S2. 01. Perlu Era Pemerintahan Baru

9.9K 621 55
                                    

HAY SELAMAT MALAM MINGGU BUAT JOMBLOWERS KIDZ NYA MOMMY

S2 NIH
LANGSUNG KONFLIK AJA WKWKWK

************************************

"Yang Mulia, adanya seks bebas menjadikan wanita terus merasa terancam. Tingkat kematian wanita karena bunuh diri juga semakin meningkat, karena banyaknya pria yang melakukan pemerkosaan." Ucap Duke Aston.

Zavier memijit keningnya, dia pusing. Seks bebas dan pemerkosaan terhadap wanita sudah berjalan ini, bukannya menambah tingkat kehidupan justru ini malah membuat tingkat kehidupan semakin menurun.

"Tidak hanya itu Yang Mulia, tolong pertimbangkan kembali adanya budak pria yang dijadikan pemuas nafsu untuk para Nyonya. Ini benar-benar meresahkan untuk orang tua yang memiliki puteri. Beberapa terang-terangan dan bangga memiliki budak pria." Tambah Marquess Calum.

"Ini sudah menjadi tradisi Marquess juga Duke. Meskipun banyak wanita mati karena bunuh diri, tetapi masih banyak juga yang mau melahirkan meskipun itu hasil di luar nikah. Setidaknya anak laki-laki yang lahir itu nanti ketika dewasa bisa menjadi alat medan pertempuran kita."

Duke Aston dan Marquess Calum menggelengkan kepala mereka mendengar jawaban Duke Lumina. Duke Lumina adalah penasehat baru setelah Theo menyatakan pensiun dini.

"Ini namanya merendahkan kaum wanita. Dari awal pengesahan seks bebas ini menimbulkan perdebatan, namun memang dari yang tidak setuju lebih banyak yang setuju dengan usulan mendiang Kaisar terdahulu." Iphigenia berucap dengan tenang.

"Baru-baru ini kaum lelaki dari rakyat jelata juga dipaksa untuk menarikan kegiatan erotis dan dipertontonkan didepan para Nyonya, dan kemudian para Nyonya itu akan membeli pria itu. Ada yang suka rela ada juga yang terpaksa, ini tidak hanya tentang krisis kurangnya tingkat kehidupan tetapi juga krisis moral." Sambung Iphigenia,

"Saya setuju dengan Tuan Puteri, maksud saya Grand Duchess Ereshkigal. Ada baiknya untuk merevisi undang-undang terdahulu." Ucap Count Grayson

"Ini namanya anda melawan undang-undang yang telah turun temurun Yang Mulia Grand Duchess." Ucap Duke Lumina sambil menatap Iphigenia dengan senyuman mengerikan. Dibalas tatapan datar oleh Iphigenia.

"Lihat sisi positifnya, tingkat angka kehidupan dan tingkat kematian seimbang, bahkan jika diteliti, lebih unggul tingkat kehidupan Yang Mulia Kaisar, tidak ada yang salah dengan tradisi ini."

Zavier setuju dengan Duke Lumina. Ini sudah berjalan turun temurun. Budak lelaki memang sedang naik daun dikalangan para sosialita tapi itu sepadan. Karena para bangsawan pria pun suka seenaknya kepada para wanita, jadi mengapa para nyonya itu tidak boleh bermain pria.

"Yang Mulia Kaisar, belajar dari Mantan Permaisuri, anda saja marah dan balas dendam ketika tahu Mantan Permaisuri bermain banyak pria. Jadi menurut saya ada baiknya anda pertimbangkan kembali apa yang di ajukan oleh Marquess Calum." Tegas Iphigenia.

Zavier menatap tak percaya bila Iphigenia akan berbicara demikian.

"Ini juga masalah moralitas, perundungan dan pemerkosaan terhadap kaum wanita itu tidak dibenarkan. Kaum wanita juga punya hak untuk menolak, tak peduli dari kasta apapun. Harusnya kita bisa menyetarakan gender" sambung Iphigenia.

"Yang Mulia Grand Duchess, dari dulu kaum wanita itu pekerjaannya di rumah dan mengurus rumah tangga. Untuk apa kesetaraan gender. Itu sudah menjadi kewajiban kaum wanita mengandung dan melahirkan. Mereka tidak pantas meminta kebebasan, karena kebebasan hanya milik pria." Ucap Duke Lumina diakhiri smirk.

Pena yang di pegang erat oleh Iphigenia hampir patah. Iphigenia menatap datar dan dingin kepada pria tua itu.

Gisselle harap-harap cemas di kamar Iphigenia, tidak ada yang tahu jika Gisselle datang ke istana Puteri. Meskipun Iphigenia telah diangkat menjadi Grand Duchess, Iphigenia masih memiliki hak nya di istana puteri.

Gisselle tahu, Iphigenia pasti tidak mudah untuk melawan para petinggi kekaisaran, untuk itu Gisselle meminta Duke Aston dan Marquess Calum untuk mendukung Iphigenia.

Gisselle menoleh ke arah pintu, bukannya Iphigenia yang datang, malah Rose yang datang..

"Wah tak sangka akan bertemu Mantan Permaisuri disini. Apa anda merindukan tahta anda disini?" Tanya Rose dengan angkuh,

Gisselle menilai pakaian Rose, sangat terbuka, apa itu pakaian calon permaisuri baru.

"Oh apa anda terpana dengan bentuk tubuh saya, atau pakaian saya. Pakaian ini cocok untuk saya kan." Tanya Rose dengan nada angkuh

"Pakaian mencerminkan si pemakainya. Semakin anggun orang itu berpakaian orang akan menilai baik orang tersebut. Tapi bagi saya, pakaian anda tidak jauh berbeda dengan jalang yang ada di rumah bordil." Gisselle berucap dengan tenang,

"Apa kau bilang?!"

Rose berjalan cepat ke arah Gisselle hendak menamparnya, namun belum Gisselle menangkap tangan itu tangan lain sudah mencegah nya.

Rose menoleh dan mendapati Iphigenia yang menatapnya datar, dengan aura membunuh.

"Siapa yang mengizinkan orang seperti mu masuk ke istana ku?" Tekan Iphigenia.

"Puteri ku, aku hanya berkeliling untuk menghafal tata letak istana." Ucap Rose dengan lembut.

"Keluar sebelum ku patahkan lengan ranting mu ini" tekan Iphigenia,

"Ya aku-"

"Pengawal!!" Teriak Iphigenia,

Rose langsung berlari keluar dengan kesal, dia sangat membenci Iphigenia, dia ingin anak itu menderita tetapi Zavier malah menganugerahi anak itu gelar Grand Duchess.

Sabrina pelayan Iphigenia menutup pintu kamar Iphigenia dan berjaga di depan pintu kamar.

"Bagaimana Iphi?"

"Hmm, susah Ibunda. Ini sudah turun temurun, dulu ini juga menjadi alasan ku untuk tidak terlalu dekat dengan pengawal ataupun pria. Sejujurnya aku juga di serang Ibunda, Grand Duchess yang diberikan kepada ku katanya adalah sebuah kesalahan."

"Apa maksudnya itu, kamu ber hak mendapatkannya" jawab Gisselle

"Ibunda, hirarki wanita dari dulu itu menjadi mesin pencetak bayi dan menutup mata akan apa yang di lakukan para suami di luar sana. Aku yang menjadi Grand Duchess, pemimpin wanita ini adalah sebuah kesalahan. Aku seharusnya tidak memiliki aura seperti ini, aura dominan."

Benar, di era ini, wanita sangat lemah, kesetaraan gender tidak ada. Wanita di tuntut menuruti keinginan pria, tidak pernah di dengar, tidak pernah diberi kebebasan memilih dan lain halnya.

Apalagi diperparah dengan pemerkosaan yang sah di undang-undang. Mereka yang berasal dari kasta rendah semakin direndahkan dan semakin menderita.

"Bukankah Ibunda sudah mengatakannya, buatlah era baru dan selamatkan kaum mu. Jangan dengarkan mereka yang memiliki pemikiran kolot. Tugas kita bukan hanya memerdekakan hak wanita tetapi juga para pria dari kasta bawah." Jelas Gisselle

"Tetapi Ibunda, kenapa pria kasta bawah juga harus kita tolong? Mereka sepertinya menerima jika mereka dijadikan pemuas oleh para Nyonya itu."

"Ada budak pria muda yang harus kamu tolong masa depannya Iphigenia. Ini lah akarnya, sejak dini mereka sudah diajari menjadi penjahat kelamin, apalagi ini agak menggelikan, para Nyonya itu terang-terangan tidak masalah hamil jika budak pria itu tampan. Kepala ku pusing" jelas Gisselle.

"Belum menghadapi setiap korupsi dan kolusi yang terjadi diantara para petinggi kekaisaran."

"Itu artinya kita butuh tata pemerintahan yang baru." Ucap Iphigenia,

"Dan aku tidak akan membiarkanmu membuat pemerintahan yang baru, pemerintahan ini milikku dan selamanya untukku. Kamu tidak ber hak adikku." - ??

SELAMAT MALAM MINGGU

VOTE "IPHIZE" UNTUK YANG PENGEN CERITA IPHIGENIA IZEKIEL VERSI TERPISAH...

SELAMAT MALAM MINGGU SEKALI LAGI......

Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam [] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang