00

173K 744 28
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Ditengah teriknya panas sinar matahari, seorang gadis bernama Laura Gucciano sedang berdiri di tepi lapangan dan terus saja memperhatikan para siswa yang sedang bermain basket. Sebenarnya, Laura tidak begitu suka, tapi... Laura suka melihat pemandangan para siswa yang penuh keringat itu bermain basket, ditambah ia juga bisa melihat lekuk tubuh semua pemain.

"Ra, fokus amat sih lu liatinnya," ujar seorang gadis bernama Gina.

Laura menoleh sambil menyunggingkan senyumnya, "Cuci mata, lagian lo juga suka kan?"

Gina hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum, ia memang sudah tau betul dengan kelakuan temannya ini. Laura sangat menyukai laki-laki yang menurutnya menarik dan pastinya harus memiliki Mr.P yang selama ini Laura idamkan. Entah seperti apa itu, Gina juga penasaran dengan idaman Mr.P Laura.

"Lo mau kenalan sama Kak Fadli, gak? Dia kapten basket," celetuk Gina.

Sontak Laura mengalihkan pandangannya, "Kapten basket?"

Gina mengangguk singkat, "Iya... dia Kakak kelas kita. Kebetulan juga sih gue kenal sama Kak Fadli karena emang pernah deket juga sebagai temen di SMP gue."

"Nah, dia itu sempet nanya sama gue tentang lo tau. Gue lupa sih kapan, tapi dia suka sama lo. Gimana? Mau coba ngobrol atau kenalan, gak?"

Laura terdiam, tapi gadis itu langsung mengangguk begitu saja. Selain karena cerita Gina, Laura juga penasaran dengan sosok Kak Fadli itu. Sudah lama Laura tidak mendekati laki-laki karena sejauh ini tidak ada yang menarik perhatiannya. Agak bosan juga.

"Gue jamin deh, lo pasti suka. Dia juga ganteng, badannya bagus, juga..."

Laura mengernyit, "Apaan?"

Gina tidak melanjutkan perkataannya, gadis itu langsung tersenyum sumringah dan menunjuk pada seorang laki-laki yang baru masuk ke lapangan.

"Tuh Kak Fadli, liat kesana aja," tutur Gina.

Laura pun menghela napas, ia pun mengikuti arah tunjuk Gina. Disaat Laura menemukan sosok yang dimaksud, gadis itu tersenyum simpul.

"Gimana? Lo suka, kan?" Tanya Gina memastikan.

Laura masih tidak yakin, tapi... Laura cukup penasaran dengan sosok Kak Fadli ini. Memang ganteng, tinggi, badan pun mendukung. Dan yang menjadi pusat perhatian Laura saat ini adalah... pada arah selangkangannya. Meskipun samar-samar karena kejauhan, tapi Laura bisa melihat dengan jelas tonjolan yang lumayan menggoda.

"Boleh, gue suka ko... Tapi bukan berarti gue mau ya, gue cuma pengen kenal dulu aja."

Gina tertawa, "Aman... nanti gue bilang deh sama Kak Fadli kalo lo mau."

Laura mengangguk kembali. Tapi...

BUG!!!

Secara mengejutkan, bola basket malah memantul dan mengenai seseorang yang sedang berjalan. Sontak semua orang pun mengalihkan pandangannya.

"Loh? Kenapa itu?" Tanya Laura panik.

"Bola nya kena orang tuh, tapi kayaknya ga sampe pingsan..."

Laura ingin melihat tapi rasanya malas karena harus memutar.

"Lah, itu kan si Dion," ungkap Gina.

"Kasian banget dah, moga gapapa tuh anak," tambahnya.

Laura melirik, "Dion siapa lagi?"

Gina menggeleng, "Bukan siapa-siapa sih, dia cuma anak nolep doang yang kebetulan kelas nya sebelahan sama gue. Pendiem banget."

Laura hanya diam saja. Agak kasian mendengarnya tapi ia tak bisa apa-apa meskipun ingin membantu. Sekarang pun, pandangan Laura malah beralih pada Kak Fadli yang kini memperhatikan nya. Lelaki itu tersenyum lalu kembali ke tim nya sendiri setelah mengatasi masalah tadi.

***

14.33 WIB.

"Bang Keenan, kenapa lama sih? Aku nungguin dari tadi loh," ketus Laura.

Laki-laki bertubuh tinggi tegap itu terkekeh, ia lalu mengelus pucuk kepala Laura, "Maaf, Abang ada urusan bentar tadi."

"Yuk, pulang!"

Yap, dia adalah Keenan Gucciano. Putra sulung keluar Gucciano yang kini berusia 26 tahun. Perawakannya? Jangan ditanya, tampan sudah pasti, tinggi, bertatto di sekitar dada dan memiliki raut wajah menyeramkan. Tapi tidak berlaku kala sedang bersama adiknya ini.

"Tumben banget kamu pulang awal?" Tanya Keenan pada adiknya.

Laura menghela napas, "Iya, Bang. Soalnya kan bentar lagi ujian juga jadi katanya harus banyak belajar di rumah."

Seketika Laura ingat tentang kejadian yang terkena bola basket.

"Abang tau? Waktu aku nonton yang main basket, ada yang kena lemparan bola nya sampe jatuh kesungkur tau. Kasian banget liatnya tapi aku gabisa bantuin karena susah."

Keenan melirik, "Cewe?"

Laura menggeleng, "Bukan, dia cowok. Kata Gina anaknya pendiem terus sering dijadiin babu gitu."

"Moga aja gapapa sih dia, kasian banget. Mana lumayan keras juga mantulnya tadi."

Keenan mengangguk, "Kalo emang kamu sempet, pastiin keadaan dia. Orang lain mungkin gamau deket karena sikap dia yang pendiem itu, tapi kamu jangan oke?"

Laura mengangguk.

Tapi...

Keenan menarik tengkuk Laura lalu mencumbu adiknya sendiri.

"Hnmmppphhhh... sssshhhhhh..."

Yap, tidak salah. Keenan mencumbu adiknya sendiri. Bukan untuk pertama kali, melainkan memang mereka sudah melakukannya dari...

"Aaaahhh, Abang mah kebiasaan," tegur Laura kala Abangnya tak memberinya ruang untuk bernapas.

Keenan terkekeh, "Lagian, Abang kangen sama kamu."

"Di rumah nanti lanjutin ya? Abang juga udah lama ga nenen sama kamu."

Laura tersenyum, "Boleh..."

"Tapi, Abang harus mau kont*lnya aku mainin dan jangan protes nanti..."

Gadis itu dengan nakal meremas selangkangannya Keenan, membuat laki-laki itu mendesis.

"Sssshhhhh... jangan diremes dulu kont*l Abangnya, nanti malah ga fokus nyetir sayang..."

"Hehehe..."

***

SEE YOU NEXT PART!!!

Hussy Girl [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang