CHAPTER 31

23 6 0
                                    

HAPPY READING....
⍣ ೋ

________________________________________
___________________

Sabita dan Clarissa sedang berkeliling menaiki motor scoopy milik Clarissa.

hari ini Clarissa ingin makan ketoprak namun penjual ketoprak biasanya yang lewat di depan rumah tidak jualan alhasil ia mengajak sabita untuk mengantarkan nya ke penjual ketoprak yang berada di samping sekolah Rio.

"lo itu ya, kenapa gak makan yang lain aja sihh, males bener sebenarnya gw keluar" oceh sabita

"hehe ya lagi pengen itu lohh kak" balas Clarissa sambil terkekeh.

"terus kenapa lo gak titip sama si rio?" tanya sabita.

"niat nya sih tadi gitu, tapi ponsel Rio gak aktif, kayak nya juga udah pulang" jawab Clarissa.

mata sabita sedikit menyipit saat melihat sepeda gunung yang tergeletak di pinggir jalan, sepeda yang sama dengan milik Rio.

"itu kayak sepeda nya si Rio ya" gumam nya.

Clarissa sedikit maju karna mendengar gumaman sabita. "sepeda nya Rio? ngapain di situ?" tanya Clarissa.

"ya mana gw tau bangsat."

sabita memberhentikan motor nya di pinggir jalan tepat di samping sepeda Rio.

"itu juga kenapa sih kak?" tanya Clarissa sambil menunjuk se-kerumunan orang di seberang.

"OMAAA" jeritan itu membuat kedua nya saling bertatapan.

suara itu tidak asing bagi mereka berdua.

"rio?" seru mereka berdua bersamaan.

sabita langsung turun dari motor dan berlari menuju ke orang orang yang berkerumun.

"Rio?" panggil sabita.

merasa nama nya terpanggil Rio mendongak ke arah sabita dan Clarissa.

"kak" lirih nya.

mereka berdua kompak menutup mulut mereka terkejut. mata mereka berdua membulat sempurna saat melihat tubuh kartika yang di dekap Rio dan baju Rio yang awal nya putih bersih menjadi merah darah.

Clarissa berjongkok tangannya bergetar hebat saat ingin meraih tubuh kartika. "o-omaa" panggil Clarissa, suara nya ikut bergetar.

sabita ikut berjongkok, tubuh nya ikut bergetar menahan sesak di dada nya.

"o-oma kenapa?, OMA KENAPA?" Rio terdiam saat Clarissa bertanya dan mengguncang bahu nya.

"OMA KENAPA RIO? JAWAB GW" teriak Clarissa mengulangi pertanyaannya. ia tak kuasa menahan air mata nya.

sabita memegang bahu Rio, tetesan air keluar dari mata nya. "o-oma kenapa?" tanya sabita pelan.

bukanya menjawab Rio malah kembali terisak dan memeluk sabita erat.

sabita menggigit bibir bagian bawah nya sebelum ia melepaskan pelukan Rio dan kembali bertanya. "jawab gw, oma kenapa? oma gapapa kan? Rio jawab gw bangsat" umpat nya ia mengguncang kuat bahu Rio

Rio menunduk sambil bergeleng. "oma, oma udah gak ada kak" lirih nya pelan.

mereka berdua berdiam sebelum menggeleng pelan bersama. "gak usah bercanda deh, gak lucu tau gak" sarkas Clarissa.

"yo sumpah kalo lo bercanda ini GAK LUCU" bentak Clarissa.

"RIO GAK BOHONG!! RIO JUGA GAK LAGI BERCANDA. OMA UDAH MENINGGAL KAK" bentak Rio balik, ia kembali terisak sambil menunduk.

SENS DE LA MAISONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang