20

30.2K 792 52
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Kenapa bisa ya orang lain pada ga ngeh kalo Dion itu punya pesona nya sendiri? Atau cuma gue doang?" Gumam Laura.

Gadis itu sedang berbaring santai menatap langit-langit kamarnya. Laura masih kepikiran perihal kata-kata Dion sewaktu kemarin di aula. Sayangnya, waktu itu Laura sengaja tidak meresponnya dan memilih diam saja.

Dan sekarang, Laura malah sedang membayangkan seperti apa Dion sekarang. Apa lelaki itu sama seperti Laura yang kepikiran? Atau malah biasa saja? Toh, Dion juga sepertinya bukan tipikal orang yang terlalu memikirkan hal-hal kecil juga.

Aarrrghhhh...

Disaat sedang memikirkan hal yang membuat Laura tersenyum, tiba-tiba gadis itu terperanjat dari posisi berbaringnya kala teringat tentang sosok gadis yang berbicara dengan Dion di kantin.

"Gue lupa nanya soal cewek itu lagi," kata Laura.

Jujur saja, Laura penasaran tentang sosok gadis tersebut. Apa Dion memang sudah lama memiliki kenalan? Bahkan sebelum mengenal Laura, juga? Tapi kan... kata Gina, Dion itu antisosial yang memang tidak memiliki kenalan selain teman sebangku nya, mungkin.

Tanpa Laura sadari, ia sedang diperhatikan oleh sang Papah yang berdiri tepat diambang pintu kamar sambil tersenyum simpul.

Gerald pun masuk ke dalam kamar putrinya, lelaki paruh baya itu heran dengan putrinya yang masih saja melamun sampai-sampai tidak menyadari keberadaannya sekarang. Tapi, Gerald bisa merasakan jika putrinya sedang memikirkan sesuatu.

"Ekhem!!"

Seketika Laura kicep dan langsung membulatkan matanya melihat sosok sang Papah yang sudah ada disampingnya dengan senyumnya.

"Papah? Dari kapan?" Tanya Laura.

"Dari tadi..."

"Kayaknya anak Papah lagi mikirin sesuatu sampe ga sadar Papah masuk ke kamar," tambah Gerald.

Laura terkekeh pelan, jika begini ia tak bisa berbohong kepada Papahnya. Tapi... siapa tau Papahnya bisa memberi saran tentang apa yang harus Laura lakukan agar bisa mendapatkan informasi tentang cewek kemarin dari Dion tanpa diminta atau memulai terlebih dahulu.

"Papah," panggil Laura.

Gerald melirik, "Kenapa sayang?"

"Papah dulu sebelum nikah sama Mama, gimana?"

"Maksud aku, Papah pernah ga ngeliat Mama deket sama cowok lain terus Papah ngerasa cemburu atau ga suka gitu?" Ungkap Laura.

Gerald terdiam sejenak. Tentu saja Laura sangat menunggu Papahnya bercerita, siapa tau ia bisa meniru apa yang Papahnya lakukan kala itu, kan?

"Papah ga pernah cemburu," jawab Gerald kemudian.

"Kalo ga salah, Mama kamu yang selalu cemburu kalo Papah deket sama cewek lain," tambahnya.

Laura menghela napas, tapi, memang kemungkinan juga begitu. Melihat paras Papahnya sekarang saja membuat Laura kagum, apalagi sewaktu muda, kan? Laura tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya menjadi Mama nya dulu. Pasti harus bergelut dengan rasa cemburu setiap hari karena sudah dipastikan Papahnya selalu didekati oleh perempuan lainnya.

"Tapi kamu tau? Papah akhirnya bisa ngeyakinin Mama kamu kalo Papah gaakan pernah berpaling ataupun menaruh perasaan sama orang lain. Sekalipun orangnya jauh lebih cantik dan menarik."

"Karena memang Papah cuma mau sama Mama kamu. Cuma Mama kamu yang bisa bikin Papah nyaman."

"Laki-laki gaakan pernah bikin ulah kalo emang dia udah nemuin yang cocok."

Hussy Girl [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang