14. Laki-laki Bercaping

442 13 1
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Ratih mematut - matut dirinya di depan cermin. Perempuan itu pun menyisir rambutnya dengan perlahan. Dia baru saja mandi dan kini tinggal membuat dirinya menjadi nampak sedap dipandang mata .

Saat Ratih sedang berias, dia mendengar suara derap kaki kuda yang menuju halaman rumah pak Marjan. Dia juga mendengar ringikan kuda - kuda tersebut.

'Pasti itu Chandra lagi. Aku benar-benar tak nyaman karena dia terus datang kemari', Ratih mengeluh di dalam hati.

Jika perempuan lainnya akan senang dengan kedatangan laki-laki itu, tapi Ratih berbeda. Dia tidak menyukainya. Jadi dia merasa risih jika selalu di dekatinya. Niat laki-laki itu memang terkesan baik, tapi Ratih...

Ratih tersentak saat mendengar suara seorang laki-laki yang  bicara kasar pada istri pak Marjan. Dan dia juga lebih terkejut lagi saat tahu ternyata para penunggang kuda itu sedang mencari dirinya. Ratih mendadak gugup saat menyadari mereka adalah orang-orangnya juragan Segoro.

Ratih terlihat langsung panik dan bingung harus berbuat bagaimana. Dia tak menyangka anak buah orang itu sudah sampai di sini, padahal dia masih mau merencanakan rencana untuk pergi dari rumah pak Marjan. Dia memang sudah menduga juragan Segoro akan segera menemukannya di sini, namun di luar dugaannya, ternyata mereka menemukannya lebih cepat.

Kemudian perempuan itu juga mendengar suara istri pak Marjan yang melindunginya dengan mengatakan bahwa dia tak ada di sini  pada mereka. Sayangnya, orang-orangnya juragan Segoro sepertinya tak menerima kebohongan itu. Malah mereka berniat membakar rumah pak Marjan.

'Dibakar?! ', jantung Ratih berdegup kencang.

Ratih kembali teringat dengan api yang pernah melalap rumahnya. Dia juga melihat 2 orang gosong yang  dikeluarkan dari abu dari sisa rumah yang terbakar.

Ratih mendengar suara istri pak Marjan yang menghalangi anak buah juragan Segoro yang mau membakar rumahnya.

Ratih pun segera berdiri dan dia menguatkan hatinya untuk mencegah hal tersebut terjadi dulu. Ratih tak mau keluarga pak Marjan jadi korban karena telah menyembunyikanya.

'Akan kupikirkan jalan lainnya nanti. Yang penting rumah ini aman dulu',

Ratih pun keluar dari rumah pak Marjan dia pergi ke  ruang tamu lalu dia membuka pintu ruang tamu.

"Hentikan!! Aku di sini!! ", ucap Ratih keluar dari ruang tamu. Tubuh Ratih tersapu oleh angin yang berhembus dari luar. Ujung rambut panjangnya terlihat berkibar- kibar terkena sapuan angin.

Ratih melihat kuda- kuda juragan Segoro dan juga orang-orangnya juragan Segoro. Dia melihat anak buah laki-laki itu yang telah menyalakan oncor untuk membakar rumah pak Marjan. Dengan gugup dan gemeteran , Ratih pergi ke teras rumah pak Marjan yang luas.

"Pembohong!! ( mendorong hingga jatuh istri pak Marjan). Dia memang bersembunyi di sini. Bawa dia !! ", pemimpin orang-orang Juragan Segoro memerintah yang  lainnya untuk menangkap Ratih.

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang