1 | Rumor yang Tersebar

1.8K 288 11
                                    

Kalea menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Dia sedang berada di kediaman Jehan, sahabatnya. Juga ada Morin dan Rea. Sedangkan Iren katanya sedang dalam perjalanan ke sini.

"Itu bibir lo kenapa gitu? Habis dari agensi, lo adu otot sama wartawan?" tanya Rea menatap sudut bibir Kalea yang luka.

Morin jadi ikut memiringkan kepalanya, menatap bibir Kalea yang memang luka.

"Kenapa? Lo mau cipok bibir seksi gue ini?" tanya Kalea menatap Morin. Morin langsung bergidik geli dan memukul punggung Kalea.

"Gila kali lo! Gue emang single, tapi gak hopeless juga sampai belok ke sesama jenis," jawab Morin dengan ketus.

"Jadi itu bibir lo kenapa?" tanya Rea lagi. Jehan yang baru kembali dari dapur menyerahkan handuk kecil berisi es batu pada Kalea.

"Thanks," gumam Kalea lalu mulai mengompres pipinya, ada jejak memar di sana jika diperhatikan lebih jelas.

Rea menatap Jehan dengan wajah penuh tanya, meminta jawaban pada Jehan karena Kalea enggan menjawabnya.

"Apalagi? Papinya ngamuk karena skandal Kalea semalam," ucap Jehan. Rea dan Morin menghela napas lalu menatap Kalea dengan cemas.

"Tapi lo gak dipukul pakai stik golf kan?" tanya Morin.

"Enggak, tapi hampir. Untung aja Nayaka dateng, kalau enggak gue udah tergeletak tanpa nyawa di sana," jawab Kalea dengan santai, tidak ada emosi apapun pada raut wajahnya. Namun matanya menyiratkan luka yang mendalam.

"Papi lo tuh kenapa sih? Gak bisa banget naruh kepercayaan di anaknya," ucap Rea. Kalea tertawa kecil.

"Karena ada nama Sardjono di belakang nama gue, seandainya nama itu gak ada mungkin gue gak akan dihajar Papi. Rasanya gue pengen ganti nama aja, beban banget nama ini buat gue," jawab Kalea lalu diikuti ringisan karena bibirnya yang nyeri saat berbicara.

"Lo nikah sama orang batak aja, Kal. Kan kata Iren, kalau cowok batak terus cewek nonbatak, nanti bisa dikasih marga," ucap Jehan.

"Cowok mana sih yang mau sama cewek problematik kayak gue ini?" ujar Kalea.

"IH! Gak boleh gitu, lo juga punya value kali. Emang sih nama lo sering muncul di akun gosip, tapi kan lo pinter, kerja keras, terus yang terpenting paras lo emang cantik," ucap Morin. Kalea masih sering sekali merasa insecure, membandingkan dirinya dengan orang lain.

"Mau gue cariin gak? Temen Mas Ajun ada tuh dua orang yang single. Oh! Dan satunya itu batak, marganya sama kayak Iren," ucap Jehan.

"Je, Kalea ini lagi kena skandal pelakor. Sempat-sempatnya otak lo mikirin perjodohan," ucap Rea.

"Tapi kalau Kalea bisa deket sama cowok lain kan mungkin aja dia gak dicap pelakor lagi," jawab Jehan.

"Gak deh, gue lagi males deket cowok sekarang. Takut gue kena skandal lagi terus malah makin dihajar Papi," ucap Kalea menolak langsung.

Jehan mengangguk, idenya itu hanya terlintas sekilas saja. Obrolan mereka terhenti karena kedatangan Iren, napasnya tampak cepat dan langkahnya juga tergesa.

"Lo ngapain lagi sih, Kal?" Iren menatap Kalea dengan wajah lelahnya.

"Apa? Skandal semalam? Agensi udah speak up kok, ini gue baru aja balik," ucap Kalea dengan heran.

Iren menatap Kalea dan para sahabatnya bergantian lalu dia meletakkan ponselnya di atas meja. Ada thumbnail dengan judul yang membuat mereka buru-buru memutar video itu.

"Bajingan, Damian!" Rea berseru marah sedangkan Kalea menghembuskan napas pasrah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FelicidadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang