"Sepertinya anda berbakat membuat orang mual ya?"
Laki-laki pria berambut emas dengan mata biru sebiru lautan yang menenangkan, baru kali ini Gisselle melihat makhluk tampan luar biasa. Iya, Gisselle akui, visual di dunia ini semuanya unrealistis.
Dirinya saja terkejut dengan bentukan Gisselle yang luar biasa cantik, dengan kulit mulus dan putih seperti porselen, berbeda dengan dirinya di dunianya yang memiliki kulit hitam legam dengan banyak bekas luka di tubuh akibat memperjuangkan negara.
"Anda terlihat sangat cantik jika marah seperti ini." Raya pria itu.
"Oh, anda datang lagi. Ada apa kali ini? Butuh bantuan untuk mengikat tali sepatu?" Gisselle bertanya dengan nada tenang tapi juga menekan,
"Haha, lucu sekali. Sebenarnya, sejak pertama melihat anda, saya hanya ingin bilang bahwa senyum anda itu memikat hati." goda pria itu dengan kedipan mata di akhir ucapannya,
"Wah, saya betul-betul baru dengar itu. Jadi, apakah anda sedang menjual kata rayuan sekarang?" Bombastic side eye, Gisselle berikan untuk pria itu,
"Ah, Saya hanya berusaha memuji. Tidak salah bukan kalau saya terpesona dengan anda?" tanya pria itu mengulurkan tangannya, Gisselle tahu ini etika kebangsawanan, jadi mau tidak mau Gisselle membiarkan tangannya di cium oleh pria berambut emas itu,
Omong-omong kalau helaian rambut emas itu di jual dan laku, bisakah Gisselle menjambak rambut itu hingga mendapat banyak helaian kemudian di jual?
"Terpesona? Serius? Saya kira anda lebih suka terpesona dengan cermin." sarkas Gisselle kemudian meniup jarinya dengan slay,
"Aduh, sakit tuh. Tapi sungguh, kenapa Aanda selalu selalu saja terlihat dingin banget?" pria tampan itu berlagak sakit hati dengan menemukan dadanya sekali, kemudian menatap Gisselle dengan menggoda,
"Mungkin karena saya lebih suka pakai logika daripada basa-basi tidak jelas." ucap Gisselle mundur selangkah karena pria itu mencondongkan badannya kepada dirinya,
"Tetapi terkadang kan hidup perlu sedikit bumbu romantis, benar tidak?" tanya pria itu sambil menyukai rambutnya, ketampanannya bertambah berkali-kali lipat,
"Romantis ya? Anda tahu tidak, bumbu itu cuma buat makanan. Hidup butuh realita, bukan fantasi." ucap Gisselle santai dengan tatapan remeh nan jenaka,
Menohok sekali ucapan wanita satu ini, pikir pria itu.
"Aduh, lalu saya harus bagaimana supaya anda bisa lihat saya tengah serius?" tidak bohong, pria satu ini merasa kewalahan dengan sikap Gisselle yang berbeda dengan kebanyakan wanita,
Apakah ini pesona isteri orang?
"Coba mulai dengan berhenti merayu dan mulai bertindak nyata. Atau, anda masih takut ketinggalan menjadi trend perayu abad ini?" sinis Gisselle,
Gisselle kesal sebenarnya, tetapi bagaimana jika pria di depannya ini salah satu bangsawan tinggi. Tapi Gisselle kan Permaisuri, masalahnya citra Gisselle sudah jelek masa harus tambah jelek, jadi jalan ninjanya ya berbicara elegan namun menusuk.
"Hehe, baiklah. Mungkin anda benar. Saya akan coba berubah." ucap pria itu pada akhirnya, baru kali ini dia kalah berdebat, dan Gisselle semakin menantang dirinya,
"Bagus. Semoga sukses. Jangan lupa beri tahu saya ya kalau anda sudah berubah." canda Gisselle, dia hanya asal bicara,
"Tentu saja, anda menang. Sampai jumpa lagi, Ratu Sarkas." pria itu meraih tangan Gisselle dan akan menhecupnya tapi terhenti dengan ucapan Gisselle yang berkata,
"Saya tidak sarkas, saya hanya cerdas di luar pemahamanmu saja." ucap Gisselle dengan sorot mata datar,
"Hahahaha, saya suka itu, sampai jumpa lagi." pamit pria itu, mengeluh punggung tangan Gisselle sekilas,
"Sampai jumpa, Pangeran perayu. Semoga hari anda seindah fantasi fantasi anda."
Sepertinya ada yang Gisselle lupakan, benar juga, Gisselle lupa bertanya siapa namanya dan dari mana asalnya,
Apakah Gisselle tertarik? Tentu tidak, Gisselle hanya kasihan kepada para pembaca yang tidak tahu di episode berapa nama pria itu akan di beritahu,
Bukankah Gisselle adalah Mommy yang baik?
*******************
Hal yang paling di hindari Gisselle adalah jamuan minum teh atau pesta minum teh, tapi berhubung yang mengundangnya adalah Duchess Aston, mau tidak mau dia datang.
Selain membahas pria, budak pria dan gosip yang beredar, para gadis dan wanita bangsawan ini pandai menyindir dan menjatuhkan satu sama lain. Hebat sekali orang-orang yang hidup di jaman ini.
Sini Mommy Gisselle beritahu, gadis adalah sebutan untuk perempuan lajang atau yang masih perawan. Sedangkan wanita adalah perempuan yang sudah menikah atau sudah tidak perawan lagi.
Sampai sini paham anak-anak?
"Salam Kepada Yang Mulia Permaisuri Gisselle semoga berkah dewa cahaya selalu memberkati anda. "
Gisselle menatap wanita dan dua antek-anteknya ini, dari tadi tiga wanita ini bergosip tentang dirinya, gayanya bisik-bisik tapi kalau suaranya segitu ya bukan bisik-bisik lagi.
"Yang Mulia Permaisuri Akhir-akhir ini anda bekerja keras. Jadi, saya ingin bercerita, saya memiliki burung beo yang cantik namun sayangnya tidak lama berselang saya menyukai burung beo yang lain, burung beo saya yang lama melakukan segala hal untuk mendapatkan perhatian, tapi saya lebih suka burung beo yang baru karena tidak membosankan. Bagaimana menurut anda, haruskah saya menaruh perhatian pada burung beo pertama saya, atau lebih baik saya buang." wanita bersanggul mengakhiri perkataannya dengan senyum remeh, diikuti dua temannya. Nama wanita itu adalah Lucuy Arnest, bangsawan tingkat Count,
Bukankah sudah jelas dengan yang dia maksud adalah burung beo, yang ditunjukkan pada dirinya??
"Sungguh menakjubkan bagaimana anda bisa terus berbicara tanpa henti, Nyonya Baroness Arnest."
Ucapan Gisselle membuat tawa remeh Lucy dan dua temannya berhenti, apa ini? Bukankah seharusnya Gisselle marah dan mulai mengaku? Iya itu yang mereka harapkan,
"Burung beo pertama anda pasti hebat karena bertahan dengan anda yang mudah sekali tertarik dengan barang baru. Tetapi mungkin saja tingkah yang anda sebut mencari perhatian sebenarnya adalah menginginkan untuk terbang bebas atau sedikitnya bertahan hidup dalam ketidakpastian."
Jawaban Gisselle membuat semuanya diam pun Lucy yang mengetatkan rahangnya, apa ini? Ucapan kiasan yang ia gunakan di kembalikan lagi padanya?
"Terima kasih atas cerita anda yang sangat tidak berguna tadi."
Gisselle berjalan menuju Duchess Aston dan pamit pulang dengan alasan urusan Kekaisaran yang belum selesai dan harus segera di selesaikan. Duchess Aston mengerti dan mengantarkannya ke depan,
Seseorang menatap kepergian Gisselle dengan sorot mata kebencian yang kentara, kedua tangannya mengepal.
Gisselle baru saja sampai namun harus berpapasan dengan Zavier yang tengah menatapnya dingin dan datar, dada Gisselle mendadak sesak. Apakah ini perasaan Gisselle yang asli?
"Anda serasa burung yang sudah bisa bertengger di manapun ya?" Zavier berucap tanpa ekspresi namun bisa Gisselle tangkap pria itu tengah kesal,
"Saya belajar dengan baik dari anda yang suka singgah di manapun anda mau."
MAUNYA KONSISTEN UP TIAP HARI,
TAPI ADA AJA KENDALANYA.
MAAF YA SAY!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Ibu Untuk Tuan Puteri Kejam []
De TodoSeorang prajurit senior perempuan angkatan darat, harus merelakan dirinya terdampar dalam tubuh seorang Permaisuri yang suka seenaknya dan mengabaikan dua buah hati nya. Akhir kisah sang Permaisuri akan di cerai kan, lima tahun berlalu Puteri nya y...