⬤⬤⬤⬤⬤
Ning.. Nong.. Ning.. Nongg... Ning.. Gunggg...
Ningg.. Nongg.. Ning.. Nongg.. Ning gunggg...
Suara irama gamelan terdengar dari balai desa Sumber Grojogan. Beberapa pemusik alat musik tradisional tersebut sedang melakukan latihan untuk upacara penyambutan tamu penting dari wilayah luar desa tersebut.
Di sebuah rumah penduduk yang sederhana dan dindingnya terbuat dari gedeg , seorang laki-laki usia lebih dari separuh abad tampak ngobrol dengan istrinya di amben galar ( Bambu yang digeprek untuk alas dipan) di teras rumah. Mereka berdua sedang membicarakan tentang tetangga yang agak jauh rumahnya dari rumah mereka. Mereka membicarakan tentang keluarga tersebut yang ingin mengawinkan anak gadis mereka dengan seorang anak dari keluarga berpengaruh.
"Seumpama, Ratih kembang desanya pak, kita yang akan mendapatkan lamaran dari anak Tumenggung itu ya ", ucap perempuan itu merasa kecewa karena keponakan manisnya bukanlah tipe kembang desa yang akan membuat para pemuda dari kalangan terhormat tergila-gila.
"Iya. Sebenarnya Ratih agak lumayan klo mau dandan. Tapi ya itu dia tak mampu merawat diri . Jatukno awake dewe bu sing ketiban rejeki ", ucap laki-laki itu merasa kecewa sekali karena dia gagal mendapatkan rejeki nomplok.
Berbesan dengan seorang Tumenggung... Siapa sih yang tidak mau? . Sudah keluarga Tumenggung itu memiliki status tinggi dan penting di dalam tatanan masyarakat, mereka juga kaya , dan anak dari Tumenggung yang akan melamar Ayu itu juga terkenal sangat tampan wajahnya. Keluarga mana yang tidak mendambakan menantu yang jelas bobot, bibit dan bebetnya tersebut.
.........
Di belakang rumah gedeg yang berada di tengah kebun tersebut, terlihat seorang gadis dengan rambut digelung tengah menguleg bumbu di atas lemper ( alat penumbuk bumbu) di sebuah dapur yang menempel di bagian belakang rumah. Perhatian perempuan itu nampak terfokus pada tangannya yang sedang membuat bumbu , sampai dia tidak tahu klo ada seorang pemuda yang tengah mengamatinya dengan wajah yang kesal.
Pemuda dengan tinggi 165 cm itu terlihat seperti ingin marah saat dia melihat wajah perempuan yang sedang sibuk di depannya tersebut. Pemuda itu juga melihat bahan makanan yang belum dimasak - masak juga.
"Belum mateng tih masakannya ?? ", laki-laki berkacak pinggang sambil menatap tajam perempuan di depannya. Dia benar-benar kesal karena perutnya sudah keroncongan, sementara masakan belum matang juga.
Pemuda itu dan bapaknya baru saja pulang dari sawah , dan sekarang sudah lewat waktunya makan. Biasanya makan siang akan dikirim ke sawah , akan tetapi karena laki-laki itu dan ayahnya mengatakan akan pulang lebih cepat , masakannya tak jadi diantarkan ke sawah.
"Aduh jadi perempuan lamban sekali", ucap laki-laki itu tak sabar lagi.
Sebenarnya dia tahu, Ratih baru saja pulang dari belanja sayuran di pasar tradisional..dan dia juga tahu jika perempuan itu sampai di rumah pun langsung masak dan tidak melakukan hal lainnya. Akan tetapi , hatinya memang sedang kesal dan ingin marah karena patah hati. Jadilah dia menumpahkan semuanya pada perempuan tersebut.
Gadis pujaannya yang merupakan kembang desa di desa tersebut, telah memilih laki-laki yang lebih sempurna darinya . Tentu saja laki-laki itu menjadi sangat kecewa karena dia tidak mendapatkan kesempatan untuk bersanding dengannya.
"Sebentar mas. Ini masih numis bumbunya ", ucap perempuan itu dengan nada gugup. Dia juga tak berani melihat ke arah laki-laki yang sedang berkacak pinggang di depannya tersebut.
"Sebentar.. Sebentar.. ( kasar ) . Wes, aku mangan ndek warung ae ( sudah, aku makan di warung saja) ", laki-laki itu pergi begitu saja setelah menendang rinjing ( bakul) yang tak jauh dari kakinya.
Perempuan yang memakai kemben dengan warna kusam itu pun mengelus dada saat dia melihat kelakuan kakak sepupunya yang menendang rinjing sebelum keluar dari pintu dapur tersebut. Saat laki-laki itu sudah keluar dari dapur, barulah Perempuan itu pun segera menuntaskan masakannya . Dia membetulkan kayu yang digunakan sebagai alat untuk menghasilkan api di dalam luweng (tungku yang terbuat dari tanah liat) . Dan kemudian setelah melihat air yang sudah mendidih, dia memasukkan sayuran ke dalam periuk untuk direbus.
⬤⬤⬤⬤⬤
Di sebuah bilik sempit berdinding anyaman bambu , terdapat sebuah dipan bambu yang di atasnya ada seorang gadis perempuan yang sedang duduk termenung sendirian . Gadis perempuan itu adalah Ratih Prameswari, keponakan dari Pak Kamto dan istrinya Ratna. Dia adalah sepupu dari Bayu anak pak Kamto.
Ratih tinggal di rumah Kamto sejak dia ditinggal mati oleh kedua orangtuanya dalam insiden kebakaran rumahnya 15 tahun yang lalu. Saat itu, Ratih masih berusia 7 tahunan. Usai kebakaran hebat yang merenggut nyawa kedua orangtuanya tersebut, Ratih pun ikut tinggal di rumah pamannya yang bekerja sebagai seorang buruh tani di desa tempat Ratih tinggal kini.
Ratih menghela nafasnya yang berat. Dia sudah mendengar berita tentang Ayu yang akan menikah dengan seorang pemuda tampan yang merupakan anak dari seorang Tumenggung.
Sebenarnya , Ratih juga ingin memiliki kemujuran seperti Ayu juga. Namun dia sadar, dia bukanlah si kembang desa seperti halnya Ayu. Ratih mengubur mimpi tingginya untuk menikah dengan seseorang yang sesuai dengan impiannya saat menyadari dirinya siapa dan posisinya ada dimana . Dia tidak mau menjadi seperti pungguk yang merindukan rembulan.
Ratih memadamkan api ublik yang menjadi lampu penerangan di dalam kamarnya. Setelah lampu minyak tanah itu padam, perempuan itu pun berbaring di dipan galar yang sudah alasi dengan tikar yang terbuat dari daun andong, di bagian atasnya.
Ratih membetulkan bantal kapuk , yang dia gunakan sebagai alas untuk kepalanya saat tidur. Sebelum memejamkan matanya, perempuan muda itu berdoa penuh harap . Dia berharap , suatu saat nanti dia bisa menemukan kemujuran lainnya meskipun dia bukanlah kembang desa yang menjadi pujaan semua pria .
Kemudian mata Ratih pun terpejam.
Di luar rumah , angin sejuk di dalam kegelapan malam berhembus.
Wushhh..
Dedaunan yang bersinggungan nampak bergemerisik saat angin menghempaskan mereka.
Di langit malam. Bulan purnama nampak berada di ambang cakrawala dan memberikan cahayanya yang terang dan indah . Sinarnya datang untuk menyinari kegelapan malam itu, di belahan bumi yang telah diselimuti oleh langit malam yang penuh dengan bintang- bintang. Dan sebuah bintang yang terang nampak sedang berkedip.
Tingg..
⬤⬤⬤⬤⬤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ )
Action𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 𓆚 ( 𝐝𝐫𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐨𝐥𝐨𝐬𝐚𝐥 𝐈𝐧𝐝𝐨𝐧𝐞𝐬𝐢𝐚, ROMANCE X LAGA , 100% 𝑓𝑖𝑘𝑡𝑖𝑓) 𝚂𝚒𝚗𝚘𝚙𝚜𝚒𝚜 : Ratih Prameswari, Putri dari alm. Pak Wira tinggal bersama dengan paman dan bibinya di desa lain setelah k...