PENGANTAR + CATATAN BASKARA

356 39 91
                                    

SELAMAT DATANG, DI DUNIA SASTRA.

𝑆𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑛𝑖 𝑀𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑀𝑎𝑡𝑖 𝐵𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖-𝑘𝑎𝑙𝑖.

*****

HALO REN 🙌

Oke, di sini aku sebagai penulis mengajak pembaca untuk membaca kisah ini, apalagi bagi mereka yang merasa hidupnya masih panjang.

Kata terimakasih sebesar-besarnya untuk mereka yang bertahan lebih lama di dunia ini, meski badai hujan menerpa kehidupannya—hanya karena mereka punya tujuan untuk melangkah lebih baik.

Sorry to say, untuk mereka yang masih menyia-nyiakan waktu dan kesempatan dalam hidup, SADAR.

Kalau ditanya tujuan aku sebagai penulis itu apa dalam hidup?

Amat sangat sederhana sebenernya.

Aku cuman pengen bikin pembaca bahagia, bahagia dengan karyaku. Sebahagia mungkin, selama mungkin.

Sebagai penulis, kalian akan dibawa menuju arti kata proses. Karena di sini, kalian enggak akan langsung baca sat set, selesai. Tidak. Aku perlahan akan mengajak kalian sebagai pembaca untuk merasakan kehidupan, dari anak kecil—remaja, dan dewasa. Dari proses datar sampai gamon yang berkepanjangan :')

Mungkin kalian bagi yang penikmat tulisan santai tidak akan cocok dengan cerita ini, karena aku bakalan serius mengajak pembacaku untuk mengerti apa itu melangkah melawan hujan. Maksudnya apa bang up? Iya, membaca dengan sabar walaupun banyak godaan untuk mengklik langsung ke pertengahan, atau bahkan ke ending?

Ah, apakah ini akan menjadi novel yang serius dan kaku? Tidak juga, aku berharap kalian mengikuti dari awal sampai akhir.

PROSES ITU NYATA :)
SEPERTI PENULIS PEMULA BERTRANSISI PENULIS HEBAT
SEPERTI PEMBACA GHOST RIDDER JADI PEMBACA SEHAT, EH? SILENT READER MAKSUDNYA. MAAF, MAAF.

Tanpa berlama-lama lagi, tak terasa proses kalian baca dari awal paragraf sudah sampai akhir. Baiklah, persiapkan semuanya.

LAUT KARAM - SEBUAH NOVEL OLEH UPRAIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LAUT KARAM
- SEBUAH NOVEL OLEH UPRAIN

***

Sebuah catatan dari Baskara.

Hanya sebuah Kapal Yang Berlayar di Laut Mati ; Dengar mereka, dan mereka hanya ingin merasakan hidup.

Matilah engkau pedih, tenggelam engkau kegelapan abadi.

Semoga jiwa kau dipancung dari rahim kegelapan, membawa pecahan tulang remuk yang ditambal dengan ampas dendam. Terlahir dalam kubangan darah hitam, merangkak di atas duri-duri waktu yang memuntahkan luka-luka bernanah, dengan setiap helaan napas menyembur racun yang membelah roh menjadi serpihan api yang diludahi gelap.

Untuk mereka yang sedang bertahan hidup di dunia ini.

Di sudut hati yang paling kelam, tersembunyi bisikan-bisikan lirih seperti, "Aku ingin bunuh diri saja. Aku pengen mengakhiri hidup. Hidup itu buat apa? Untuk apa aku dilahirkan di dunia ini."

Tubuh mereka seperti patah satu per satu, setiap sendi terasa hancur, terurai perlahan dalam rasa sakit tak ada habisnya. Setiap helaan napas bagai racun yang masuk ke dalam dada, menyebar dan membuat hidup terasa seperti luka yang tidak pernah sembuh. Jiwa-jiwa mereka seakan diusir paksa dari raga, dilempar ke dalam kegelapan yang mencekam.

Harapan yang dulu mereka genggam erat kini terasa rapuh, seperti lilin redup, dan perlahan padam dalam jurang api. Takdir, seolah tertawa dingin di kejauhan, menghancurkan semua impian, meninggalkan kehancuran yang menyisakan luka semakin dalam.

Mereka merasa terkunci dalam jiwa kematian.

Mereka merasa dirinya tidak ada gunanya.

Hati mereka berdenyut lemah, meraba dalam kekosongan, mencari makna yang perlahan memudar. Setiap detik terasa seperti beban berat, setiap napas seperti goresan luka yang memeluk rohnya dengan erat.

Di balik awan kelabu, ada cahaya lembut yang terus mencoba menembus, menawarkan pelukan hangat dan janji akan hari esok yang lebih baik. Hanya saja, mata yang terpejam oleh kesedihan seringkali tak mampu menangkap sinar itu, tenggelam dalam derita yang tak terucapkan.

Mereka yang merasa ditinggalkan, sesungguhnya hanya kehilangan pandangan sejenak dari cahaya kasih yang masih setia menunggu. Dalam perjalanan yang terasa sepi ini, harapan sebenarnya masih ada, bersembunyi di balik bagaskara, menunggu waktu yang tepat untuk kembali menyinari hati yang rapuh.

Mari sadari sesuatu yang penting bahwa hidup adalah misteri yang tak pernah kita ketahui ujungnya.

- Tulis Alasan Kamu Masih Tetap Bertahan Sampai Saat Ini? 👉

- Terimakasih💙

Sebelum menuju prolog, jangan lupa mampir ke kutipan cerita ini, Rain💙


Sekarang, hal apa saja ingin kamu perbuat dalam hidup yang hanya sekali ini?

***

Terimakasih udah baca.

- 19 Mei 2024

LAUT KARAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang