HAPPY READINGS!!!
***
"Papah serius mau ngedeketin Laura sama anaknya temen Papah?" Tanya Keenan yang ternyata langsung pada intinya membahas tentang apa yang Laura katakan sebelumnya.
Gerald hanya tersenyum tanpa menjawab apapun, hal itu malah membuat Keenan kesal dan hanya bisa menahan kekesalannya dengan mengepalkan tangannya erat, tapi... melihat raut wajah sang Papah, kemungkinan apa yang direncakan Papahnya memang begitu. Tapi entahlah, Keenan hanya berharap jika itu tidak akan terjadi.
Mau bagaimana pun juga, Keenan ingin melihat Laura bahagia dengan caranya sendiri. Termasuk sekarang, adiknya tengah berusaha untuk lebih dekat dengan Dion, laki-laki yang sukses membuat adiknya tergila-gila.
"Kalo emang Papah niatnya mau deketin Laura sama anaknya temen Papah, mending Papah pikirin lagi deh..."
"Laura beneran gamau dengan cara Papah kaya gini, Laura malahan lagi deket sama temennya, Dion."
Keenan menghela napas sejenak, "Keenan ngerti kalo emang Papah mau yang terbaik buat Laura, tapi jangan sampe cara Papah bikin Laura malah benci sama Papah nantinya."
Setelah mengatakan itu, Keenan pun keluar dari ruangan sang Papah dengan perasaan kecewa. Tak pernah terpikirkan juga jika Papahnya memiliki niat seperti itu, dengan akan mendekatkan Laura dengan anak dari temannya sendiri. Apakah karena bisnis? Jika memang iya, Keenan juga kemungkinan akan mulai membenci Papahnya.
Setelah Keenan pergi, Gerald yang tadi diam tanpa mengatakan apapun kini mengambil ponselnya dan seperti sedang menghubungi seseorang.
"Maaf..." ucap Gerald pada seseorang di telepon.
***
Disisi lain, Dion yang selesai dengan pekerjaannya kini sedang bersih-bersih sebelum menutup resto dan pulang. Meskipun bukan tugasnya tapi Dion sudah biasa melakukannya. Tapi kali ini Dion merasa tergesa-gesa karena ia tak enak membiarkan Laura menunggu diluar sendirian ditengah dinginnya angin malam. Ditambah, Laura juga mengenakan baju tanpa lengan, pastinya membuat gadis itu kedinginan.
Sekitar 10 menit lamanya, Dion pun selesai dan langsung keluar menghampiri Laura. Gadis itu langsung beranjak dari duduknya.
"Pasti cape, ya?" Tanya Laura.
Dion menggeleng.
Laura terdiam saat Dion mengilurkan tangannya.
"P-pulang," tutur Dion.
Tentu saja Laura menerina uluran tangan tersebut dan langsung beranjak dengan sedikit ditarik oleh Dion. Melihat Dion yang merona sendirian, membuat Laura tak bisa menahan rasa ingin menggoda lelaki di depannya. Ini terlalu menggemaskan untuk Laura.
"Cie udah mulai berani ngajakin pulang," goda Laura langsung mendekat dan menempel pada Dion.
Kedua sejoli itu seakan tidak peduli dengan orang-orang sekitar yang melihat. Apalagi Laura, ia terus mepet pada Dion sampai membuat lelaki itu sedikit menahan Laura.
"Malu, Ra," ungkap Dion karena menyadari orang-orang di jalan sedang menatap mereka.
Laura terkekeh, "Ngapain malu? Gausah diliat lah mereka mah."
"Yaudah cepetan jalannya ih, malah ngeliatin orang lain," tambah Laura.
Dion mengangguk. Padahal, Dion sedang menahan diri karena ia tak tahan melihat bibir Laura. Entah kenapa Dion ingin sekali mencumbu Laura saat ini juga.
Dan singkat saja, kedua nya sampai tepat di depan pintu kost Dion. Laura sedikit bergidik ngeri karena suasana yang membuat bulu-bulu tangannya merinding. Bagaimana tidak, minim nya penerangan dan banyaknya pohon pisang di area samping membuat kesan horor tersendiri. Tapi anehnya Dion seakan tidak merasakan hal yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hussy Girl [21+] [END]
Teen FictionArea 1821++ *** Laura Gucciano, putri satu-satunya dan anak terakhir dari keluarga Gucciano yang terkenal sangat kaya raya dan terpandang. Laura dijaga oleh kedua kakak laki-laki nya ditambah dikelilingi banyak teman. Namun sayang, ada satu hal yang...