47. Nenek tua 2

165 6 1
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Malam hari

Jalanan dekat alun- alun kota.

Di jalanan menuju alun- alun kota di wilayah kerajaan yang dinaungi oleh raja Aditya , terlihat kesibukan  orang - orang yang wira wiri di jalan utama menuju ke alun- alun .

Di alun - alun kota , sedang diadakan acara pagelaran kesenian  dalam rangka memperingati hari spesial salah seorang petinggi di kota tersebut. Dan pagelaran seni budaya tersebut telah mengundang kedatangan  masayarakat untuk  menyaksikan pagelaran. Suasana tampak meriah dengan penampilan para pekerja seni yang sangat ahli dalam bidangnya. Dan suara keramaian tersebut terdengar dari jarak beberapa puluh meter dari alun- alun.

...........

Di jalan lain yang tak jauh dari alun- alun kota, terlihat seorang laki-laki yang berkuda sendirian di tengah lalu lalang kendaraan kereta kuda dan lainnya. Laki-laki yang mengenakan pakaian biasa serba coklat tua itu adalah ki Mangun Wijaya, mantan adipati kerajaan ini . Dia hendak pergi ke istana raja untuk menanyakan keadaan  majikannya, Arya. Akhir- akhir ini laki-laki itu sangat sibuk dengan kegiatan rahasianya, dan dia tak bisa datang untuk melihat tuannya.

Laki-laki itu pun menghela kuda untuk terus melaju ke perbatasan kota dan pergi ke kota berikutnya. Situasi jalan yang ramai membuat laki-laki itu memutuskan mencari ajakan lain untuk pergi ke kota berikutnya. Dan dia akhirnya menemukan jalan yang tak begitu di lalui oleh orang.

Saat dalam perjalanan menuju perbatasan , ki Mangun  tiba-tiba menghentikan kudanya . Saat dia tengah berkonsentrasi dengan perjalanannya,  dia mendengar suara gerakan orang bertarung di sela deru sepatu kuda.

Hieekkk..

Hieekkk...

Setelah kuda berhenti dengan sempurna.

"Tunggulah di sini, aku akan segera kembali ", laki-laki itu bicara dengan kudanya.

Ki Mangun merasakan firasat tak baik saat mendengar suara pertarungan yang berasal dari saah satu halaman dia antara perumahan joglo yang dia lalui. Untuk memastikan, dia pergi meninggalkan kudanya sendirian di tepi jakan dan tanpa di ikat talinya.

Ki Mangun pun kemudian berlari kemudian dia terbang dan mendarat di atap sebuah rumah joglo.

"Di sana ", laki-laki itu melihat 3 orang bertarung di halaman sebuah rumah joglo yang tak jauh dari rumah joglo tempat dia bertengger. Laki-laki itu pun kemudian terbang dan mendarat di batang sebuah pohon besar di pinggir jalan.

Laki-laki itu kemudian melihat pertarungan di dalam halaman rumah yang berada di balik pagar dekat pohon tersebut. Mata laki-laki itu nampak terbelalak saat di melihat siapa yang bertarung dengan seorang laki-laki bercadar.

'Dia... Tidak mungkin ( melihat laki-laki bertopeng dengan tatapan tak percaya). Jangan- jangan ......( melihat siapa yang di keroyok ). Satyaki!! ',

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang