19

29.1K 915 33
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

Setelah kemarin memberikan hadiah ulang tahun kepada sang Papah. Bayangan kont*l milik sang Papah masih terngiang di pikirannya sekarang, eh, lebih tepatnya terbayang-bayang. Bahkan, Laura tidak pernah membayangkan jika ukuran kont*l Papahnya bisa sebesar itu dan hampir sama dengan ukuran milik Dion. Jelas saja milik Papahnya lah yang lebih besar dan menggoda. Ah, beruntung sekali Mama nya.

"Gila banget, gue malah mikirin kaya gituan," gumam Laura berusaha menepis pikiran kotornya. Padahal masih pagi dan ini masih di sekolah, tapi pikiran Laura malah sudah berfantasi kesana kesini terlalu jauh.

Bosan karena tak ada sesuatu yang menghibur, Laura memutuskan untuk berjalan-jalan menelusuri koridor sekolahan saja sambil menunggu bell berbunyi. Lumayanlah, untuk berolahraga jalan kaki, kan?

Meskipun tadinya niat Laura ingin menghampiri Dion, tapi akan terlalu bahaya. Laura takut jika nantinya Dion malah kena imbasnya, mana di kelas Dion juga ada beberapa teman Kak Fadli. Jadi, nanti saja lah. Laura sendiri bisa menebak jika Dion sekarang pasti sedang terdiam di pojok sambil melamun tidak jelas. Dion banget itu!

Hingga dimana disaat Laura sedang berjalan santai menelusuri koridor dekat kantin, langkahnya terhenti kala melihat sosok Dion yang sedang berbincang demgan seorang siswi. Kedua mata Laura memicing untuk memastikan apa yang ia lihat itu benar. Dan benar saja, itu memang Dion!!!

Tapi... siapa siswi yang bersama Dion sekarang? Mereka terlihat dekat dan mengobrol, walaupun Dion sepertinya tidak terlalu menanggapinya.

Anehnya, Laura merasa kesal dan tak suka melihat pemandangan tersebut.

Laura masih setia memperhatikan dari kejauhan, lucunya gadis itu benar-benar terlihat kesal dengan wajah cemberutnya. Jadi, apakah dengan ini Laura bisa dikatakan cemburu? Hmmmm...

Selang beberapa saat, Laura terlihat panik karena secara mendadak Dion menghilang dari pandangannya. Padahal, Laura tadi mengalihkan pandangannya sebentar karena ada temannya Kak Fadli. Sialnya itu malah membuat Laura kehilangan sosok Dion dan juga gadis tadi.

"Tadi, siapa ya?" Gumam Laura penasaran.

Disaat Laura hendak mencari Dion, gadis itu langsung terdiam karena melihat kedatangan Kak Fadli bersama teman-temannya dari arah berlawanan. Jika begini, Laura tidak bisa nekat pergi, bisa-bisa Kak Fadli curiga dan nantinya Dion juga yang kena dampaknya.

Alhasil, Laura harus bersikap biasa saja seakan dirinya memang hendak masuk ke dalam kantin.

"Laura!" Panggil Kak Fadli.

Laura tersenyum simpul kala ia berhadapan dengan Kakak kelasnya ini. Penampilan Kak Fadli sekarang terbilang cukup membuat siapa saja tak bisa berkedip. Lelaki ini sepertinya baru saja selesai bermain bola karena keringatnya yang membasahi seragam juga rambut yang basah.

"Mau ke kantin atau baru keluar dari kantin?" Tanya Fadli.

"Baru mau masuk kantin sih," jawab Laura.

Fadli tersenyum, ia sedikit membungkuk dan membisikkan sesuatu di telinga Laura.

"Ikut gue," bisik Fadli.

"Kangen bibir sexy lo."

Laura terdiam. Harus bagaimana sekarang? Apa Laura harus menerima? Jika menolak, bagaimana cara menolaknya?

***

"Sssssshhhhhh, jangan digigit, Kak... aaaahhhhh..." desah Laura kala mendapatkan gigitan kecil pada puting payudara nya oleh Kak Fadli.

Hussy Girl [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang