41. Serangan

191 11 5
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Di sebuah taman belakang bangunan megah dan indah.

Terlihat Ratih yang sedang duduk sambil mengelus elus leher piaraan Ardiya yang berguling-guling manja di dekatnya. Setelah beberapa saat dia mengalami ketakutan luarbiasa, kucing besar itu menempelkan wajahnya pada kaki Ratih untuk minta dielus. Setelah sadar bahwa macan putih itu tak ganas, Ratih baru mau mendekati dan memanjakannya dengan sentuhan.

"Nah kakak ipar. Bagaimana dia imut kan?? ", ucap Sekar.

Meskipun aslinya buas, karena mengimutkan diir di depan Ratih Ratih pun tak takut lagi dengannya.

"Jangan khawatir kakak ipar. Dia hanya menyerang orang yang memiliki maksud jahat dihatinya ", Ardiya melihat macan putihnya yang keenakan di elus- elus oleh kakak iparnya.

Ratih nampak tak peduli dengan hal lainnya lagi. Mumpung ada binatang buas jinak, dia menyempatkan diri untuk menguyel- uyelnya. Mumpung belum keluar lagi Keganasannya.

Di tempat Sekar dan Ardiya berdiri.

"Ardiya. Apa kamu jadi pergi ke tempat itu ( tempat untuk melatih kemampuan bertarung) ", tanya Sekar pada Ardiya adik seayahnya Aditya yang telah dibesarkannya.

"Oh. Tentu saja. Selain untuk berlatih, aku pergi untuk memenuhi janjiku pada seseorang. Aku berjanji pada seseorang untuk mencari seorang  keluarganya yang hilang  di sana ", ucap Ardiya.

Ardiya bertemu seseorang di alam ghaib yang kehilangan anaknya di lembah siluman ganas ( hilang waktu berlatih) . Saat itu dia sedang mengembara di dunia ghaib. Dan Ardiya bersedia membantunya setelah dia mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dari laki-laki tersebut.

"Berhati-hatilah. Di sana tidak jelas siapa saja yang mampir ke sana. Bisa saja ada makhluk yang kuat dan tak bisa dikalahkan. Di sana tak ada perlindungan kami. Kamu harus lebih berhati-hati. Dan cepatlah pulang, paman tua cerewet mu pasti akan membuat kupingku meledak klo kamu tak segera pulang ", Sekar teringat dengan Tumenggung Darsana yang cerewetnya mengalahkan ibu- ibu tukang gosip. Setiap Ardiya melakukan hal yang tak disukai laki-laki tersebut, laki-laki itu akan pergi menceramahi Sekar dan Aditya.

"Jangan khawatir. 3 hari. Aku kupastikan aku pulang tidak lebih dari 3 hari ", ucap Ardiya.

Ratih yang sedang sibuk bermain dengan Si macan mutih besar yang bertingkah seperti kucing gemoy tak mendengarkan percakapan keduanya.

"Kakak , apa kak Arya baik-baik saja ", Ardiya yang sudah mengenal Arya dan menganggapnya kaka juga teringat klo kaka silumannya menikahi manusia. Setahunya pernikahan resmi, diantara dua dunia dilarang dan bagi yang melanggar jelas ada konsekuensi yang harus ditanggung.

"Ssstt.. ( menaruh jari telunjuk dibibir) . Dia baik-baik saja. Anak dari raja siluman ular takkan tewas begitu saja. Jangan membicarakan ini di depan kak Ratih ", Sekar mengingatkan Ardiya.

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang