17

47.1K 938 92
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Laura?" Panggil Bang Valdo dari luar kamar.

Laura yang baru saja duduk diatas pangkuan Dion langsung beranjak dan hendak membukakan pintu kamarnya, tapi...

"Abang mau ke rumah temen dulu, kamu sama Dion jangan kemana-mana sebelum Abang pulang, ya? Jagain rumah, kalo Papah pulang awal, kamu bilang aja Abang ke rumah temen ada perlu tugas."

Dengan senyum nakalnya, Laura langsung membukakan pintu kamarnya supaya Bang Valdo tidak berpikiran aneh-aneh karena memang Dion sekarang ada di dalam kamar, ya setidaknya bisa membuat Abangnya ini percaya, kan? Hahaha!

"Abang emang bakalan lama, ya? Takutnya nanti Dion pulang kan aku harus anterin dia sampe jalan depan," ucap Laura.

Valdo terdiam sejenak, tapi lelaki itu sesaat melirik Dion yang sedang duduk di lantai kamar adiknya. Kemungkinan, Valdo tidak berpikiran yang aneh-aneh dan bisa saja dia percaya dengan Laura kalau dia tidak akan melakukan hal seperti apa yang pernah Valdo dan Laura lakukan atau bahkan dengan Bang Keenan.

Sayang sekali, Valdo tidak tau jika adiknya itu memiliki niatan dan maksud lain yang lebih dari apa yang sedang dia pikirkan sekarang.

"Paling Abang pulang agak malem, lagian, Papah juga 2 jam an lagi pulang ko."

Laura mengangguk saja.

"Lumayanlah, 2 jam kayaknya cukup buat main sama Dion, hahaha!" Batin Laura.

"Yaudah, Abang berangkat sekarang ya? Jangan biarin Dion duduk di lantai kaya gitu, tunggu Papah pulang kalo bisa, oke?"

"Siap Abang..."

"Bang Valdo juga hati-hati," tambah Laura.

Valdo menarik lengan adiknya agar tidak terlihat oleh Dion di dalam kamar sana, lalu...

Cup!

Lelaki itu langsung mencumbu adiknya dengan lembut. Laura pun menyambut dan membalas cumbuan tersebut, tidak lama pun mereka menyudahi nya.

"Kangen," ungkap Bang Valdo.

"Nanti aja, Bang. Abang mending fokus sama skripsian nya dulu," balas Laura.

Setelahnya, Valdo pun langsung pergi meninggalkan adiknya dengan temannya, hanya berduaan saja di rumah tanpa ada siapa-siapa lagi. Pembantu? Keluarga Gucciano tidak mempercayai seorang pembantu, mereka lebih baik mengerjakan pekerjaan rumah oleh masing-masing anggota keluarga nya sendiri. Ini juga termasuk didikan Gerald kepada anak-anak nya supaya bisa mandiri dan tidak ketergantungan.

Memastikan Abangnya sudah pergi, gadis itu langsung menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan melihat kepergian Abangnya dari jendela.

"Aman," gumam Laura.

Tapi, disaat Laura akan berbalik untuk kembali ke kamar...

"Eh?"

Gadis itu terkejut karena tiba-tiba Dion berada dibelakangnya dan langsung memeluk dirinya dengan erat. Lelaki itu juga meletakkan dagunya di bahu Laura.

"Gue mau lanjutin yang tadi," ungkap Dion tepat di telinga Laura.

Slurrrp....

Laura tersenyum, gadis itu menggigit bibir bawahnya kala Dion menjilat lehernya diiringi dengan kecupan singkat. Ah, ini yang Laura inginkan dari sosok Dion. Sisi yang sangat ia rindukan. Dion yang agresif.

"Mau disini?" Tanya Laura.

Dion mengangguk singkat, dan dengan mudahnya ia membalikkan tubuh Laura hingga kini mereka saling berhadapan. Tentunya, jarak mereka sangat dekat karena berhimpitan satu sama lain.

Hussy Girl [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang