19. Sebuah Jawaban

419 13 4
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Di rumah pak Marjan

Di dapur rumah pak Marjan

Ratih yang belum tidur sangat kaget saat lampu- lampu minyak yang menerangi dalam rumah tiba-tiba padam secara serempak saat semilir angin dingin  berhembus. Dan saat itu juga, situasi menjadi sunyi sepi dan dingin. Bulu halus di tubuh Ratih pun terasa meremang.

Tak lama telinga Ratih pun  mendengar suara derap kaki kuda yang mendekat dan terdengar berhenti di halaman rumah pak Marjan.

Hieeekkk...

Hieekkk...

Suara ringkikan kuda terdengar

Phrrr.. Phrrr..

Nafas kuda juga terdengar. 

Wukkhh...

Lampu- lampu penerangan di dalam rumah pun menyala kembali secara bersamaan.

"Hah", Ratih bengong. Dia menelan ludahnya susah.

.............

Di ruang tamu.

Pak Marjan, istrinya dan Mbah Mangun yang masih belum pulang melihat kedatangan rombongan orang berkuda yang mengawal 2 buah kereta kuda. Ketiganya pun segera keluar dari dalam rumah untuk memastikan siapa yang malam- malam membawa rombongan datang ke rumah.

Istrinya pak Marjan nampak beringsut dan dia bersembunyi di belakang pak Marjan saat dia melihat rombongan tersebut.

Memang rombongan para laki-laki berkuda itu pakaiannya mewah, seperti pakaian anggota prajurit kerajaan. Namun, mereka memiliki aura yang bikin merinding.

Mbah Mangun terlihat menundukkan wajahnya hormat saat orang yang berkuda paling depan yang turun dan menemuinya.

Para penunggang kuda lainnya pun segera turun dan mereka berdiri di samping kuda tunggangan mereka masing-masing.

Setelah saling sapa dengan Ki Mangun  , laki-laki berwajah kaku tanpa ekspresi itu pun menemui pak Marjan dan istrinya.

Dia menyampaikan pada mereka bahwa mereka membawa barang - barang hadiah lamaran untuk Ratih di dalam 2 kereta di belakang mereka.

"Semua ini telah disiapkan oleh ibunda tuan kami Raden Arya Bagaspati. Mohon diterima. Dan untuk lamarannya, tuan yang akan datang sendiri setelah ini", ucap laki-laki itu.

Para bawahan laki-laki itu pun bergerak setelah mendapatkan perintah untuk segera menurunkan barang- barang dan memberikannya pada pak Marjan dan istrinya.

Pak Marjan dan istrinya tak bisa berkata apapun dan mereka hanya bengong lalu menerima hadiah- hadiah itu dan membawanya ke ruang tamu di bantu oleh orang-orang tersebut. Mereka juga tak sempat berkomentar tentang niat lamarannya.

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang