12 | Masalah Beruntun

1.3K 301 32
                                    

Kalea mengerang saat merasakan kepalanya begitu berat dan nyeri, setelah itu dia perlahan membuka matanya dan mengamati sekitarnya dengan bingung. Di tubuhnya terbalut selimut tipis dengan sandaran kursi mobil yang diturunkan. Kalea langsung menegakkan tubuhnya dan pandangannya jatuh pada seragam hitam dan seragam polisi yang tergantung di belakang.

Ksatria

Kalea kemudian menoleh ke arah luar, hari masih gelap dan mobil Satria terparkir di depan masjid. Dari kejauhan Kalea melihat Satria keluar dari masjid dan melangkah mendekati mobil. Kalea buru-buru memejamkan matanya kembali. Telinganya mendengar pintu mobil di jok kemudi terbuka dan lagi-lagi aroma tubuh Satria menyapa indera penciumannya.

Perlahan Kalea kembali membuka matanya dan mendapati Satria yang sedang meneguk air mineralnya. Satria melirik Kalea sekilas lalu dia menyerahkan sebutir aspirin pada Kalea.

"Minum dulu, pusing kan?"

Kalea menegakkan sandaran kursinya lalu merapatkan selimutnya. Sebelah tangannya mengambil aspirin yang diberikan Satria. Tangan Satria kemudian bergerak membukakan sebotol air minum kemasan pada Kalea.

"Makasih, Bang," gumam Kalea. Satria menganggukkan kepalanya.

"Kita cari sarapan dulu ya, setelah itu saya antar kamu pulang," ucap Satria lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Gue kok bisa sama lo?" tanya Kalea. Dia benar-benar tidak mengingat apa yang terjadi padanya semalam.

"Topan ada di sana, dia lihat kamu lalu menghubungi saya karena kamu sendirian," jelas Satria.

"Mobil gue?" Kalea baru ingat jika semalam dia pergi dengan mobilnya.

"Ada di apartemen saya. Kamu mau ambil mobil dulu sebelum pulang?"

Kalea mengangukkan kepalanya. Satria memacu mobilnya menuju penjual bubur ayam yang tidak jauh dari kantornya.

"Mau take away sarapannya? Atau makan di tempat?" tanya Satria saat mobilnya sudah berhenti di depan warung bubur ayam langganannya.

"Take away aja."

"Oke. Tunggu di sini."

Sepeninggalan Satria, Kalea menghembuskan napasnya. Kalea berusaha mengingat apa yang terjadi semalam saat dia bersama Satria, namun tidak ada satupun yang ia ingat. Kalea berdecak kesal.

Gak ada yang aneh-aneh kan ya? Duh apa gue muntah di depan Bang Satria? Atau..... gue cium dia?!!

Kalea refleks membekap mulutnya karena pikirannya sendiri. Kalea membuka selimutnya dan baru menyadari tubuhnya terbalut jaket hitam yang pasti milik Satria karena Kalea mengenali parfum beraroma woody itu.

"Ini bubur ayamnya."

Satria tiba-tiba sudah mengangsurkam bubur ayam pada Kalea.

"Bang, semalam lo tidur di mana?" tanya Kalea saat Satria sudah kembali duduk di kursi kemudinya.

"Masjid."

"Gue gak aneh-aneh kan? Kalau gue ngomong aneh, lupain aja ya?"

"Enggak."

"Gue ngomongin Mami Papi gue kan?"

"Iya."

"Gue bilang anjing, brengsek, shibal, atau semacamnya gak?"

Satria yang mendengar ucapan frontal itu langsung tersedak ludahnya sendiri.

"Gue kalau hangover sering ngomong jelek tentang Papi dan Mami. Soalnya kalau sadar gue gak pernah berani," lanjut Kalea lagi.

FelicidadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang