2 | Perjodohan

1.6K 267 17
                                    

Malam sudah mulai larut, tetapi Satria masih sibuk menekuni layar laptop yang memperlihatkan titik merah berkedip-kedip yang berjarak beberapa kilo meter dari tempatnya saat ini.

"Fito, hubungi bagian lapangan, ini lokasi mereka sudah dekat," perintah Satria pada rekan satu timnya.

"Siap, Ndan."

Fito segera menghubungi tim lapangan untuk nanti menyergap tersangka. Satria bekerja sebagai seorang polisi yang membawahi unit narkoba, dia berada di tim khusus yang bertugas menyelidiki pergerakan pengedar dan bandar narkoba serta mengumpulkan barang bukti, mereka juga ikut turun langsung untuk menyergap tersangka bersama tim lapangan. Pekerjaan yang penuh resiko tentu saja, tetapi Satria mencintai profesinya.

Sejak kecil Satria bercita-cita ingin menjadi polisi, lalu Papanya mendukungnya dengan memasukkannya ke sekolah berasrama militer kemudian lulus SMA Satria berhasil masuk ke Akademi Kepolisian. Setelah menempuh pendidikan 4 tahun, Satria lulus dengan pangkat Ipda dan Satria ditempatkan dibagian Reskrimsus Polda Metro Jaya, lalu 4 tahun yang lalu dia dipindahkan di Reserse Narkoba.

"Esa sama Alfian, kalian memantau dari sini, yang lain ikut saya turun," ujar Satria lalu menyerahkan laptop dan earphone pada salah satu bawahannya yang bernama Esa dan bersiap untuk turun bersama Gahar, Fito, dan Rendy.

Satria bersembunyi dibalik tembok gedung tua yang tidak terpakai. Tak jauh dari jarak mereka, 4 orang tersangka sedang melakukan transaksi. Mereka belum menyadari jika tempat ini sudah di kepung.

"Sekarang."

Begitu perintah itu terdengar, keempat tersangka itu langsung di kepung saat akan memberikan barang untuk bertransaksi. Satria membidikkan senjata apinya saat seorang tersangka bergerak akan kabur dan berhasil dilumpuhkan. Peluru yang dibidikkan Satria tepat mengarah pada kaki kiri tersangka.

Hanya dalam hitungan menit, mereka berhasil menangkap keempat tersangka itu untuk kemudian di bawah ke kepolisian walau sempat ada aksi kejar-kejaran tentu saja.

"Bang, barang mereka ada di mobil," ucap Rendy memberi laporan.

"Hubungi Esa dan Alfian untuk ikut membantu," ucap Satria kemudian mereka bergerak menuju mobil yang berisi barang bukti tersangka.

"Bisa langsung pulang nih kita habis ini," ujar Gahar

"Iya deh yang udah ditungguin istrinya," komentar Fito.  Di tim mereka ada dua orang yang sudah menikah, Gahar dan Rendy. Yang lainnya sudah memiliki kekasih termasuk Fito, makanya dia bersikap santai, berbeda dengan Satria yang kekasih saja dia tidak punya, padahal Satria jelas terkenal karena wajahnya yang tampan. Akan tetapi sikapnya yang cuek dan kadang ketus membuat banyak perempuan mundur teratur.

"Cepetan lah dihalalin juga si Sofiah, pacaran terus," ucap Gahar.

"Gak baik melangkahi yang lebih tua, Bang," jawab Fito sambil melirik Satria yang sedang memegang kamera untuk dokumentasi.

Gahar tertawa lalu ikut menatap Satria. Usianya dan Satria sebaya akan tetapi Satria lebih beruntung karena lulus di Akademi Kepolisian sehingga memiliki pangkat yang lebih tinggi dari Gahar dan menjadi atasannya.

"Kalau nungguin dia mah kapan lo nikahnya, Fit?"  ucap Gahar.

"Kalau mau nikah tidak usah banyak alasan, Fito," jawab Satria dengan santai, sadar jika sedang menjadi bahan ejekan Fito dan Gahar.

"Tuh denger, akal-akalan Fito doang itu Bang, padahal aslinya masih suka liat sana-sini, heran deh," ucap Rendy.

"Kayak gak tahu Fito aja, Ren, itu instagram isinya udah kayak asrama putri sekompi," ujar Alfian.

FelicidadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang