HAPPY READINGS!!!
***
"Wah ada Dion, ya?" Ucap Keenan kala mendapati Laura yang datang bersama Dion. Lelaki bertubuh kekar itu langsung menghampiri sang Adik.
"Habis dari mana? Tumben ga minta anter sama Abang?" Tanya nya.
Laura nyengir, "Ya kali aku ganggu Bang Keenan yang lagi sibuk kerja. Lagian, aku disuruh Mama buat beli bahan ini..."
Gadis itu langsung menunjukkan isi belanjaannya kepada Keenan. Disaat Keenan melihat apa yang dibeli adiknya, lelaki itu terkekeh seraya mengangguk paham.
"Oh, hari ini ya? Abang baru inget malahan..."
"Mau Abang bantuin, gak?"
Laura menggeleng, "Gausah, Bang."
"Abang mending berangkat kerja aja sana. Ada Dion yang bisa aku suruh kalo emang aku butuh bantuan nanti."
"Ya, kan?" Kata Laura seraya melirik Dion.
Dion hanya diam saja dengan tatapan seperti orang kebingungan. Oh ya, ini kedua kalinya bagi Dion datang ke rumah Laura, kan? Tapi seperti nya dia masih saja kagum dengan rumah Laura yang seperti mansion atau tepatnya istana.
Melihat Dion yang diam saja, Keenan menghela napas. Ia malah mengira jika Laura memaksa Dion untuk ikut membantu dalam hal yang Dion tidak tau ini.
"Jangan bilang kamu maksa Dion buat bantuin kamu tadi belanja, hmmm?" Ungkap Keenan yang langsung kembali menatap Laura, dengan tatapan intensnya.
Memaksa? Laura menggeleng keras. Laura tidak menaksa kali ini, kan? Dion sendiri yang mau dan menerima ajakannya. Wajar saja jika Abangnya mengira begitu, dari reaksi Dion sekarang pasti semua orang akan beranggapan seperti Bang Keenan.
"Gak! Aku ga maksa Dion sama sekali, Bang."
Laura melirik Dion, "Gue ga maksa, kan?"
"Lagian, lo bilang mau waktu gue ajakin belanja tadi, kan?"
Dion yang awalnya diam saja kini mengangguk pelan.
"Yaudah deh, mending kamu cepet masuk sana. Ajakin Dion makan siang dulu bareng sama yang lain."
Sebelum Keenan pergi untuk bekerja, lelaki itu meletakkan tangannya diatas kepala Dion.
"Jangan mau dipaksa sama Laura, dia emang suka maksa orangnya."
Dion mengangguk lagi.
"Abang ih!!!" Kesal Laura.
"Udah sana kerja ah, jangan ganggu!!!"
Sambil tertawa terbahak-bahak, Keenan pergi meninggalkan kedua sejoli itu. Ah sudahlah, Keenan rasa adiknya itu memang benar-benar tertarik pada Dion. Bukan masalah, Keenan juga percaya jika Dion bukan lah laki-laki yang sembarangan. Dan pastinya, Laura menyukai orang lain karena ada hal yang mungkin saja tak orang lain miliki.
Hmmm...
Andai saja Keenan tau, jika Laura menyukai Dion karena hal yang bisa membuat Keenan terkejut. Apalagi jika bukan karena ukuran kont*lnya. Tapi bukan karena itu saja.
"Lo juga ngapain diem aja sih!"
"Seenggaknya belain gue lah. Biar Bang Keenan gak mikir kaya tadi, bisa-bisa setiap gue ajakin orang pasti mikirnya karena dipaksa lagi," cerocos Laura.
Dion tak meresponnya. Lelaki itu hanya tersenyum simpul dan mengangguk saja.
Antara kesal dan gemas, Laura hanya bisa menjerit dalam hatinya. Percuma juga ia meluapkan kekesalannya pada Dion, yang ada malah semakin kesal.
Lupakan soal Bang Keenan tadi. Sekarang, Laura harus segera memberikan belanjaan yang diminta oleh sang Mama. Tapi...
"Lo duduk aja dulu, gue mau ngasih ini ke Mama," ucap Laura yang langsung pergi.
Dion pun menurut dan langsung duduk di sofa. Lelaki itu memperhatikan Laura yang sedang mencari keberadaan Ibu nya.
"Mama?" Panggil Laura.
Setelah cukup lama mencari ke setiap kamar, Laura menghela napas panjang. Gadis itu menyimpan belanjaannya di dapur lalu ikut duduk bersama Dion.
"Kayaknya Mama lagi keluar, deh..."
Sambil tersenyum, Laura pun mendekati Dion dan langsung duduk diatas pangkuan lelaki tersebut.
"Ke kamar aja, yuk?" Ajak Laura yang langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Dion.
Glek!!!
Dion menelan ludahnya, lelaki itu refleks memegang kedua sisi pinggang Laura dan mereka saling bertatapan. Sinyal kuat seakan tersalurkan meskipun tanpa mengatakannya sama sekali.
Cup!
Laura langsung menyosor bibir Dion, tentu saja Dion membalas cumbuan tersebut dengan lembut dan pelan.
"Hmmmpppphhhh... eeemmmmhhhh....hhaahhhh..."
Slurrrp... sluurrpp... slurrrp...
Tangan Dion pun kini aktif menggerayangi punggung Laura, bahkan tangan itu langsung masuk ke dalam pakaian Laura.
Tapi...
"Laura..." panggil seseorang yang sontak membuat Laura mengakhiri cumbuan dan langsung beranjak menjauh dari Dion.
"Bang Keenan kemana?" Tanya Valdo.
Valdo yang tak melihat apa yang baru saja adiknya lakukan dengan Dion karena fokus pada ponselnya menatap heran pada Laura.
"Kamu kenapa?" Tanya Valdo.
Laura menggeleng pelan, "Gapapa..."
"Oh iya, Bang Keenan baru saja pergi kerja. Kenapa emangnya?" Tanya Laura berusaha terlihat biasa saja.
"Untung Bang Valdo fokus sama hp nya..."
"Kalo tadi liat, bisa bahaya..." batin Laura.
Dion? Lelaki itu terlihat kecewa karena aksinya malah terhenti. Apalagi, Dion sedang menikmati nya barusan. Laura sendiri sampai menahan senyumnya karena melihat raut wajah Dion yang kesal. Lucu sih, tapi ia tak bisa apa-apa karena ada Bang Valdo sekarang.
"Abang abis dari mana?" Tanya Laura.
"Dari depan, beli ini," jawab Valdo seraya menunjukkan buku dan juga yang lainnya.
"Abang tau gak Mama kemana? Aku cariin dari tadi gaada loh."
Valdo terdiam sejenak, "Tadi Mama pergi, katanya Papah nyuruhnya buat ke kantor."
"Paling malem juga pulang."
Tatapan Valdo teralihkan pada Dion. Ia baru ingat tentang teman Laura yang ini.
"Temen kamu?"
Laura melirik Dion, ia langsung mengangguk. Meskipun Valdo terkesan cuek tidak seperti Keenan yang perhatian ke semua orang.
"Ajakin temen kamu makan siang nanti, Abang udah pesen makanan tadi."
Laura tersenyum, "Abang bakal pergi lagi?"
Valdo menggeleng, "Engga lah, Abang masih banyak tugas. Kalo butuh apa-apa ke kamar aja."
Gadis itu bernapas lega setelah Bang Valdo pergi ke kamarnya. Meskipun memang Laura agak kesal karena tadi. Mau gimana lagi, kan ya?
"Jangan kesel gitu," tutur Laura.
Dion tak menjawab. Ia hanya diam.
"Di kamar gue aja, gimana? Biar yang tadi bisa dilanjut, mau?"
Dion kini melirik Laura, dengan wajahnya yang merona lelaki itu mengangguk pelan.
"G-gue mau..." jawabnya.
***
SEE YOU NEXT PART!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hussy Girl [21+] [END]
Teen FictionArea 1821++ *** Laura Gucciano, putri satu-satunya dan anak terakhir dari keluarga Gucciano yang terkenal sangat kaya raya dan terpandang. Laura dijaga oleh kedua kakak laki-laki nya ditambah dikelilingi banyak teman. Namun sayang, ada satu hal yang...