06

60.8K 465 23
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Aaaahhhhh... le-lepasin... eeeeuuunnngghhhh..."

Dion mendongak, menahan kepala Laura [....]

Gadis itu mengecup singkat bibir Dion.

"Nanti lanjut lagi, ya? Lagian bentar lagi masuk kelas."

"Mending balik ke sekolah aja, yuk!"

Cekrek!

Tanpa mereka sadari, seseorang sudah mengambil potret kala Laura sedang mengecup bibir Dion barusan. Kemungkinan besar orang itu tidak melihat kala Laura memanjakan kont*l Dion. Tapi, siapakah orang itu??

Sayangnya, Dion yang kepalang malah harus menidurkan kont*lnya yang sudah tegang karena ulah Laura. Tapi tidak apa, Dion merasa lega karena semuanya berakhir. Lelaki itu langsung memasukkan kembali kont*lnya dan membenarkan celananya.

Disisi lain, Laura sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan Dion di belakang.

"Pegel juga mulut," gumam Laura seraya mengelap ujung bibirnya.

"Tapi, emamg punya Dion nagih..."

***

14.33 WIB.

Kelas Laura sudah bubar, sekarang, gadis itu sedang berdiri di gerbang bersama Gina. Tepatnya, Gina menemani Laura yang sedang menunggu jemputan dari Abangnya.

"Abang lo jemput jam berapa emang, Ra?" Tanya Gina.

Laura melirik, "Katanya sih jam 3 sore, tapi gue udah suruh cepetan sih..."

Gina manggut-manggut, gadis itu melihat kearah kiri dan kanan. Hingga dimana pandangan Gina tertuju pada sosok Fadli yang sedang berbincang di sebrang jalan bersama seorang wanita.

"Ra, itu Kak Fadli," tunjuk Gina.

Mendengar itu, refleks pandangan Laura mengikuti arah tunjuk jari Gina.

Benar saja, di sebrang sana ada sosok Kak Fadli yang sedang mengobrol bersama seorang wanita. Siapakah dia? Tapi itu tidaklah begitu penting. Karena memang Laura sudah mulai tertarik pada Dion dibanding dengan Kakak kelasnya itu.

"Gamau samperin? Siapa tau Kak Fadli mau nemenin lo sampe jemputan datang," ungkap Gina.

Laura terkekeh, "Engga ah, lagian dia juga lagi ngobrol sama temennya. Gaenak kalo tiba-tiba datang, kesannya kaya gatel banget gue."

Gina hanya menghela napas saja, lalu ia pun kembali melihat-lihat keadaan sekitar.

Berbeda dengan Laura, gadis itu malah melihat kearah halte yang dimana ada sosok Dion disana. Tengah duduk sendirian sambil berusaha untuk tidak menatap Laura.

"Andai gaada si Gina, udah gue samperin si Dion sih..."

"Masih lama ga sih, Ra?" Tanya Gina.

Laura melirik kembali, "Kenapa emang? Kalo mau, lo duluan aja, Gin..."

"Gue mau nungguin di sebrang aja, lagian lumayan mendung nih."

"Eh, seriusan?" Tanya Gina merasa tak enak.

Laura mengangguk mantap, "Iya, seriusan."

"Tapi bantuin gue nyebrang dulu," tambah Laura sambil nyengir.

Gina pun mengangguk, ia langsung membantu temannya itu untuk menyebrang. Laura sendiri berusaha untuk membuat Gina agar tidak menyadari keberadaan Dion.

Hingga mereka berdua tiba di sebrang, "Yaudah, gue duluan ya?"

Laura mengangguk, "Makasih ya!!!"

Gina mengacungkan jempolnya dan langsung menyebrang kembali dengan mudahnya. Melihat Gina menyebrang membuat Laura iri. Kenapa bisa semudah itu? Kenapa disaat Laura mencoba untuk menyebrang sendiri, malah tubuhnya langsung bergetar hebat dan bekeringat dingin??

Hussy Girl [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang