3 | Meet

1.5K 284 27
                                    

Suasana jalanan ibu kota pagi itu sangat lancar, mungkin karena jam pergi kerja sudah lewat sehingga Kalea tidak perlu memikirkan kemacetan. Kalea memacu porsche 911 berwarna pink miliknya dengan santai. Kalea hendak menjemput Morin di apartemennya. Karena lokasinya dekat dari apartemennya, Kalea memilih untuk tidak memakai seatbelt.

Kalea bersenandung pelan sambil menikmati angin yang membelai wajahnya karena atap mobilnya memang sengaja dia buka. Namun sepertinya Kalea berteman dengan kesialan karena tiba-tiba saja seorang polisi sudah berdiri di tengah jalan. Polisi itu hendak menyeberang menuju pos lantas sebenarnya, namun melihat si pengemudi yang adalah Kalea yang tidak memakai seatbelt, tentu saja itu melanggar aturan. Kalea segera menepikan mobilnya di bahu jalan.

"Aduh, Pak. Saya buru-buru banget, sumpau. Urgent, temen saya lagi sakit parah, mau saya jemput terus bawa ke UGD," ucap Kalea dengan wajah panik sebelum polisi itu membuka suara.

Sayangnya, polisi muda yang dihadapan Kalea ini adalah polisi yang tegas. Jadi tidak akan ada ampun.

"Bisa saya lihat SIM dan STNKnya?" tanya polisi itu.

Fuck! Alamat ditilang ini mah.

Kalea berdehem lalu dia mengambil card holder di dashboardnya. Kalea mencari SIM dan STNK nya lalu memberikan pada polisi itu.

"Bapak pasti kenal saya kan?" tanya Kalea lalu melepas kacamata hitam yang membingkai wajahnya. Polisi itu hanya melirik Kalea sekilas.

"Ini masa berlaku STNK nya sudah habis seminggu yang lalu."

"HAH? Masa sih Pak?" Kalea langsung mengambil STNKnya dan matanya melotot kaget. Benar, masa berlaku STNK nya berakhir seminggu yang lalu. Kalea benar-benar lupa karena masalah yang menimpanya beberapa hari ini.

"Turun dulu sebentar, Mbak," ucap polisi itu. Kalea mulai ketakutan.

"Temen saya udah kesakitan ini, Pak. Gak bisa ya saya dilepas saja? Nanti setelah dari anterin temen saya ke UGD saya balik lagi deh sekalian urus STNK," ujar Kalea bernegosiasi.

"Maaf, tidak bisa, Mbak. Silakan turun dulu dan ikut saya ke pos," ucap polisi itu lagi. Kalea kesal luar biasa, namun dia tidak kehabisan akal. Kalea mengambil tas nya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan menyerahkan pada polisi itu. Kalea yakin polisi itu akan luluh. Toh biasanya memang ada oknum yang memanfaatkan tilang sebagai pungutan liar kan?

"Segini cukup kan, Pak?"

Wajah polisi itu terlihat tidak suka, tatapannya pun terlihat tajam.

"Mohon maaf ya, Mbak. Saya tidak bisa menerima hal-hal yang tidak sesuai peraturan. Jadi bisa Mbak turun? Supaya bisa ditindak segera pelanggarannya," ucap polisi itu dengan tegas.

Kalea lantas turun dari mobilnya, otaknya mulai berpikir keras. Lalu tiba-tiba saja dia teringat sesuatu. Hal ini sebenarnya dia lihat di komentar tiktok dan beberapa berhasil. Yap, betul, sesuai dugaan kalian.

"Pak, calon suami saya polisi lho, bisa gak saya gak usah ditilang?" tanya Kalea.

"Harusnya kalau calonnya polisi, malah mbaknya yang paling taat aturan dong," jawab polisi itu.

Menyebalkan. Ingin rasanya Kalea menjambak rambutnya itu. Kalea mengambil ponselnya lalu menunjukkan foto yang dikirim Jehan padanya dua hari yang lalu.

"Nih Pak kalau gak percaya, ini calon suami saya," ucap Kalea memulai aktingnya. Dalam hal ini tentu dia jagonya. Kening lelaki itu sempat berkerut samar lalu dia mengajak Kalea ke pos lantas tanpa mengucapkan apapun.

Ah elah, gagal juga. Kok yang di tiktok banyak yang berhasil?

Begitu mereka tiba di pos lantas, beberapa polisi juga sedang berkumpul di sana.

FelicidadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang