24. Air terjun

365 12 0
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Menjelang sore.

Sebuah kereta kuda yang ditarik oleh dua ekor kuda, bersama dengan seorang penunggang kuda nampak tengah berjalan di jalanan kecil di tengah hutan yang rapat pepohonannya.

Rombongan itu berhenti sejenak di dekat sebuah jalan yang tak jauh dari air terjun sungai besar . Mereka berhenti di sana untuk menunggu rombongan berkuda yang datang menyusul untuk mengawal . Rombongan itu juga akan datang sambil membawa bekal untuk semua orang.

Seorang turun dari kuda dan dia pergi ke belakang kereta bersama dengan seseorang yang duduk kusir untuk memeriksa orang-orang yang berada di dalam kereta barang.

Mereka telah mendengar keributan di dalam dan itu membuat mereka kesal.

"Ada apa ribut - ribut!! ", ucap seorang laki-laki bernama Wari , tangan kanan juragan Segoro.

"Aku ingin buang hajat", ucap seorang laki-laki muda. Dia adalah Bayu, anak dari pak Kamto dan bu Ratna. Keluarga Ratih yang tersisa.

"Tahan!! ", bentak Wari. Dia tak ingin ada satupun orang yang keluar dari rombongan tersebut.

"Jika aku tak boleh keluar. Aku akan buang hajat di sini ", ucap Bayu.

"Heeeh ( kesal). Turun!! Merepotkan saja ", ucap Wari merasa serba salah.

Bayu pun menggunakan bokongnya untuk berjalan menuju ke pintu kereta.

Kemudian kusir kereta yang merupakan orangnya Juragan Segoro melepaskan ikatan tambang dari kaki Bayu.

"Ada sungai di sana. Kawal dia. Aku akan menjaga yang lainnya ", ucap Wari pada laki-laki yang sedang membuka ikatan kaki Bayu.

Setelah ikatan terbuka.

"Cepat pergi sana. Awas klo buang air besar di celana ", laki-laki yang menjadi kusir kuda itu menendang bokong Bayu dengan kesal.

Bayu nyaris tersungkur karena tendangan laki-laki itu cukup kuat ', Sialan!!!! ', Bayu merasa kesal namun dia menahan amarahnya.

Kaki Bayu pun melangkah diantara semak pergi ke arah suara air terjun yang terdengar agak keras dari tempat mereka sedang beristirahat. Bayu berjalan dengan diikuti oleg pengawasan laki-laki yang ada dibelakangnya tersebut .

Akhirnya, bayu sampai di sungai yang tak jauh dari air terjun. Dia pun segera pergi ke tepian sungai untuk buang hajat.

Sementara itu, laki-laki yang ditugaskan untuk mengawasinya , melihatnya dari jarak yang tak jauh.

Saat Bayu sedang buang hajat. Mata laki-laki muda itu melihat sebuah batuan tajam yang ada di tepian sungai. Batunya terlihat sangat tajam hingga sepertinya bisa digunakan untuk memotong sesuatu. Bayu pun menyeringai lebar. Dan dia melirik ke arah orang yang sedang bersedekap dan menunggunya dengan wanah yang sangat kesal.

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang