Cheizel.

"Iphigenia" panggil Rose lembut,

"Yang Mulia Grand Duchess Ereshkigal" tekan Iphigenia, bisa para Kapten Vale dan Samuel rasakan jika Iphigenia memiliki aura dominan Alpha Girl yang kuat. Mereka di buat sesak pun dengan Cheizel dan Rose.

"Kau sepertinya bangga dengan gelar mu ya, sampai kau berani kepada ku dan membela Ibunda mu sebegitunya." Kesal Cheizel

"Kau juga sangat bangga dengan gelar mu sampai tidak tahu malu membela Ibu tiri dan menyakiti Ibu kandung mu."

"Ayo pergi Putera Mahkota, dada ku sesak lama-lama disini" Rose manarik Cheizel menjauh, Rose benar-benar merasakan sesak. Rose merasa Iphigenia marah hingga kelepasan mengeluarkan aura gelap nya.

Cheizel menurut sambil menatap Iphigenia tajam. Namun dibalas dua kali lipat tajam oleh Iphigenia.

"Cukup Iphi, Ibunda mu hampir pingsan." Teriak Samuel,

Dan benar saja, Gisselle pingsan karena aura anak perempuannya sendiri.

****************************

Seorang pemuda cantik dengan rambut abu-abu sebahu dan pakaian lusuhnya mengendap masuk ke area perbatasan. Melihat sekitar aman atau tidak, sebelum akhirnya ia memetik beri dan sesekali menggigitnya bak kelinci.

Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam [] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang