「16: ᴄʜᴇᴄᴋ ᴜᴘ」

156 7 27
                                    

"mochi? maksudnya apa ri? panggilan sayang?"

holaaa guyss, i'm back! happy reading fellas~
________________

hari-hari pharita kembali flat, ia rasanya tak semangat untuk mengerjakan apapun. daritadi juga hanya melamun, dan menjawab jika sesekali ditanya. pasalnya, rami dan yeonjun sepertinya sudah mulai chattingan.

pharita menahan rasa cemburu itu, dia selalu menganggap dirinya sedang melakukan pekerjaan mulia demi sahabatnya.

pekerjaan mulia? atau selfish?

"ri pulang ngampus anter aku check up yuk, biasanya aku sendiri atau sama bundaku. tapi sekarang aku pengen ditemenin kamu."

lamunan pharita terbuyarkan, gadis manis itu menatap kearah rami.

"kamu gaada acara kan ri?"

pharita mengangguk lalu sedetik kemudian tersenyum manis, "gaada, ayo ntar gue anter. semangat rami! semangat buat sembuh!"

"ri aku tuh bahagia banget tau semenjak ketemu kamu, terus semenjak jatuh cinta sama sensei yeonjun. aku juga udah engga se- menyedihkan dulu."

pharita menunduk,

"ram, lu gatau kak yeonjun juga jadi alasan gue bahagia." - pharita.

"oiya, lu sama kak yeonjun udah sejauh mana ram?"

sejujurnya pharita belum tau juga sejauh mana kedekatan mereka. karena yeonjun juga tidak ada mengabari dia.

"aku sering chattin dia, nanyain kesibukan dia, sehari hari dia kayak gimana. gitu sih ri."

"terus dia jawab apa?" sungguh pharita was-was takut yeonjun, ah sudahlah membayangkannya saja tidak bisa.

"dia dingin banget huhu, dia jawab juga se adanya." rami menunduk sedih.

ah syukurlah, pharita menepuk pelan bahu rami.

"kak yeonjun emang gitu ram, semangat terus ya."

rami mengangguk tersenyum, "iya ri. semangat dong, aku juga pengen jadi cegil sensei yeonjun nih. pengen merjuangin dia di sisa-sisa hidup aku."

pharita tidak menjawab, perasaannya? gatau deh gabisa di deskripsiin.

-about love-

sekarang rami sama pharita udah ada dirumah sakit, mereka sedang menunggu giliran. ketika nama rami dipanggil, barulah kedua gadis cantik itu masuk.

disana sudah ada dokter yang eum tampan? ya pharita bilang itu dokter tampan, hidungnya mancung aliasnya tebal. dokter itu sudah tersenyum, tapi kearah rami doang.

pharita hanya memandangi procedure pemeriksaan ditempat duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pharita hanya memandangi procedure pemeriksaan ditempat duduk. setelah selesai. dokter itu menyuruh mereka untuk mendatangi kantor pribadinya dilantai atas, katanya ada yang harus diobrolin. kenapa ga disini saja ya? ntahlah.

ᴀʙᴏᴜᴛ ʟᴏᴠᴇ •⊰⊹ ᴘʜᴀʀɪᴛᴀ ʏᴇᴏɴᴊᴜɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang