26. Seorang pandita

327 9 1
                                    

⬤⬤⬤⬤⬤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬤⬤⬤⬤⬤

Sraatt...

Jederr...

Sraatt.. Sraatt..

Jederr...

Jederrr...

Cahaya kilatan nampak melintas di antara awan gelap di langit. Kilatan tersebut nampak menyambar- nyambar beberapa pepohonan tinggi menjulang dan membuatnya hangus terbakar.

Beberapa kilat juga nampak menyambar atap rumah penduduk yang masih beratapkan jerami. Seketika rumah itu pun terbakar. Para penduduk pun segera bahu - membahu memadamkan api dengan alat seadanya sebelum api menyambar rumah penduduk yang lainnya.

Jederrrr....

Jederrr...

Ggluuuduuukkk...

Jederr....

Petir terus saja datang menyambar- nyambar, tidak memperdulikan para penduduk yang hidup di bawah atap langit, yang ketakutan dan pada kalang kabut karena mengira bencana alam sedang datang menerjang.

Di sebuah hutan yang letaknya tak jauh dari tebing sebuah gunung tinggi.

Seorang laki-laki bercadar nampak sedang berada di balik pohon mengawasi goa yang ada 2 kilometer dari tempatnya berdiri. Mulut goa itu terlihat dari tempat laki-laki itu berdiri karena mulut goa itu berada di ketinggian dan tidak tertutup oleh pepohonan tinggi . Laki-laki bercadar itu terlihat sedang mengawasi aktifitas yang terjadi di depan mulut gua.

Laki-laki bercadar itu sempat menyaksikan pembantaian kejam di bawah bulan purnama . Laki-laki itu menyaksikan juga, ritual terlarang yang telah memanggil keributan alam tersebut. Saat sedang mengawasi kejadian selanjutnya, laki-laki itu melihat sebuah asap hitam pekat seperti kabut dengan cepat turun ke bawah tebing kemudian datang padanya. Laki-laki itu merasakan aura kegelapan yang sangat pekat dan dia memutuskan untuk pergi dari tempatnya tersebut secepatnya. Laki-laki itu menggunakan kesaktiannya untuk pergi sebelum bayangan hitam itu menangkap dirinya.

⬤⬤⬤⬤⬤

Istri pak Marjan, Sri Lasmini melihat anaknya yang terlihat kosong tatapannya. Dua hari setelah ditinggal Ratih, laki-laki itu nampak seperti antara ingin hidup dan tidak. Sebenarnya perempuan itu merasa sedih dengan kisah kehidupan cinta anaknya tersebut. Dia mencintai perempuan yang mencintai orang lain dan dia tak mendapatkan apapun usai mengorbankan dirinya sendiri untuknya. Cinta membuat orang normal jadi tak berpikir normal.

"Le.. Tolong pindahkan ini juga ke kereta. Ini masih bisa digunakan", ucap perempuan itu menyuruh anaknya untuk membawa beberapa perkakas kecil yang madih bisa digunakan.

Laki- laki muda bernama Bagus itu pun menurut dan dia mengangkat barang itu kereta kuda setelah merapikannya menjadi satu.

"Tak perlu, mengasihinya buk . Dia seorang laki-laki. Dia harus tahan dari siksaan batin dan fisik agar nanti saat berumah tangga tidak kaget. Hidup tak seindah bayangan. Ayo cepat bu , mana barang - barangmu yang mau dibawa pindah ", ucap pan Marjan pada istrinya.

𝗝𝗢𝗗𝗢𝗛 𝗦𝗜𝗟𝗨𝗠𝗔𝗡 𝗨𝗟𝗔𝗥 ( ՏᎬᎠᎪΝᏀ ᎠᏆᎡᎬᏙᏆՏᏆ ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang